Ilmuwan Tanam Implan Otak Listrik untuk Menyembuhkan Penderita Depresi

Rabu, 06 Oktober 2021 - 09:37 WIB
loading...
Ilmuwan Tanam Implan Otak Listrik untuk Menyembuhkan Penderita Depresi
Tim ilmuwan dari University of California, San Francisco menanamkan implan otak listrik pertamanya ke seorang perempuan. Foto/dok
A A A
SAN FRANSISCO - Tim ilmuwan dari University of California, San Francisco menanamkan implan otak listrik pertamanya ke seorang perempuan untuk menyembuhkan depresi yang diderita sejak kecil.

Deep Brain Stimulation (DBS) ditanamkan di otak seorang pasien berusia 36 tahun bernama Sarah yang telah menderita gangguan depresi berat sejak kecil. Mereka mengidentifikasi pola gelombang otak yang menunjukkan depresi dan meminta perangkat merespons hanya ketika mendeteksi pola itu.

Perawatan tersebut membutuhkan elektroda untuk ditempatkan di dua bagian otak Sarah, satu dapat mendeteksi gelombang otak yang mengindikasikan depresi, dan yang lain di mana sinyal paling efektif dalam menangkal efeknya.



DBS bukannya tanpa risiko, tetapi tingkat komplikasi telah turun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir untuk DBS tradisional karena pengalaman ahli bedah meningkat dan metode baru muncul.

"Hasilnya langsung terlihat, berbeda dengan perawatan lain yang biasanya memakan waktu 4-8 minggu untuk bekerja," kata Profesor Andrew Krystal dalam sebuah pernyataan yang dikutip IFL Science, Rabu (6/10/2021).

Krystal memuji keberhasilan pekerjaan Profesor Edward Chang mengeksplorasi depresi dan kecemasan pada pasien yang menjalani operasi untuk epilepsi.



Kendati menilai implan otak listrik itu berhasil berhasil, Krystal juga memberi catatan kelemahan yang harus diperhatikan. Pertama, area otak yang bertanggung jawab atas depresi pada satu orang mungkin berbeda dari yang lain. Kedua, perangkat DBS menghasilkan sinyal yang konstan bahkan ketika kebutuhan tidak ada.



Saat ini ada dua pasien lain yang masuk dalam daftar tunggu untuk dipasang implan serupa. Tim akan terus mengeksplorasi persamaan dan perbedaan respons dari seluruh sampel dengan pendekatan ini walau nanti akan membutuhkan waktu yang lama.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1658 seconds (0.1#10.140)