Astronom Ingatkan Badai Matahari Sepanjang 5.000 Mil akan Menghantam Bumi

Kamis, 25 November 2021 - 21:01 WIB
loading...
Astronom Ingatkan Badai...
Para astronom memperingatkan badai matahari sepanjang 5.000 mil akan menghantam bumi dan akan mengganggu medan magnet. Foto/NASA
A A A
JAKARTA - Para astronom memperingatkan badai matahari sepanjang 5.000 mil akan menghantam bumi dan akan mengganggu medan magnet planet ini. Badai matahari berkecepatan 3.000 kilometer perdetik itu diperkirakan akan menghantam bumi pada 28 November 2021 mendatang.

Para astronom melihat sebuah corona mass ejection (CME) atau badai keluar dari matahari kemarin, Rabu 24 November 2021 dan dapat menghantam bumi. CME adalah awan besar partikel bermuatan dan medan magnet yang mengalir dari korona Matahari - lapisan terluar atmosfer bintang.

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS (SWPC), CME dapat mencapai bumi dengan kecepatan antara 250 km per detik dan 3.000 km per detik.



Dilansir Express, Kamis (25/11/2021), para astronom menulis di situs web tentang badai matahari tersebut: "Bayangkan sebuah jilatan api sepanjang 50.000 mil dengan plasma merah-panas yang menjulang tinggi."

Hal inilah yang terlihat oleh astronom di matahari. Badai matahari itu terbentuk ketika filamen magnet terangkat dari belahan bumi selatan.

Filamen yang meletus membelah atmosfer Matahari, membuat semacam dinding api saat naik. "Dinding bercahaya tetap utuh selama lebih dari enam jam setelah ledakan," kata astronom.

Badai yang terjadi dari ledakan itu berhasil difoto oleh pesawat ruang angkasa STEREO-A NASA dan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO).



Space Weather menambahkan: "Data tampilan pertama menunjukkan itu mungkin memberikan dampak ke medan magnet Bumi pada 28 November."

Karena ketika CME berinteraksi dengan magnetosfer Bumi, mereka dapat menyebabkan badai geomagnetik ( badai matahari ).

Untuk saat ini, SWPC tidak memprediksi dampak geomagnetik yang terjadi akibat dari badai mataari tersebut. "Tidak ada perkiraan fitur angin matahari sementara atau berulang yang signifikan," kata SWPC.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2280 seconds (0.1#10.140)