Pertanda Buruk, Ilmuwan Melihat Lubang Besar di Es Terakhir Arktik

Kamis, 21 Oktober 2021 - 23:03 WIB
loading...
Pertanda Buruk, Ilmuwan Melihat Lubang Besar di Es Terakhir Arktik
Sebuah lubang besar terbuka di es tertua dan paling tebal di Kutub Utara, Arktik ditemukan. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Sebuah lubang besar terbuka di es tertua dan paling tebal di Kutub Utara, Arktik ditemukan. Para ilmuwan sebelumnya mengira bahwa area es ini adalah yang paling stabil di Arktik, tetapi keretakan raksasa itu menandakan bahwa es purba itu rentan mencair.

Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters, para peneliti melihat bahwa lubang serupa pernah terbuka pada tahun 1988 dan 2004.

Penulis utama studi Kent Moore, seorang peneliti Arktik di University of Toronto-Mississauga mengatakan, di utara Pulau Ellesmere sulit untuk memindahkan es atau mencairkannya hanya karena tebal. Polynya atau area perairan terbuka yang pertama kali diamati di utara Pulau Ellesmere bisa jadi disebabkan dari pemanasan global.



"Utara Pulau Ellesmere sulit untuk memindahkan es atau mencairkannya karena cukup tebal dan ada cukup banyak. Jadi, secara umum kita belum pernah melihat bentuk polynya di wilayah itu sebelumnya," kata Kent Moore, dikutip Live Science, Kamis (21/10/2021).

Es laut di lepas pantai utara Pulau Ellesmere biasanya memiliki tebal 4 meter dan memiliki usia rata-rata 5 tahun. Tapi es terakhir Kutub Utara ini terbukti rentan terhadap pemanasan cepat yang terjadi di garis lintang utara.

Berdasarkan studi pada Juli 2021, pada musim panas 2020, Laut Wandel atau bagian timur wilayah "es terakhir", wilayah ini kehilangan setengah dari es di atasnya.

Studi lain pada tahun 2021 menunjukkan bahwa lengkungan es yang menghubungkan es laut yang stabil dengan Greenland terbentuk kemudian dan mencair lebih cepat setiap tahun.



Sekarang, para peneliti mengatakan bahwa daerah es terakhir dapat mencair sepenuhnya setiap musim panas pada akhir abad ini. Peristiwa itu bisa menandakan akhir bagi hewan yang bergantung pada es laut sepanjang tahun, seperti beruang kutub.

Polynya adalah pertanda buruk lainnya untuk es terakhir di Kutub Utara . Polynyas adalah retakan di es laut yang sering terbuka saat badai, ketika angin menggerakkan es.

Ada badai kuat di utara Pulau Ellesmere pada Mei 2020, dan citra satelit menunjukkan bahwa retakan sempit yang panjang terbentuk pada 14 Mei 2021. Sehari berikutnya, retakan berubah menjadi Polynya elips sepanjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer.



Para peneliti melihat kembali kumpulan data satelit yang lebih tua yang mencatat konsentrasi es laut. Mereka menemukan bahwa polynya kemungkinan terbuka di daerah itu pada Mei 1988.

Polynya kedua kemungkinan terjadi pada Mei 2004. Angin selama peristiwa 2004 lebih kuat dari pada 1988 atau 2020, tetapi polynya 2004 lebih kecil dari pembukaan 2020.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3065 seconds (0.1#10.140)