Emas di Perut Bumi Habis 2050, Ahli Sebut Penemuan Logam Mulia di Kongo Mukjizat

Senin, 15 Maret 2021 - 12:02 WIB
loading...
Emas di Perut Bumi Habis 2050, Ahli Sebut Penemuan Logam Mulia di Kongo Mukjizat
Ilustrasi sebuah gunung yang menyimpan emas. FOTO/ IST
A A A
KIVU - Penemuan Gunung Emas di Kongo menurut beberapa ahli geologi harus dibuktikan, pasalnya beberapa ahli geologi memastikan logam mulia atau emas di dalam perut bumi akan berakhir pada tahun 2050.

Seperti dilansir dari news.bitcoin disayangkan bagi mereka yang percaya bahwa gunung emas itu benar adanya. Banyak penemuan emas ini tidak terhitung karena melebihi apa yang disebut 3.000 ton emas baru telah digali setiap tahun.

Para Analis pun mempertanyakan status safe-haven emas, karena bank sentral di seluruh dunia yang menimbun emas batangan. Data dari krisis ekonomi 2008 menunjukkan bahwa bank sentral membuat pasar bullion terlalu jenuh selama bencana subprime mortgage.



Butir-butiran emas yang tersimpan pada sebuah Gunung Kongo dipastikan bisa membuat penduduk tersebut kaya mendadak. Hal inilah yang membuat penduduk di sekitar Kivu Selatan menyerbu gunung tersebut.

Pihak berwenang di Republik Demokratik Kongo telah mengumumkan larangan aktivitas penambangan setelah demam emas di provinsi Kivu Selatan menarik ribuan penggali ke lokasi tersebut.

Dalam video terlihat di mana puluhan penduduk desa terlihat menggunakan sekop, alat lain, dan bahkan tangan kosong untuk menggali biji emas di gunung untuk mengambil emas .

Klip lain menunjukkan penduduk setempat mencuci kotoran dari logam kuning dan mengumpulkannya di wadah lain.

“Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar bagi beberapa penduduk desa di negara ini, ketika seluruh gunung yang dipenuhi dengan emas ditemukan! Mereka menggali tanah yang tersimpan emas dan membawanya ke rumah mereka untuk membersihkan kotoran & mengekstraksi emasnya, ” tutur Ahmad Algohbary, seorang jurnalis lepas, menulis di Twitter saat dia membagikan video.

Seperti dilansir dari HindustanTime, Tahun lalu, Kelompok Ahli PBB mengatakan bahwa provinsi Kivu Utara, Kivu Selatan dan Ituri memproduksi resmi lebih dari 60 kilogram emas artisanal pada 2019, namun mengekspor lebih dari 70 kg, menunjukkan produksi yang tidak dilaporkan secara besar-besaran pastinya tidak tercatat.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1716 seconds (0.1#10.140)