Begini Penjelasan Lagu Sedih di Album Adele 30 Bisa Bikin Hati Lebih Lega

Sabtu, 27 November 2021 - 22:10 WIB
loading...
Begini Penjelasan Lagu Sedih di Album Adele 30 Bisa Bikin Hati Lebih Lega
Penyanyi dan penulis lagu asal Inggris Adele Laurie Blue Adkins. Foto/Okezone/Billboard
A A A
ALBUM anyar Adele , 30, meledak di pasar setelah resmi dirilis pertengahan November 2021. Di Amerika, 30 menjadi album terlaris tahun 2021 setelah 3 hari dirilis pada 19 November, sebanyak 500,000 salinan murni terjual. Album 30 ini mengungguli Evermore oleh Taylor Swift yang sebelumnya memegang rekor tersebut dengan 462,000 eksemplar.

Bahkan single “Easy on Me” ketika di rilis pada Oktober 2021 dalam lima jam pertama terjual secara digital sebanyak 14.800 dan mendapatkan 3,1 juta streaming di Amerika Serikat. 30 adalah album keempat Adele berisi balada-balada pop, jazz, dan soul yang menjelaskan perceraian, keibuan, serta kegelisahan Adele akan ketenaran, dengan tema-tema sakit hati, penerimaan, dan harapan.

Soal kekuatan lirik dan kemampuan Adele menyanyi tak perlu dijelaskan lagi. Pujian Amanda Petrusich dari New Yorker, yang menyebutkan nyanyian Adele adalah kesempurnaan yang tidak sempurna, rasanya cukup mewakili. “Suaranya bukan aliran kristal. Ini adalah embusan angin yang menggerakan pasir. ”

Laman theconversation melalui artikel berjudul “Adele 30: the psychology of why sad songs make us feel good” memberikan penjelasan menarik dari sisi biologi dan psikologi tentang single Easy On Me pada album anyar Adele 30. “Kita mungkin bisa setuju itu adalah lagu sedih. Mengapa mendengarkan musik sedih terasa begitu menyenangkan?” tulis theconversation yang diunggah pada 17 November 2021.

Dari teori biologi dijelaskan bahwa ketika seseorang mengalami kehilangan (kesedihan) dalam kehidupan atau berempati dengan rasa sakit orang lain, maka tubuh kita melepasan hormon prolaktin dan oksitosin. Ternyata kedua hormon ini membantu mengatasi kehilangan dan rasa sakit.

“Merasakan sakit yang dialami Adele, atau mengingat rasa sakit kita sendiri, dapat menyebabkan perubahan kimiawi dalam diri kita. Mereka (hormon prolaktin dan oksitosin) membuat kita merasa tenang, terhibur, dan didukung”. (Baca juga; Kedekatan dan Interaksi Positif, Kunci Hubungan Suami Istri Tetap Langgeng )

Dari ilmu psikologi, penulis Amerika James Baldwin mengatakan, lagu-lagu sedih mampu menggerakan karena melibatkan perasaan dan emosi. Meskipun lagu sedih hanya membuat sekitar 25% orang yang mendengar ikut sedih, selebihnya merasakan mengalami emosi atau perasaan yang sama, terhubung, atau punya ingatan akan kejadian serupa, layaknya bernostalgia.

Diketahui perasaan nostalgia ini dapat membantu meningkatkan rasa keterhubungan sosial, mengurangi perasaan tidak berarti, dan mengurangi kecemasan. Jadi, meskipun tidak membuat ikut sedih, mendengar lagu sedih memberi ruang untuk mengekspresikan kesedihan dan mengelola emosi. (Baca juga; Bau Badan Ternyata Bikin Wanita Jadi Agresif, Bagaimana Dampaknya pada Pria? )

Dampaknya ini meningkatkan empati, belajar melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dengan lebih baik, dan mencoba memberi respons terhadap kesedihan dengan tepat. “Pengalaman belajar seperti itu akhirnya berkembang menjadi sesuatu yang menyenangkan,” kata James Baldwin.

Barang kali, apa yang dikatakan filsuf Jerman Friedrich Nietzsche benar, bahwa dibutuhkan rasa sakit, penderitaan, dan kesedihan untuk memberi hidup ini makna. “Seseorang yang memiliki alasan untuk hidup dapat menanggung semua rintangan,” katanya.(Baca juga; Ilmuwan AS Sebut Ukuran Otak Manusia Menyusut, Pertanda Apa? )

Pada akhirnya, lagu-lagu Adele memiliki arti yang berbeda bagi kita masing-masing. Kita mendengarkan musik sedih ketika ingin merenung, atau bahkan untuk bersantai. Kita mendengarkan untuk merasakan keindahan, menerima kenyamanan, atau sekadar mengenang atau bernostalgia.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1269 seconds (0.1#10.140)