Lubang Ozon di Atas Antartika Semakin Membesar, NASA Sebut Luasnya 24,8 Juta Km Persegi

Sabtu, 13 November 2021 - 08:05 WIB
loading...
Lubang Ozon di Atas Antartika Semakin Membesar, NASA Sebut Luasnya 24,8 Juta Km Persegi
Video yang dirilis NASA dari data satelit menunjukkan lubang ozon di Antartika pada 2021 mencapai area terluas pada 7 Oktober. Foto/Live Science/NASA/Ozone Watch
A A A
FLORIDA - NASA merilis video baru pertumbuhan lubang ozon di atas Antartika yang semakin membesar pada 29 Oktober. Lubang ozon Antartika pada 2021 mencapai area maksimumnya tercatat pada 7 Oktober mencapai ukuran 9,6 juta mil persegi atau 24,8 juta kilometer persegi, kira-kira seluas Amerika Utara.

Ozon adalah senyawa oksigen alami yang terbentuk di bagian atas atmosfer Bumi. Jenis alami ozon stratosfer terbentuk ketika radiasi ultraviolet dari matahari berinteraksi dengan molekul oksigen di atmosfer. Ozon berfungsi seperti tabir surya, melindungi permukaan bumi dari radiasi ultraviolet matahari.

Sayangnya, klorin dan bromin yang dihasilkan dari aktivitas manusia mengikis lapisan ozon. Akibatnya ketika matahari muncul di atas Antartika setelah musim dingin, radiasinya memicu erosi es di wilayah itu. (Baca juga; Tersesat, Pinguin Antartika Ini Berenang 3.000 km ke Selandia Baru )

"Ini adalah lubang ozon besar karena kondisi stratosfer 2021 yang lebih dingin dari rata-rata ," kata Paul Newman, Kepala Ilmuwan untuk Ilmu Bumi di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA dikutip Live Science, Sabtu (13/11/2021). (Baca juga; Cara Bertahan Hidup di Kutub Selatan versi Warga yang Tinggal di Antartika )

Penipisan ozon di Antartika dipantau oleh tiga satelit yang dioperasikan oleh NASA dan National Oceanic and Administrasi Atmosfer (NOAA). Ketiga satelit itu, yaitu Aura, Suomi-NPP dan NOAA-20. NASA mendeteksi lubang lapisan ozon di Antartika mulai pada pertengahan Oktober. Lubang lapisan ozon di Antartika terjadi akibat pemanasan global.

Para ilmuwan mengajak sejumlah negara mematuhi Protokol Montreal 1987 untuk membatasi penggunaan zat perusak ozon. Kepada Space.com, Direktur Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa Vincent-Henri Peuch mengatakan, jika Protokol Montreal dipatuhi lapisan ozon kembali pulih pada tahun 2060, bahkan bisa lebih lama sampai 2070.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2061 seconds (0.1#10.140)