Kotoran Hewan Petunjuk Baru Israel Korek Sisa-Sisa Kerajaan Sulaiman

Kamis, 10 Juni 2021 - 10:13 WIB
loading...
Kotoran Hewan Petunjuk Baru Israel Korek Sisa-Sisa Kerajaan Sulaiman
Bangunan yang diyakini sebagai kerajaan Sulaiman. FOTO/ IST
A A A
TEL AVIV - Keberadaan King Solomon Temple atau Kuil Suci Sulaiman hingga kini ditelusuri Israel, bahkan yang terbaru Israel menjadikan kotoran hewan sebagai petunjuk mengungkap peninggalan kerajaan Sulaiman

Penemuan kotoran hewan di Lembah Timna, salah satu situs purbakala di Israel, diyakini sebagai petunjuk baru akan keberadaan tambang tembaga Raja Sulaiman atau King Solomon

Para arkeolog dari Universitas Tel Aviv, Israel menemukan kotoran hewan berusia sekitar 3000 tahun di sebuah pertambangan purba yang dikenal dengan nama "Lembah para Budak". Area itu dipenuhi oleh titik-titik pertambangan tembaga dan kamp peleburan.

Erez Be-Yosef, peneliti utama dalam riset itu, mulai menggali situs Kerajaan Sulaiman pada 2013. Tahun lalu ia dan timnnya menemukan sisa-sisa tembok, sebuah gerbang, dan termasuk kotoran-kotoran hewan yang tampaknya masih utuh.

"Kami mengira mungkin beberapa suku nomaden pernah berdiam di sini bersama kambing-kambing mereka, Hasilnya mengonfirmasi bahwa itu adalah kotoran keledai dan binatang ternak lain dari abad 10 sebelum Masehi. Kami nyaris tak percaya" kata Ben-Yosef.

Selain usia kotoran dan kondisinya yang mengejutkan, implikasi hasil pengukuran radiokarbon juga mencengangkan.

"Sebelum kami memulai penelitian pada 2013, situs itu dikira sebagai salah satu situs dari Zaman Perunggu yang berhubungan dengan Kerajaan Baru Mesir dari abad 13 dan awal abad 12 sebelum Masehi," kata Ben-Yosef.

Tetapi hasil perhitungan usia kotoran, sisa-sisa kain, dan material organik lainnya menunjukkan bahwa kamp pertambangan berasal abad 10 sebelum Masehi, masa ketika Raja Daud dan Sulaiman memerintah di Israel.

Menurut kisah dalam kitab-kitab suci Yahudi dan Alkitab Kristen, Raja Sulaiman dikenal akan kebijaksanaan dan kekayaannya. Ia membangun istana dan Bait Allah orang Yahudi, yang dalam kitab suci diceritakan dihiasi oleh emas dan perunggu.

Bangunan-bangunan besar seperti itu, jelas para peneliti, membutuhkan logam dalam jumlah besar, yang hanya bisa diproduksi oleh pertambangan dalam skala industrial. Tetapi kitab-kitab suci tak bercerita soal lokasi pertambangan-pertambangan tersebut.



Situs purbakala itu sendiri pertama kali ditemukan oleh arkeolog Amerika Serikat, Nelson Glueck pada 1930an. Ia menemukan situs tersebut saat sedang mengeksplorasi Lembah Arabah, yang terkenal kaya akan tembaga. Lembah ini membentang dari Laut Mati ke selatan, hingga Laut Merah.

Glueck yang pertama kali menulis di The National Geographic bahwa pertambangan itu beroperasi pada masa Raja Sulaiman.

Tetapi sejumlah arkeolog yang mengikuti jejak Glueck belakangan mengatakan bahwa Daud dan Sulaiman bukanlah raja-raja besar seperti yang diceritakan dalam Alkitab. Mereka hanya kepala suku yang tak memiliki kemampuan untuk mengorganisasi pengoperasian tambang berskala besar atau menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan yang lebih jauh.

Para kritikus juga meragukan catatan kronologis Alkitab, yang menulis bahwa Daud dan Salomo berkuasa di sekitar abad 10 sebelum Masehi. Akibatnya, Glueck menjadi bahan lelucon dalam dunia pengetahuan.

Tetapi temuan baru ini bisa membalikkan keadaan dan memperkuat keyakinan Glueck pada catatan sejarah dalam Alkitab.

Temuan Ben-Yosef dkk ini diterbitkan dalam The Journal of Archaeological Science: Reports.

Pada zaman raja Daud, orang Yebus menguasai wilayah Yerusalem. Kota ini hanya menempati bagian selatan pegunungan tengah. Ketika Daud merebut kota itu.

Kota Yerusalemterletak di sebuah wilayah yang terdiri dari tiga lembah utama, Hinom, lembah tengah atau Tyropeon, dan lembah Kidron. Barisan pegunungan antara Lembah Tengah dan Kidron bernama Gunung Moriah. Puncak gunung adalah batu datar besar yang menonjol, yang sekarang terletak di bawah Kubah Batu (Kubatus Sakhroh/Dome of The Rock).

Pada zaman raja Daud, orang Yebus menguasai wilayah Yerusalem. Kota ini hanya menempati bagian selatan pegunungan tengah. Ketika Daud merebut kota itu sekitar 1000 SM, ia menjadikan Yerusalem ibukotanya. Daud kemudian memindahkan tabut perjanjian ke Yerusalem dan memulai persiapan untuk membangun struktur permanen untuk mengganti Tabernakel Musa yang portabel yang sudah memakainya selama lebih dari 400 tahun.

Dengan kota kuno yang cukup Yerusalem kecil, David/Daud membeli tempat pengikiran dari Araunah orang Yebus sehingga ia bisa memperluas ukuran kot. Menjadi lebih tinggi dari kota Daud, puncak bukit akan menjadi tempat yang indah untuk membangun kuil Tuhan.

Di bawah pemerintahan putra Daud, pembangunan kuil Raja Solomon dimulai. Setelah tujuh tahun konstruksi, sekitar tahun 960 SM, Solomonselesai membangun bait suci. Kemungkinan besar bangunan itu ada dalam bagian atas batu yang sama dari gunung Moriah yang menonjol. Solomon juga membangun sendiri sebuah istana baru sebelah selatan kuil dan memperluas tembok dan kota menuju puncak Gunung Moriah.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2369 seconds (0.1#10.140)