7 Kebudayaan Kuno yang Kurang Dicatat Dalam Sejarah Dunia
loading...
A
A
A
Meskipun sisa-sisa manusia dari orang Silla jarang ditemukan, para arkeolog telah menemukan berbagai barang mewah yang dibuat oleh budaya ini, dari belati emas, garnet, patung Buddha besi hingga perhiasan giok. Semua peninggalan ini kini disimpan di Museum Nasional Gyeongju di Korea Selatan.
2. Kota Indus
Kota Indus adalah budaya urban kuno terbesar dengan wilayah penduduk yang membentang dari Sungai Indus di Pakistan modern hingga Laut Arab dan Sungai Gangga di India. Peradaban Indus bertahan selama ribuan tahun, muncul sekitar 3300 SM dan berakhir hingga sekitar tahun 1600 SM.
Kota Indus, juga dikenal sebagai Harappa, memiliki sistem pembuangan limbah dan drainase canggih pada zamannya. Mereka juga melindungi kota dengan dinding dan memiliki lumbung yang mengesankan, sertamenghasilkan artefak seperti tembikar dan manik-manik kaca.
Kota ini juga memiliki ahli perawatan gigi yang dapat dilihat dari ditemukannya 11 geraham yang dibor dari orang dewasa yang hidup sekitar 7.500 hingga 9.000 tahun yang lalu.
Sebuah studi tahun 2012 menunjukkan bahwa perubahan iklim melemahkan hujan monsun dan mengeringkan sebagian besar wilayah Harappa. Akibat kemarau yang panjang, memaksa peradaban ini secara bertahap bubar dan bermigrasi ke iklim yang lebih basah.
3. Kota Sanxingdui
Sanxingdui adalah budaya Zaman Perunggu yang berkembang pesat di tempat yang sekarang menjadi Provinsi Sichuan China. Seorang petani pertama kali menemukan artefak dari Sanxingdui pada tahun 1929; penggalian di daerah itu pada tahun 1986 mengungkapkan ukiran batu giok yang kompleks dan patung perunggu setinggi 8 kaki (2,4 meter).
2. Kota Indus
Kota Indus adalah budaya urban kuno terbesar dengan wilayah penduduk yang membentang dari Sungai Indus di Pakistan modern hingga Laut Arab dan Sungai Gangga di India. Peradaban Indus bertahan selama ribuan tahun, muncul sekitar 3300 SM dan berakhir hingga sekitar tahun 1600 SM.
Kota Indus, juga dikenal sebagai Harappa, memiliki sistem pembuangan limbah dan drainase canggih pada zamannya. Mereka juga melindungi kota dengan dinding dan memiliki lumbung yang mengesankan, sertamenghasilkan artefak seperti tembikar dan manik-manik kaca.
Kota ini juga memiliki ahli perawatan gigi yang dapat dilihat dari ditemukannya 11 geraham yang dibor dari orang dewasa yang hidup sekitar 7.500 hingga 9.000 tahun yang lalu.
Sebuah studi tahun 2012 menunjukkan bahwa perubahan iklim melemahkan hujan monsun dan mengeringkan sebagian besar wilayah Harappa. Akibat kemarau yang panjang, memaksa peradaban ini secara bertahap bubar dan bermigrasi ke iklim yang lebih basah.
3. Kota Sanxingdui
Sanxingdui adalah budaya Zaman Perunggu yang berkembang pesat di tempat yang sekarang menjadi Provinsi Sichuan China. Seorang petani pertama kali menemukan artefak dari Sanxingdui pada tahun 1929; penggalian di daerah itu pada tahun 1986 mengungkapkan ukiran batu giok yang kompleks dan patung perunggu setinggi 8 kaki (2,4 meter).