Ingin Air Laut Bisa Jadi Air Minum, India Mulai Eksplorasi Laut Dalam
loading...
A
A
A
INDIA - India akhirnya masuk dalam kelompok negara-negara elite yang memiliki kapal selam mini dengan jumlah penumpang minimal untuk eksplorasi laut dalam. Dilaporkan Times of India, negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi itu baru saja melakukan uji coba misi eksplorasi laut dengan menggunakan kapal selam mini, Matsya 6000.
Kapal selam mini itu akan ditumpangi oleh tiga orang dimana dua orang adalah peneliti dan satu orang lagi adalah kapten kapal. Nantinya kapal selam itu akan mengarungi laut India sedalam 6.000 meter selama 12 jam untuk mengeksplorasi apa saja yang tersimpan di kedalaman laut India.
Jitendra Singh, Menteri Negara untuk Urusan Dalam Negeri India mengatakan keberhasilan membuat kapal selam mini untuk misi eksplorasi itu membuat India bergabung dengan Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Rusia dan China. Menurutnya upaya itu membuat misi penelitian ilmiah mereka tidak hanya terfokus pada misi luar angkasa tapi juga kedalaman laut.
"Ini adalah halaman baru untuk mengeksplorasi sumber-sumber daya yang ada di laut untuk air minum, energi bersih dan ekonomi biru," tulis Jitendra Singh melalui akun Twitter resmi miliknya.
Untuk penelitian itu Matsya 6000 nantinya akan dilakukan oleh National Institute of Ocean Technology (NIOT). Sebagai langkah pertama, uji coba demonstrasi berhasil dilakukan awal pekan ini di kedalaman 500 meter di lepas pantai Chennai.
Matsya 6000 diklaim mampu bertahan dari tekanan laut yang sangat kuat. Material kapal selam mini itu terbuat dari paduan titanium khusus.
Para peneliti India diketahui yakin kedalaman laut memiliki banyak sumber daya melimpah. Di kedalaman laut akan ditemukan modul mangan yang berupa konkresi mineral di dasar laut yang terbentuk dari lapisan konsentris besi dan hidroksida mangan di sekitar inti. Nodul mangan umumnya dapat ditemukan dalam jumlah besar, dan mengandung logam berharga.
Selain nodul mangan, kedalaman laut juga menyimpan mineral dalam jumlah besar seperti sulfida hidrotermal sulfida, cobalt trust dan gas hidrat.
Saat ini negara-negara di dunia tengah bersaing untuk mengembangkan potensi gas hidrat sebagai salah satu pemenuhan energi utama di dunia pada abad ke-21. Hal ini dikarenakan kehadiran gas hidrat dipercaya oleh para peneliti sebagai potensi resource terbesar di dunia ketimbang kombinasi dari natural gas dan coal saat ini dari segi ekonomis dan kelimpahannya.
Kapal selam mini itu akan ditumpangi oleh tiga orang dimana dua orang adalah peneliti dan satu orang lagi adalah kapten kapal. Nantinya kapal selam itu akan mengarungi laut India sedalam 6.000 meter selama 12 jam untuk mengeksplorasi apa saja yang tersimpan di kedalaman laut India.
Jitendra Singh, Menteri Negara untuk Urusan Dalam Negeri India mengatakan keberhasilan membuat kapal selam mini untuk misi eksplorasi itu membuat India bergabung dengan Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Rusia dan China. Menurutnya upaya itu membuat misi penelitian ilmiah mereka tidak hanya terfokus pada misi luar angkasa tapi juga kedalaman laut.
"Ini adalah halaman baru untuk mengeksplorasi sumber-sumber daya yang ada di laut untuk air minum, energi bersih dan ekonomi biru," tulis Jitendra Singh melalui akun Twitter resmi miliknya.
Untuk penelitian itu Matsya 6000 nantinya akan dilakukan oleh National Institute of Ocean Technology (NIOT). Sebagai langkah pertama, uji coba demonstrasi berhasil dilakukan awal pekan ini di kedalaman 500 meter di lepas pantai Chennai.
Matsya 6000 diklaim mampu bertahan dari tekanan laut yang sangat kuat. Material kapal selam mini itu terbuat dari paduan titanium khusus.
Para peneliti India diketahui yakin kedalaman laut memiliki banyak sumber daya melimpah. Di kedalaman laut akan ditemukan modul mangan yang berupa konkresi mineral di dasar laut yang terbentuk dari lapisan konsentris besi dan hidroksida mangan di sekitar inti. Nodul mangan umumnya dapat ditemukan dalam jumlah besar, dan mengandung logam berharga.
Selain nodul mangan, kedalaman laut juga menyimpan mineral dalam jumlah besar seperti sulfida hidrotermal sulfida, cobalt trust dan gas hidrat.
Saat ini negara-negara di dunia tengah bersaing untuk mengembangkan potensi gas hidrat sebagai salah satu pemenuhan energi utama di dunia pada abad ke-21. Hal ini dikarenakan kehadiran gas hidrat dipercaya oleh para peneliti sebagai potensi resource terbesar di dunia ketimbang kombinasi dari natural gas dan coal saat ini dari segi ekonomis dan kelimpahannya.
(wsb)