Setelah Diamati Selama 130 Hari, Para Ilmuwan Saksikan Bintang Raksasa Meledak

Selasa, 11 Januari 2022 - 19:16 WIB
loading...
Setelah Diamati Selama...
Para astronom menyaksikan bintang raksasa merah yang diberi nama SN 2020tlf meledak secara real time untuk pertama kali. Foto/WM Keck Observatory/livescience
A A A
PARA astronom menyaksikan bintang raksasa merah yang diberi nama SN 2020tlf meledak secara real time untuk pertama kali. Bintang raksasa meledak dalam supernova yang berapi-api, bahkan lebih eksplosif daripada yang diperkirakan para peneliti.

Para ilmuwan mulai mengamati bintang raksasa merah yang terletak 120 juta tahun cahaya, lebih dari 130 hari sebelum keruntuhannya. Para peneliti melihat bintang meletus dengan kilatan cahaya terang saat gumpalan besar gas meledak keluar dari permukaan bintang.

"Untuk pertama kalinya, kami menyaksikan bintang super raksasa merah meledak! Ini adalah terobosan dalam pemahaman kami tentang apa yang dilakukan bintang masif beberapa saat sebelum mereka mati," kata Wynn Jacobson-Galán, peneliti dari University of California, Berkeley dikutip SINDOnews dari livescience, Selasa (11/1/2022).

Dalam Jurnal Astrofisika yang terbit 6 Januari 2022, kembang api yang datang sebelum ledakan bintang merupakan kejutan besar. Sebab, pengamatan sebelumnya tentang bintang supergiants merah yang akan meledakkan puncaknya tidak menunjukkan jejak emisi kekerasan.

"Kami belum pernah mengkonfirmasi aktivitas kekerasan seperti itu di bintang super raksasa merah yang sekarat. Kami melihatnya menghasilkan emisi bercahaya seperti itu, kemudian runtuh dan terbakar, sampai sekarang," tambah Raffaella Margutti, ahli astrofisika di UC Berkeley.

Supergiants merah adalah bintang terbesar di alam semesta dalam hal volume, ukurannya mencapai ratusan atau terkadang lebih dari seribu kali radius matahari. Seperti matahari, bintang-bintang masif ini menghasilkan energi melalui fusi nuklir unsur-unsur di intinya. (Baca juga; Rekor Bersejarah, Teleskop Luar Angkasa Hubble Sudah Beroperasi 1 Miliar Detik )

Namun, karena ukurannya yang sangat besar, bintang raksasa merah dapat membentuk elemen yang jauh lebih berat daripada hidrogen dan helium yang dibakar matahari. Saat supergiants membakar elemen yang lebih masif, intinya menjadi lebih panas dan lebih bertekanan.

Pada akhirnya, pada saat mulai menggabungkan besi dan nikel, bintang-bintang ini kehabisan energi. Kemudian inti bintang runtuh dan mengeluarkan atmosfer luar yang mengandung gas ke angkasa dalam ledakan supernova tipe II yang dahsyat.

Para ilmuwan telah mengamati supergiant merah sebelum menjadi supernova menggunakan dua teleskop di Hawaii, yaitu teleskop Pan-STARRS1 Institut Astronomi Universitas Hawaii dan Observatorium WM Keck di Mauna Kea. (Baca juga; Inilah 3 Roket yang Gagal Antar Wisatawan ke Antariksa, 2 di Antaranya Meledak )

Mereka telah mempelajari akibat dari ledakan kosmik ini, namun belum pernah melihat keseluruhan proses itu terjadi secara real time sampai sekarang. Para peneliti memantau bintang yang rewel itu selama 130 hari, sampai akhirnya bintang itu meledak.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2771 seconds (0.1#10.140)