Hasil Riset Eaton Sebut Indonesia Pimpin Penggunaan EBT di Asia Pasifik

Selasa, 01 Juni 2021 - 11:20 WIB
loading...
Hasil Riset Eaton Sebut Indonesia Pimpin Penggunaan EBT di Asia Pasifik
Ilustrasi penggunaan energi angin di Indonesia. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Hasil riset perusahaan pengelola daya global Eaton menunjukkan bahwa lebih dari empat dari lima perusahaan (83%) di Indonesia memandang peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai prioritas bisnis utama, yang menjadikannnya hal kedua tertinggi dalam agenda mereka.

Berbeda dari Indonesia, 53% bisnis di pasar Asia Pasifik (APAC) yang disurvei mengatakan implementasi EBT adalah prioritas mendesak.



Berjudul “Masa Depan Pengelolaan Daya di Kawasan Asia-Pasifk”, laporan tersebut meneliti tantangan dan peluang dalam pengelolaan daya yang dihadapi oleh dunia bisnis saat mereka menjalani transisi energi di enam pasar APAC yang tumbuh pesat: Indonesia, Australia, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan.

Transisi energi, biaya, konsumsi disebut sebagai prioritas utama bagi bisnis. Selain meningkatkan penggunaan EBT, biaya dan pengoptimalan energi (87%) dan mengurangi penggunaan energi (70%) dipilih sebagai prioritas langsung utama bagi bisnis di Indonesia . Bisnis menyebutkan penghematan biaya (77%), tujuan keberlanjutan (63%) dan rencana bisnis berkelanjutan (63%) adalah alasan mengapa mereka mengutamakan prioritas tersebut.

“Perusahaan di Indonesia memberikan tanggapan positif terhadap pentingnya keberlanjutan yang berkembang. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, bisnis harus mempertimbangkan prioritas mereka dengan cermat, bekerja sama lebih dekat lagi dengan mitra strategis, serta mengidentifikasi dan mengimplementasikan teknologi yang dapat mendukung tujuan bisnis dan energi mereka dengan baik,” ujar Isabel Chong, Country Manager untuk Singapura, Indonesia dan Malaysia, Eaton dalam keterangan persnya

Dengan permintaan listrik yang diprediksikan akan naik dua kali lipat di dekade mendatang, ketertarikan Indonesia dalam EBT dan efisiensi energi dipengaruhi oleh komitmen pemerintah terhadap pertumbuhan energi rendah karbon. Indonesia telah menetapkan target EBT sebesar 23% dalam bauran energi di tahun 2025, dan telah membuat rencana untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang sudah lama dengan pembangkit listrik tenaga surya.

Mengadopsi sumber energi bersih serta teknologi efisiensi energi untuk mengoptimalkan dan mengurangi penggunaan energi dapat membantu perusahaan mengurangi emisi karbon mereka untuk mencapai target EBT dan emisi gas rumah kaca di Indonesia.

Dengan inisiatif baru yang akan dirilis untuk mendukung transisi energi bersih Indonesia, seperti menghentikan penjualan kendaraan bermesin diesel pada 2040 dan membuat peraturan untuk mempermudah penetapan harga listrik dari sumber EBT, kolaborasi antara sektor publik dan swasta penting untuk mencapai tujuan pengembangan keberlanjutan di Indonesia.

“Indonesia memiliki potensi untuk mewujudkan upaya mereka menjadi go green seperti yang ditunjukkan oleh beragam inisiatif dan data dari studi kami. Sebagai mitra dari banyak bisnis di Indonesia dan di wilayah APAC, Eaton berkomitmen untuk membantu perusahaan meningkatkan pengelolaan daya mereka dan merencanakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan kuat energi.” tandas Isabel Chong.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)