Tragedi Sate Sianida di Bantul, Bagaimana Racun Itu Begitu Mematikan?

Selasa, 04 Mei 2021 - 08:05 WIB
loading...
Tragedi Sate Sianida...
Na (25) digiring polisi setelah memberikan sate beracun yang menewaskan anakpengemudi ojek daring. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Peristiwa sakit hati yang berujung maut membuat seorang anak tak berdosa harus meregang nyawa. Naba Rais Prasetyo bocah berusia 9 tahun meninggal setelah menyantap sate yang diberi sianida oleh Na (22) di Bantul, DIY.

Hasil penyelidikan polisi, Na (22) membubuhkan racun kalium Sianida (KCN) ke bumbu sate dengan target mantan pacarnya berinisal T. Namun karena tidak mau diterima oleh keluarga T, sate beracun itu disantap oleh keluarga driver ojek online untuk menu berbuka puasa.



Ini bukan kasus pertama bagaimana orang kehilangan nyawa akibat racun sianida. Ingat kasus Jessica Kumala Wongso yang membubuhi racun sianida ke kopi vietnam rekannya sendiri Wayan Mirna Salihan hingga meregang nyawa. Jessica sendiri sudah divonis 20 tahun dalam kasus tersebut.

Lalu bagimana sianida bisa meracui tubuh dan dampaknya? Sianida termasuk salah satu racun yang sangat mematikan. Jika orang terkena racun ini, biasanya memiliki gejala denyut jantung yang melambat, hilang kesadaran, kejang, kerusakan pada paru-paru, tekanan darah rendah, dan mengalami gagal napas hingga menyebabkan kematian.

Dikutip dari Alodok, kematian akibat dari racun sianida bisa disebabkan dari dosis fatal yang memasuki tubuh manusia. Dosis fatal sianida adalah 1,5mg/kg tubuh manusia. Bayangkan jika seseorang mengonsumsi lebih dari dosis yang mematikan tersebut.



Saat sianida masuk ke dalam tubuh, sianida akan mencegah sel-sel di dalam tubuh untuk menggunakan oksigen. Organ yang akan paling mengalami kerusakan adalah otak dan jantung. Karena kedua organ ini adalah organ yang paling banyak menggunakan oksigen.

Pada kasus keracunan sianida , biasaya korban akan diberi penangkal seperti hydroxocobalamin atau cyanokit yang terdiri dari 3 jenis obat, yaitu amil nitrit, natrium nitrit, dan natrium tiosulfat.

Pemberian amil nitrit dilakukan dengan cara dihirup selama maksimal 30 detik. Sedangkan natrium nitrit diberikan secara intravena selama 5 menit dan natrium tiosulfat intravena diberikan selama 30 menit.



Obat penawar ini akan menetralkan racun sianida menjadi vitamin B12 yang tidak beracun. Obat ini menetralkan sianida pada tingkat yang cukup lambat untuk memungkinkan enzim rhodanese mendetoksifikasi sianida pada organ hati.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2265 seconds (0.1#10.140)