NASA Bangun Teleskop Rp142 Triliun untuk Ungkap Misteri Lubang Hitam Raksasa

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 19:27 WIB
loading...
NASA Bangun Teleskop Rp142 Triliun untuk Ungkap Misteri Lubang Hitam Raksasa
Para astronom akan menggunakan kekuatan pencitraan inframerah teleskop itu untuk mengidentifikasi lubang hitam raksasa Bima Sakti yang diberi nama Sagitarius A*. Foto: ist
A A A
AMERIKA - Tabir misteri dibalik Supermassive Black Hole (SBH) atau lubang hitam raksasa berlahan akan mulai terungkap. Ini karena NASA berencana untuk membangun Teleskop Luar Angkasa bernama James Webb dengan biaya yang mencapai USD10 miliar atau Rp142 triliun.

Teleskop tersebut dibangun dengan tujuan spesifik: mengungkap misteri yang ada di balik lubang hitam raksasa. Hingga saat ini SBH tetap menjadi misteri di kalangan ilmuwan. SBH dianalogikan sebagai sebuah monster yang ada di pusat galaksi. Monster itu bisa melahap apa pun. Mulai dari planet, benda-benda luar angkasa, hingga bintang sekalipun.



Menariknya, hampir semua galaksi, termasuk juga galaksi Bima Sakti memiliki lubang hitam raksasa di pusatnya. Hingga saat ini ilmuwan masih kesulitan untuk mengetahui asal muasal dan bagaimana lubang hitam raksasa terbentuk.

Nantinya, Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA akan membuat gambar area yang mengelilingi lubang hitam raksasa yang ada di jantung galaksi Bima Sakti itu.

NASA Bangun Teleskop Rp142 Triliun untuk Ungkap Misteri Lubang Hitam Raksasa

Para astronom akan menggunakan kekuatan pencitraan inframerah teleskop itu untuk mengatasi mengidentifikasi lubang hitam raksasa Bima Sakti yang diberi nama Sagitarius A*.

Lubang hitam Sagitarius A* diketahui unik, karena memiliki semacam “flaring” atau pendaran cahaya di waktu-waktu tertentu. ”Hal ini membuat pengambilan gambar di wilayah itu menjadi sangat sulit. Tapi, juga membuat Sagitarius A* semakin menarik secara ilmiah,” kata astronom Farhad Yusef-Zadeh, profesor di Universitas Northwestern dan peneliti utama pada program Webb untuk mengamati Sgr A*.

Lubang hitam, yang diprediksi oleh Albert Einstein sebagai bagian dari teori relativitas, sangat berbeda dari namanya. Lubang hitam bukan berarti sebuah lubang kosong di luar angkas. Sebaliknya, lubang hitam adalah wilayah dengan materi paling padat di alam semesta.

Begitu kuat dan masifnya, lubang hitam bisa membengkokkan struktur ruang di sekitarnya, termasuk waktu. Waktu akan lebih lambat ketika berada di dekat lubang hitam. Materi apa pun yang terlalu dekat akan terikat di sana selamanya, bersama dengan cahaya apa pun yang dipancarkannya.


Inilah sebabnya mengapa lubang hitam tampak “hitam”. Sebab, cahaya apa pun yang terdeteksi oleh teleskop sebenarnya bukan dari lubang hitam itu sendiri, tetapi area di sekitarnya. Para ilmuwan menyebut ujung terdalam dari cahaya itu sebagai cakrawala peristiwa atau Event Horizon.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2839 seconds (0.1#10.140)