Ahli Prediksi Varian Delta Akan Menjadi Gelombang Penularan Terbesar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian Delta mutasi baru dari COVID-19 saat ini menyerang secara global termasuk di Indonesia. Para Imuwan memprediksi akan menjadi gelombang penularan terbanyak.
Raywat Deonandan, seorang ahli epidemiologi di University of Ottawa, khawatir jika epidemi gelombang keempat terjadi, tidak hanya akan terjadi di ibu kota, tetapi juga akan mempengaruhi Ontario dan bahkan seluruh negara Kanada.”
Deonandan menganalisis data terbaru dari Los Angeles County di Amerika Serikat dan menemukan bahwa penyebaran varian Delta yang meluas di area lokal adalah, “Apa yang telah kita lihat adalah… 98% kasus adalah orang yang tidak divaksinasi, dan 98% hingga 99 % kematian adalah mereka yang belum divaksinasi.”
Deonandan mengatakan kepada media setempat, CBC: “Jadi ini sepenuhnya di antara orang yang tidak divaksinasi adalah orang yang rentan (penularan).
Namun, Deonandan meramalkan: Jika kemudian meluas di Kanada maka diperkirakan akan menjadi gelombang kecil epidemi dan mungkin tidak akan meruntuhkan sistem perawatan kesehatan di negara itu.
Deonandan percaya bahwa Kanada dapat menghindari gelombang keempat epidemi, tetapi hasilnya tergantung pada apakah pemerintah dapat membuat keputusan yang bijaksana.
Dia menyarankan agar pemerintah federal dan provinsi terus mempromosikan vaksin, memperpendek interval antara dua dosis vaksinasi, memprioritaskan hotspot varian Delta, dan menahan godaan untuk terlalu cepat membuka kembali pembatasan.
Dari keempat varian yang harus diwaspadai, yang ditetapkan WHO yakni Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), dan Delta (B.1.617.2)), semuanya telah ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Indonesia yang saat ini mengalami kenaikan kasus.
Pada Kamis, 24 Juni jumlah terkonfirmasi COVID-19 baru dalam sehari di Indonesia mencapai 20.574 kasus dengan kematian 355 kasus. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi sejak epidemi merebak.
Laporan sebelumnya, Rabu 23 Juni 2021 dengan terkonfirmasi 15.308 kasus COVID-19 secara kumulatif dan 303 kematian. Pada Jumat 25 Juni 2021 dengan 18.872 kasus baru dengan 422 kasus kematian, sedangkan Sabtu 26 Juni penambahan 21,095 kasus dan kematian 358 kasus, lalu pada Minggu 27 Juni dengan penambahan kasus baru 21,342 kasus dengan 409 kematian. Kemudian pada Senin 28 Juni dengan penambahan 20.694 kasus positif dan 423 meninggal dunia.
Lonjakan kasus didominasi di pulau Jawa yakni Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Secara total per 28 Juni kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia berjumlah 2.135.998 kasus, kesembuhan 1.859.961 orang dan kematian 57,561 kasus.
Raywat Deonandan, seorang ahli epidemiologi di University of Ottawa, khawatir jika epidemi gelombang keempat terjadi, tidak hanya akan terjadi di ibu kota, tetapi juga akan mempengaruhi Ontario dan bahkan seluruh negara Kanada.”
Deonandan menganalisis data terbaru dari Los Angeles County di Amerika Serikat dan menemukan bahwa penyebaran varian Delta yang meluas di area lokal adalah, “Apa yang telah kita lihat adalah… 98% kasus adalah orang yang tidak divaksinasi, dan 98% hingga 99 % kematian adalah mereka yang belum divaksinasi.”
Deonandan mengatakan kepada media setempat, CBC: “Jadi ini sepenuhnya di antara orang yang tidak divaksinasi adalah orang yang rentan (penularan).
Namun, Deonandan meramalkan: Jika kemudian meluas di Kanada maka diperkirakan akan menjadi gelombang kecil epidemi dan mungkin tidak akan meruntuhkan sistem perawatan kesehatan di negara itu.
Deonandan percaya bahwa Kanada dapat menghindari gelombang keempat epidemi, tetapi hasilnya tergantung pada apakah pemerintah dapat membuat keputusan yang bijaksana.
Dia menyarankan agar pemerintah federal dan provinsi terus mempromosikan vaksin, memperpendek interval antara dua dosis vaksinasi, memprioritaskan hotspot varian Delta, dan menahan godaan untuk terlalu cepat membuka kembali pembatasan.
Dari keempat varian yang harus diwaspadai, yang ditetapkan WHO yakni Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), dan Delta (B.1.617.2)), semuanya telah ditemukan di Asia Tenggara, terutama di Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Indonesia yang saat ini mengalami kenaikan kasus.
Pada Kamis, 24 Juni jumlah terkonfirmasi COVID-19 baru dalam sehari di Indonesia mencapai 20.574 kasus dengan kematian 355 kasus. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi sejak epidemi merebak.
Laporan sebelumnya, Rabu 23 Juni 2021 dengan terkonfirmasi 15.308 kasus COVID-19 secara kumulatif dan 303 kematian. Pada Jumat 25 Juni 2021 dengan 18.872 kasus baru dengan 422 kasus kematian, sedangkan Sabtu 26 Juni penambahan 21,095 kasus dan kematian 358 kasus, lalu pada Minggu 27 Juni dengan penambahan kasus baru 21,342 kasus dengan 409 kematian. Kemudian pada Senin 28 Juni dengan penambahan 20.694 kasus positif dan 423 meninggal dunia.
Lonjakan kasus didominasi di pulau Jawa yakni Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Secara total per 28 Juni kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia berjumlah 2.135.998 kasus, kesembuhan 1.859.961 orang dan kematian 57,561 kasus.
(wbs)