Gawat, Dunia Beresiko Mencapai Perubahan Iklim yang Lebih Cepat

Kamis, 27 Mei 2021 - 19:11 WIB
loading...
Gawat, Dunia Beresiko Mencapai Perubahan Iklim yang Lebih Cepat
Laporan analisis yang diterbitkan oleh World Meteorological Organization (WMO), setidaknya pada tahun 2025 suhu bumi sudah meningkat 1,5 derajat celcius. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Target negara-negara maju untuk mengurangi emisi hingga lebih dari 50% sampai tahun 2030 nampaknya belum berpengaruh terhadap perubahan iklim yang begitu cepat dan mengkhawatirkan. Karena berdasarkan laporan analisis yang diterbitkan oleh World Meteorological Organization (WMO), setidaknya pada tahun 2025 suhu bumi sudah meningkat 1,5 derajat celcius.

Analisis tersebut didasarkan pada pemodelan oleh UK Met Office dan peneliti iklim di 10 negara termasuk AS dan China. Dalam dekade terakhir, diperkirakan peluang satu tahun mencapai ambang batas peningkatan suhu 1,5 derajat celcius hanya 20%.



Leon Hermanson, ilmuwan senior Kantor Met, mengatakan membandingkan suhu yang diproyeksikan dari tahun 1850 hingga 1900 menunjukkan peningkatan suhu yang jelas.

"Artinya kita mendekati 1,5C - kita belum sampai tapi kita sudah dekat. Waktu hampir habis untuk melakukan tindakan yang kita butuhkan sekarang," katanya kepada BBC News, Kamis (27/5/2021).

Namun pendapat dari Kantor Met dibantah oleh Dr Joeri Rogelj, direktur penelitian di Grantham Institute, Imperial College London.

Dia mengatakan, peningkatan cepat suhu Bumi 1.5 derajat celcius di Kantor Met tidak boleh disamakan dengan batas 1.5 derajat celcius dalam Perjanjian Paris.

"Perjanjian Paris mengacu pada pemanasan global - yaitu, peningkatan suhu planet kita setelah kita memperlancar variasi tahun ke tahun," jelasnya.



Sebuah laporan penting oleh panel iklim PBB pada tahun 2018 menyoroti bagaimana dampak perubahan iklim menjadi jauh lebih parah ketika peningkatannya lebih besar dari 1,5 derajat celcius. Bahkan saat ini suhu dunia sedang dalam perjalanan pemanasan hingga 3 derajat celcius.

Sekretaris Jenderal WMO, Prof Petteri Taalas, mengatakan hasil penelitian baru itu adalah peringatan dunia agar seluruh negara perlu mempercepat komitmen untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2562 seconds (0.1#10.140)