Babak Baru Perseteruan Orang Superkaya, Jeff Bezos Tuntut Nasa karena Pilih Elon Musk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perseteruan antara orang superkaya, Jeff Bezos dan Elon Musk kini memasuki babak baru. Baru-baru ini Jeff Bezos melalui perusahaaan luar angkasa miliknya, Blue Origin menuntut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) karena lebih memilih SpaceX yang dimiliki oleh Elon Musk.
Diketahui beberapa waktu lalu NASA memutuskan untuk bekerja sama dengan SpaceX untuk memuluskan misi mereka kembali ke Bulan yang bernama Project Artemis. Sebelum memutuskan memilih SpaceX, NASA melakukan audisi dengan tiga perusahaan SpaceX, Blue Origin dan Dynetics. Hanya saja baru-baru ini NASA memutuskan seluruh misi akan dilakukan oleh SpaceX.
Keputusan inilah yang menurut Jeff Bezos tidak sesuai dengan kesepakatan. Dia beralasan NASA mengisyaratkan akan meminta dua perusahaan untuk terlibat dalam proyek prestisius itu bukan satu perusahaan saja yakni SpaceX.
Hal inilah yang membuat Jeff Bezos kecewa dan mengajukan gugatan ke pengadilan. Dalam gugatannya dia mengatakan Project Artemis memang seharusnya melibatkan dua perusahaan agar misi tersebut berjalan dengan baik.
Hanya saja NASA justru dengan sengaja melanggar hal itu dan menyerahkan sepenuhnya operasi Project Artemis pada SpaceX. "Kami sangat yakni hasil dari gugatan ini bisa mengembalikan keadilan dan mewujudkan kompetisi yang baik sekaligus memastikan berhasilnya pelaksanaan proyek itu," tulis Blue Origin dalam gugatannya seperti dikutip BBC.
Saat ini NASA belum merespons gugatan tersebut. Hanya saja dengan dukungan dari pihak pemerintahan gugatan Blue Origin sepertinya sulit untuk dipenuhi.
Disebutkan BBC, Kathy Lueders, juru bicara NASA mengakui memang awalnya NASA akan meminta dua perusahaan terlibat dalam proyek itu. Namun itu sebelum pemerintah Amerika Serikat menyetujui proposal yang mereka berikan. Nyatanya dana operasional yang diajukan sebesar USD3,3 miliar atau setara Rp47,2 triliun tidak dipenuhi. Alih-alih pemerintah Amerika Serikat hanya mengucurkan dana sebesar USD850 juta atau setara Rp12,1 triliun.
Alhasil dengan dana yang dipangkas lebih dari setengahnya itu, NASA mau tidak mau hanya memilih satu operator.
NASA juga beralasan terpilihnya SpaceX bukan tanpa sebab. Perusahaan luar angkasa milik Elon Musk itu sudah berhasil mengirim roket mereka ke luar angkasa dibanding Dynetics dan Blue Origin.
Diketahui beberapa waktu lalu NASA memutuskan untuk bekerja sama dengan SpaceX untuk memuluskan misi mereka kembali ke Bulan yang bernama Project Artemis. Sebelum memutuskan memilih SpaceX, NASA melakukan audisi dengan tiga perusahaan SpaceX, Blue Origin dan Dynetics. Hanya saja baru-baru ini NASA memutuskan seluruh misi akan dilakukan oleh SpaceX.
Keputusan inilah yang menurut Jeff Bezos tidak sesuai dengan kesepakatan. Dia beralasan NASA mengisyaratkan akan meminta dua perusahaan untuk terlibat dalam proyek prestisius itu bukan satu perusahaan saja yakni SpaceX.
Hal inilah yang membuat Jeff Bezos kecewa dan mengajukan gugatan ke pengadilan. Dalam gugatannya dia mengatakan Project Artemis memang seharusnya melibatkan dua perusahaan agar misi tersebut berjalan dengan baik.
Hanya saja NASA justru dengan sengaja melanggar hal itu dan menyerahkan sepenuhnya operasi Project Artemis pada SpaceX. "Kami sangat yakni hasil dari gugatan ini bisa mengembalikan keadilan dan mewujudkan kompetisi yang baik sekaligus memastikan berhasilnya pelaksanaan proyek itu," tulis Blue Origin dalam gugatannya seperti dikutip BBC.
Saat ini NASA belum merespons gugatan tersebut. Hanya saja dengan dukungan dari pihak pemerintahan gugatan Blue Origin sepertinya sulit untuk dipenuhi.
Disebutkan BBC, Kathy Lueders, juru bicara NASA mengakui memang awalnya NASA akan meminta dua perusahaan terlibat dalam proyek itu. Namun itu sebelum pemerintah Amerika Serikat menyetujui proposal yang mereka berikan. Nyatanya dana operasional yang diajukan sebesar USD3,3 miliar atau setara Rp47,2 triliun tidak dipenuhi. Alih-alih pemerintah Amerika Serikat hanya mengucurkan dana sebesar USD850 juta atau setara Rp12,1 triliun.
Alhasil dengan dana yang dipangkas lebih dari setengahnya itu, NASA mau tidak mau hanya memilih satu operator.
NASA juga beralasan terpilihnya SpaceX bukan tanpa sebab. Perusahaan luar angkasa milik Elon Musk itu sudah berhasil mengirim roket mereka ke luar angkasa dibanding Dynetics dan Blue Origin.
(wsb)