Mukjizat Nabi Musa Membelah Lautan, Begini Pembuktian Ilmiahnya
loading...
A
A
A
MUKJIZAT Nabi Musa membelah lautan begitu termasyur dan dikisahkan dalam Alquran dan Alkitab. Peristiwa Nabi Musa membelah Laut Merah terjadi 3.000 tahun lalu, ketika memimpin Bani Israel keluar dari Mesir.
Nabi Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah untuk menghindari kejaran dari Fir'aun dan pasukannya. Rombongan Nabi Musa berhasil menyeberangi Laut Merah yang terbelah, sedangkan Firaun dan pasukannya tenggelam karena Laut Merah menutup kembali.
Penyeberangan Laut Merah atau Penyeberangan Laut Teberau yang dipimpin Nabi Musa dicatat dalam Kitab Keluaran 13:17-14:29. Kisah ini juga disebutkan dalam Alquran Surah 26: Al-Shu'ara ayat 60-67. (Baca juga; Kereta dan Kota Emas Firaun Ditemukan, Ahli Gali Keberadaan Tongkat Nabi Musa )
Peristiwa Laut Merah terbelah ini mengilhami dua ilmuwan dari Universitas Colorado di Boulder, AS, untuk membuktikan secara ilmiah. Carl Drews dan Weiqing Han, mengungkapkan lewat penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE pada tahun 2010 berjudul “Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta”.
Menurut Drews, melalui simulasi komputer para peneliti di Pusat Nasional untuk Penelitian Atmosfer (NCAR) diketahui bahwa Laut Merah terbelah akibat dinamika fluida atau sifat air yang berubah-ubah. Angin menggerakkan air dalam, sesuai dengan hukum fisika. Kemudian angin membelah air dan menciptakan jalan di tengahnya.
Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam (lebih dari 100 km per jam) yang terus berhembus selama 12 jam, dapat mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter).
''Ini (menjadi) jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil), dan tetap terbuka selama 4 jam. Apa yang ditunjukkan oleh penelitian ini, adalah lautan yang terbelah memang sesuai dengan hukum fisika,'' tulis Drews dikutip dari laman sciencedaily. (Baca juga; Kisah Isra Mikraj: Ini Penyebab Nabi Musa Menangis Saat Jumpa Nabi Muhammad )
Laut Merah memiliki luas permukaan sekitar 438.000 kilometer persegi, panjang sekitar 2.250 kilometer, dan kedalaman rata-rata 490 meter. Jalur dari selatan melewati Babul Mandib dan Teluk Aden, sedangkan di utara melewati Semenanjung Sinai dan Terusan Suez.
Laut Merah juga disebut Bahrul-Ahmar (dalam bahasa Arab) bersuhu sekitar 21-25 derajat Celcius sepanjang tahun. Laut Merah merupakan jalur pelayaran perdagangan penting sejak zaman Mesir kuno sampai saat ini.
Nabi Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah untuk menghindari kejaran dari Fir'aun dan pasukannya. Rombongan Nabi Musa berhasil menyeberangi Laut Merah yang terbelah, sedangkan Firaun dan pasukannya tenggelam karena Laut Merah menutup kembali.
Penyeberangan Laut Merah atau Penyeberangan Laut Teberau yang dipimpin Nabi Musa dicatat dalam Kitab Keluaran 13:17-14:29. Kisah ini juga disebutkan dalam Alquran Surah 26: Al-Shu'ara ayat 60-67. (Baca juga; Kereta dan Kota Emas Firaun Ditemukan, Ahli Gali Keberadaan Tongkat Nabi Musa )
Peristiwa Laut Merah terbelah ini mengilhami dua ilmuwan dari Universitas Colorado di Boulder, AS, untuk membuktikan secara ilmiah. Carl Drews dan Weiqing Han, mengungkapkan lewat penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE pada tahun 2010 berjudul “Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta”.
Menurut Drews, melalui simulasi komputer para peneliti di Pusat Nasional untuk Penelitian Atmosfer (NCAR) diketahui bahwa Laut Merah terbelah akibat dinamika fluida atau sifat air yang berubah-ubah. Angin menggerakkan air dalam, sesuai dengan hukum fisika. Kemudian angin membelah air dan menciptakan jalan di tengahnya.
Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam (lebih dari 100 km per jam) yang terus berhembus selama 12 jam, dapat mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter).
''Ini (menjadi) jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil), dan tetap terbuka selama 4 jam. Apa yang ditunjukkan oleh penelitian ini, adalah lautan yang terbelah memang sesuai dengan hukum fisika,'' tulis Drews dikutip dari laman sciencedaily. (Baca juga; Kisah Isra Mikraj: Ini Penyebab Nabi Musa Menangis Saat Jumpa Nabi Muhammad )
Laut Merah memiliki luas permukaan sekitar 438.000 kilometer persegi, panjang sekitar 2.250 kilometer, dan kedalaman rata-rata 490 meter. Jalur dari selatan melewati Babul Mandib dan Teluk Aden, sedangkan di utara melewati Semenanjung Sinai dan Terusan Suez.
Laut Merah juga disebut Bahrul-Ahmar (dalam bahasa Arab) bersuhu sekitar 21-25 derajat Celcius sepanjang tahun. Laut Merah merupakan jalur pelayaran perdagangan penting sejak zaman Mesir kuno sampai saat ini.
(wib)