Uni Emirat Arab Ramaikan Eksplorasi Angkasa, Siapkan Misi ke Bulan dan Mars
loading...
A
A
A
ABU DHABI - UNI Emirat Arab (UEA) berencana mengirimkan misi penjelajah yang diberi nama Rashid ke Bulan pada tahun 2022. Rencana ini menyusul kesuksesan peluncuran wahana eksplorasi Al-Amal (Harapan) ke orbit Mars pada 20 Juli 2020.
Bahkan Badan Antariksa Uni Emirat Arab, yang didirikan pada tahun 2014, berambisi membangun koloni manusia di Planet Mars pada tahun 2117. Target itu ditetapkan untuk menandai seratus tahun dimulainya eksplorasi ruang angkasa oleh Uni Emirat Arab.
Untuk program eksplorasi luar angkasa, seorang peneliti di Foundation for Strategic Research Florence Sborowsky mengatakan, UEA menyiapkan anggaran sangat besar. Meskipun tidak menyebutkan angka detail, dia menyebutkan anggaran itu hampir dua kali lebih besar dari Arab Saudi, namun masih jauh di bawah anggaran Amerika Serikat (AS). (Baca juga; Uni Emirat Arab Tak Lagi Sensor Adegan Seks Film di Bioskop )
“Pengembangan luar angkasa harus dipahami sebagai strategi dengan berbagai tujuan untuk pembangunan nasional. Ini adalah pendekatan yang sangat pragmatis, bukan sekadar penaklukan ruang angkasa, tetapi instrumen transformasi bagi seluruh masyarakat,” katanya dikutip SINDOnews dari laman insidearabia, Senin (3/1/2022).
Perkembangan yang pesat ini, menurut Sborowsky, terkait dengan posisi UEA yang menguntungkan di kancah internasional sehingga memungkinkan untuk menciptakan berbagai kerja sama. “Salah satu perjanjian kerja sama pertama yang ditandatangani setelah pembentukan badan antariksa mereka adalah dengan China. Tetapi mereka juga berurusan dengan AS, Rusia, dan baru-baru ini dengan Prancis,” kata Sborowsky.
Pendekatan pragmatis ini juga terlihat ketika astronot Emirat Hazza Al Mansouri, orang Arab pertama yang mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional. Dia menyatakan bahwa kerja sama dengan Rusia, Amerika, Eropa di ISS, memiliki satu bahasa yang sama: eksplorasi dan sains. “Itulah hal yang menyatukan kita dan ketika kita ke luar orbit, kita melihat bahwa Bumi adalah bola dunia tanpa batas,” ujarnya.
Oleh karena itu, program luar angkasa UEA dicirikan oleh sistem kerja sama untuk transfer teknologi yang memungkinkan untuk terus mengembangkan misi antariksa selanjutnya. Misalnya, wahana Hope diluncurkan dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima di Jepang, sementara pesawat ruang angkasa itu dirakit di Amerika Serikat di University of Colorado Boulder, dan misi tersebut dibantu erat oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.
Strategi dan komunikasi yang sama dapat ditemukan pada program The Emirates Lunar Mission sehingga misi ke Bulan itu dijadwalkan dua tahun lebih cepat dan UEA bakal menjadi negara Arab pertama yang mencapai Bulan. Program ini juga menunjukkan UEA menunjukkan diri sebagai pelopor di bidang luar angkasa dan sebagai salah satu legislatornya. (Baca juga; Uni Emirat Arab Gelar Karpet Merah Saat Kunjungan Perdana PM Israel )
UEA secara metodis menyusun sektor luar angkasa selama satu dekade terakhir. Undang-undang ruang angkasa terbaru tahun 2019 yang disahkan oleh UEA memadukan hukum Luksemburg, AS, dan Jepang untuk melisensikan eksploitasi sumber daya mineral di luar angkasa. Ini berpotensi menarik bagi start-up dan industri dalam negeri dan industri asing.
Bahkan Badan Antariksa Uni Emirat Arab, yang didirikan pada tahun 2014, berambisi membangun koloni manusia di Planet Mars pada tahun 2117. Target itu ditetapkan untuk menandai seratus tahun dimulainya eksplorasi ruang angkasa oleh Uni Emirat Arab.
Untuk program eksplorasi luar angkasa, seorang peneliti di Foundation for Strategic Research Florence Sborowsky mengatakan, UEA menyiapkan anggaran sangat besar. Meskipun tidak menyebutkan angka detail, dia menyebutkan anggaran itu hampir dua kali lebih besar dari Arab Saudi, namun masih jauh di bawah anggaran Amerika Serikat (AS). (Baca juga; Uni Emirat Arab Tak Lagi Sensor Adegan Seks Film di Bioskop )
“Pengembangan luar angkasa harus dipahami sebagai strategi dengan berbagai tujuan untuk pembangunan nasional. Ini adalah pendekatan yang sangat pragmatis, bukan sekadar penaklukan ruang angkasa, tetapi instrumen transformasi bagi seluruh masyarakat,” katanya dikutip SINDOnews dari laman insidearabia, Senin (3/1/2022).
Perkembangan yang pesat ini, menurut Sborowsky, terkait dengan posisi UEA yang menguntungkan di kancah internasional sehingga memungkinkan untuk menciptakan berbagai kerja sama. “Salah satu perjanjian kerja sama pertama yang ditandatangani setelah pembentukan badan antariksa mereka adalah dengan China. Tetapi mereka juga berurusan dengan AS, Rusia, dan baru-baru ini dengan Prancis,” kata Sborowsky.
Pendekatan pragmatis ini juga terlihat ketika astronot Emirat Hazza Al Mansouri, orang Arab pertama yang mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional. Dia menyatakan bahwa kerja sama dengan Rusia, Amerika, Eropa di ISS, memiliki satu bahasa yang sama: eksplorasi dan sains. “Itulah hal yang menyatukan kita dan ketika kita ke luar orbit, kita melihat bahwa Bumi adalah bola dunia tanpa batas,” ujarnya.
Oleh karena itu, program luar angkasa UEA dicirikan oleh sistem kerja sama untuk transfer teknologi yang memungkinkan untuk terus mengembangkan misi antariksa selanjutnya. Misalnya, wahana Hope diluncurkan dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima di Jepang, sementara pesawat ruang angkasa itu dirakit di Amerika Serikat di University of Colorado Boulder, dan misi tersebut dibantu erat oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.
Strategi dan komunikasi yang sama dapat ditemukan pada program The Emirates Lunar Mission sehingga misi ke Bulan itu dijadwalkan dua tahun lebih cepat dan UEA bakal menjadi negara Arab pertama yang mencapai Bulan. Program ini juga menunjukkan UEA menunjukkan diri sebagai pelopor di bidang luar angkasa dan sebagai salah satu legislatornya. (Baca juga; Uni Emirat Arab Gelar Karpet Merah Saat Kunjungan Perdana PM Israel )
UEA secara metodis menyusun sektor luar angkasa selama satu dekade terakhir. Undang-undang ruang angkasa terbaru tahun 2019 yang disahkan oleh UEA memadukan hukum Luksemburg, AS, dan Jepang untuk melisensikan eksploitasi sumber daya mineral di luar angkasa. Ini berpotensi menarik bagi start-up dan industri dalam negeri dan industri asing.
(wib)