Belajar dari Varian Delta, India Produksi Vaksin Asam Deoksiribonukleat
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Sempat hancur-hancuran ketika Mutasi COVID-19 melaahirkan Varian Delta, Regulator obat India akhirnya menyetujui vaksin asam deoksiribonukleat (DNA) pertama di dunia, ZyCoV-D untuk memerangi infeksi Covid-19 di negara tersebut.
Seperti dilansir dari BBC, Vaksin ini dikembangkan untuk digunakan selama keadaan darurat yang memerlukan suntikan tiga dosis untuk mencegah penyakit simtomatik berdasarkan studi sementara oleh pembuat vaksin, Cadila Healthcare.
Perusahaan berencana untuk memproduksi sebanyak 120 juta dosis vaksin setiap tahun.
Vaksin DNA sebelumnya telah terbukti efektif pada hewan, namun tidak pada manusia.
Perusahaan juga telah melakukan uji klinis terbesar dari vaksin India yang melibatkan 28.000 sukarelawan di lebih dari 50 negara.
Perusahaan mengatakan ini juga pertama kalinya vaksin Covid-19 diuji pada remaja di India yang melibatkan 1.000 orang berusia 12 hingga 18 tahun.
Suntikan vaksin disertifikasi 'aman dan responsif' untuk kelompok usia tersebut.
India sejauh ini telah memberikan suntikan vaksin kepada 13 persen orang dewasa dan 47 persen individu telah menerima setidaknya satu dosis sejak Januari lalu.
Seperti dilansir dari BBC, Vaksin ini dikembangkan untuk digunakan selama keadaan darurat yang memerlukan suntikan tiga dosis untuk mencegah penyakit simtomatik berdasarkan studi sementara oleh pembuat vaksin, Cadila Healthcare.
Perusahaan berencana untuk memproduksi sebanyak 120 juta dosis vaksin setiap tahun.
Vaksin DNA sebelumnya telah terbukti efektif pada hewan, namun tidak pada manusia.
Perusahaan juga telah melakukan uji klinis terbesar dari vaksin India yang melibatkan 28.000 sukarelawan di lebih dari 50 negara.
Perusahaan mengatakan ini juga pertama kalinya vaksin Covid-19 diuji pada remaja di India yang melibatkan 1.000 orang berusia 12 hingga 18 tahun.
Suntikan vaksin disertifikasi 'aman dan responsif' untuk kelompok usia tersebut.
India sejauh ini telah memberikan suntikan vaksin kepada 13 persen orang dewasa dan 47 persen individu telah menerima setidaknya satu dosis sejak Januari lalu.
(wbs)