Musnahkan Dinosaurus, Asteroid Ternyata Juga Memunculkan Hutan Amazon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tabrakan asteroid ke Bumi jutaan tahun lalu yang membunuh dinosaurus ternyata awal untuk kehidupan baru di Bumi. Berdasarkan penelitian ilmuwan, serangan asteroid tersebut juga memunculkan hutan hujan di Amazon.
Kesimpulan ini diambil setelah peneliti menggunakan fosil serbuk sari dan daun dari Kolombia untuk menyelidiki bagaimana dampaknya mengubah hutan tropis Amerika Selatan. Diketahui kalau asteroid selebar 12 km menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu telah mengubah hutan Amazon secara drastis.
Tim telah menguraikan temuannya dalam jurnal bergengsi Science. Rekan penulis Dr Monica Carvalho, dari Smithsonian Tropical Research Institution di Panama, mengatakan, timnya telah memeriksa lebih dari 50.000 catatan serbuk sari fosil dan lebih dari 6.000 fosil daun sebelum dan sesudah tumbukan.
Mereka menemukan bahwa tanaman bantalan kerucut yang disebut tumbuhan runjung dan pakis sudah umum sebelum asteroid besar menghantam tempat yang sekarang disebut Semenanjung Yucatan di Meksiko. "Sementara hutan pulih selama enam juta tahun berikutnya, angiospermae, atau tumbuhan berbunga, mendominasi mereka," katanya diuktip BBC News.
Struktur hutan tropis juga berubah akibat transisi ini. Selama Zaman Kapur Akhir, ketika dinosaurus masih hidup, pepohonan yang membentuk hutan memiliki jarak yang sangat luas. Bagian atas tidak tumpang tindih, meninggalkan area terbuka yang diterangi matahari di lantai hutan.
Namun pasca-dampak, hutan mengembangkan kanopi tebal yang memungkinkan lebih sedikit cahaya mencapai tanah. Jadi, dampak dari tumbukan tersebut mengubah hutan tropis yang jarang dan kaya tumbuhan runjung dari zaman dinosaurus menjadi hutan hujan masa kini, dengan pepohonan menjulang tinggi yang dihiasi bunga dan anggrek berwarna-warni?
Berdasarkan analisis serbuk sari dan daunnya, peneliti menyimpulkan tiga penjelasan berbeda. Pertama, dinosaurus bisa menjaga hutan agar tidak tumbuh terlalu lebat dengan memakan dan menginjak-injak tanaman yang tumbuh di bagian bawah hutan.
Penjelasan kedua adalah bahwa abu yang jatuh dari dampak tabrakan asteroid memperkaya tanah di seluruh daerah tropis dan memberikan keuntungan bagi tanaman berbunga yang tumbuh lebih cepat. Ketiga adalah bahwa kepunahan dinosaurus menciptakan peluang bagi tanaman berbunga untuk mengambil alih.
"Studi yang didapat dari penelitian ini, bahwa ekosistem tropis tidak hanya bangkit kembali tapi juga diganti dan prosesnya memakan waktu sangat lama," kata Dr. Carvalho.
Kesimpulan ini diambil setelah peneliti menggunakan fosil serbuk sari dan daun dari Kolombia untuk menyelidiki bagaimana dampaknya mengubah hutan tropis Amerika Selatan. Diketahui kalau asteroid selebar 12 km menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu telah mengubah hutan Amazon secara drastis.
Tim telah menguraikan temuannya dalam jurnal bergengsi Science. Rekan penulis Dr Monica Carvalho, dari Smithsonian Tropical Research Institution di Panama, mengatakan, timnya telah memeriksa lebih dari 50.000 catatan serbuk sari fosil dan lebih dari 6.000 fosil daun sebelum dan sesudah tumbukan.
Mereka menemukan bahwa tanaman bantalan kerucut yang disebut tumbuhan runjung dan pakis sudah umum sebelum asteroid besar menghantam tempat yang sekarang disebut Semenanjung Yucatan di Meksiko. "Sementara hutan pulih selama enam juta tahun berikutnya, angiospermae, atau tumbuhan berbunga, mendominasi mereka," katanya diuktip BBC News.
Struktur hutan tropis juga berubah akibat transisi ini. Selama Zaman Kapur Akhir, ketika dinosaurus masih hidup, pepohonan yang membentuk hutan memiliki jarak yang sangat luas. Bagian atas tidak tumpang tindih, meninggalkan area terbuka yang diterangi matahari di lantai hutan.
Namun pasca-dampak, hutan mengembangkan kanopi tebal yang memungkinkan lebih sedikit cahaya mencapai tanah. Jadi, dampak dari tumbukan tersebut mengubah hutan tropis yang jarang dan kaya tumbuhan runjung dari zaman dinosaurus menjadi hutan hujan masa kini, dengan pepohonan menjulang tinggi yang dihiasi bunga dan anggrek berwarna-warni?
Berdasarkan analisis serbuk sari dan daunnya, peneliti menyimpulkan tiga penjelasan berbeda. Pertama, dinosaurus bisa menjaga hutan agar tidak tumbuh terlalu lebat dengan memakan dan menginjak-injak tanaman yang tumbuh di bagian bawah hutan.
Penjelasan kedua adalah bahwa abu yang jatuh dari dampak tabrakan asteroid memperkaya tanah di seluruh daerah tropis dan memberikan keuntungan bagi tanaman berbunga yang tumbuh lebih cepat. Ketiga adalah bahwa kepunahan dinosaurus menciptakan peluang bagi tanaman berbunga untuk mengambil alih.
"Studi yang didapat dari penelitian ini, bahwa ekosistem tropis tidak hanya bangkit kembali tapi juga diganti dan prosesnya memakan waktu sangat lama," kata Dr. Carvalho.
(ysw)