Hasil Riset UGM, Ubur-ubur Alternatif Penghambat Kanker Payudara

Rabu, 01 Desember 2021 - 20:02 WIB
loading...
Hasil Riset UGM, Ubur-ubur Alternatif Penghambat Kanker Payudara
Tim mahasiswa UGM pun melakukan penelitian pada ubur-ubur sebagai alternative penghambat kanker payudara. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kanker payudara masih menjadi penyakit mematikan di dunia khususnya bagi wanita. Pengembangan pengobatannya pun masih terus dilakukan termasuk dengan produk obat-obatan dari biota laut yang berpotensi tinggi untuk mengatasi kanker ini. Tim mahasiswa UGM pun melakukan penelitian pada ubur-ubur sebagai alternative penghambat kanker payudara.

Kelima mahasiswa UGM tersebut terdiri dari Aden Arrafif Bahtiarsyah, Muhamad Rafli, Sylvia, dan Khintan Maulin (Biologi UGM 2018), serta Rachmat Febriansyah (Farmasi UGM, 2019).



Kelimanya secara khusus melakukan pengamatan terhadap potensi protein venom ubur-ubur yang dihubungkan dengan permasalahan penyakit kanker. Terutama kanker payudara yang banyak diderita kaum wanita.

Mereka berinovasi dalam pemanfaatan ubur-ubur pada bagian protein venom-nya untuk dianalisis dan dilakukan pengujian prediksi secara komputer (in silico) dalam penghambatan kanker payudara.

Ketua Tim Aden Arrafit Bahtiarsyah menjelaskan, ubur-ubur memiliki kandungan utama seperti protein, vitamin, dan mineral melimpah. Selain itu, dalam ubur-ubur juga mengandung zat penting lain yaitu protein venom dari sel nematosista yang berpotensi untuk pengobatan.



Venom ubur-ubur terdiri dari berbagai peptida, enzim, neurotoksin, sitolisin, dan hemolisin. Venom ubur-ubur terbukti mengandung senyawa antimikroba, anti oksidatif, antikoagulan, antitumor, dan sitotoksik.

“Rincian kandungan umum berupa crude venom, phospholipase A2, dan metalloprotease yang berfungsi baik dalam pertahanan untuk mengurangi migrasi sel kanker payudara,” katanya melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Rabu (1/12/2021).

Salah satu reseptor yang berperan terhadap permasalahan penyakit kanker payudara ini adalah reseptor Estrogen alfa (ER-α). Sylvia menambahkan, reseptor perlu dihambat dengan pengujian secara komputer.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1590 seconds (0.1#10.140)