Youtuber Thailand Temukan Spesies Baru Tarantula, Ini Keunikannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang ahli satwa liar yang juga Youtuber Thailand, JoCho Sippawat menemukan spesies baru tarantula yang hanya hidup di Asia Tenggara. Tarantula ini sangat unik karena, biasanya tarantula hidup di tanah dan berpindah-pindah pohon tetapi yang satu ini berbeda.
JoCho Sippawat, yang memiliki 2,5 juta Subscriber di YouTube, pertama kali menemukan tarantula saat dalam perjalanan ke hutan dekat tempat tinggalnya di Mae Tho, distrik Mueang Tak, provinsi Tak, barat laut Thailand.
Sippawat kemudian mengirim gambar laba-laba ke seorang peneliti di departemen entomologi dan patologi tanaman Universitas Khon Kaen di Thailand, Narin Chomphuphuang, melalui email.
"Hewan-hewan ini benar-benar luar biasa; mereka adalah tarantula pertama yang diketahui dengan ekologi berbasis bambu," kata Narin Chomphuphuang seperti dikutip CNN, Kamis (20/1/2022).
Tarantula di Asia Tenggara biasanya hidup di tanah atau di pepohonan. Tarantula yang tinggal di pohon biasanya menghabiskan waktu di berbagai jenis pohon.
Ini adalah tarantula pertama yang hidup secara eksklusif di tanaman tertentu. "Laba-laba yang baru dikenali adalah satu-satunya tarantula yang hidup di pohon yang hidup di Thailand," kata studi tersebut.
Chomphuphuang tak asal menyebut kalau tarantula itu adalah spesies baru. Dirinya baru yakin ketika melakukan observasi langsung ke lokasi.
Kemudian, Chomphuphuang memberi nama baru untuk spesies baru tarantula itu dengan sebutan Taksinus bambus. Nama ini digunakan untuk menghormati raja Thailand abad ke-18 Taksin the Great.
Chomphuphuang mengatakan, dengan membuat rumah di bambu memiliki banyak keuntungan bagi laba-laba. Bambu mengandung kelembapan yang membantu laba-laba mempertahankan suhunya. Permukaan bambu yang licin juga menghalangi predator.
"Semua pohon yang ada di lokasi penemuan spesies ini kita teliti. Spesies ini unik karena berasosiasi dengan bambu Spesies tarantula ini belum pernah kita temukan di tumbuhan lain," katanya dalam rilis pers.
Taksinus bambus telah beradaptasi dengan kehidupan di batang bambu yang berongga dengan membangun sulur berbentuk tabung dengan sutranya sebagai pintu masuk sarang. Itu juga membangun tabung sutra di dalam bambu di mana ia bisa mundur.
Tarantula tidak membuat lubang di batang bambu itu sendiri. Sebaliknya, mereka bergantung pada bantuan hewan lain. Bambu berlubang hasil dari kerjaan banyak hewan, termasuk kumbang dan cacing atau faktor alam.
Chomphuphuang mengatakan, hanya sedikit orang yang menyadari betapa banyak satwa liar di Thailand yang masih belum terdokumentasikan. “Kami dalam misi untuk mempelajari dan menyelamatkan keanekaragaman hayati dan satwa liar yang ditemukan di hutan ini, khususnya habitat mikro spesies tertentu, dari kepunahan,” katanya.
JoCho Sippawat, yang memiliki 2,5 juta Subscriber di YouTube, pertama kali menemukan tarantula saat dalam perjalanan ke hutan dekat tempat tinggalnya di Mae Tho, distrik Mueang Tak, provinsi Tak, barat laut Thailand.
Sippawat kemudian mengirim gambar laba-laba ke seorang peneliti di departemen entomologi dan patologi tanaman Universitas Khon Kaen di Thailand, Narin Chomphuphuang, melalui email.
"Hewan-hewan ini benar-benar luar biasa; mereka adalah tarantula pertama yang diketahui dengan ekologi berbasis bambu," kata Narin Chomphuphuang seperti dikutip CNN, Kamis (20/1/2022).
Tarantula di Asia Tenggara biasanya hidup di tanah atau di pepohonan. Tarantula yang tinggal di pohon biasanya menghabiskan waktu di berbagai jenis pohon.
Ini adalah tarantula pertama yang hidup secara eksklusif di tanaman tertentu. "Laba-laba yang baru dikenali adalah satu-satunya tarantula yang hidup di pohon yang hidup di Thailand," kata studi tersebut.
Chomphuphuang tak asal menyebut kalau tarantula itu adalah spesies baru. Dirinya baru yakin ketika melakukan observasi langsung ke lokasi.
Kemudian, Chomphuphuang memberi nama baru untuk spesies baru tarantula itu dengan sebutan Taksinus bambus. Nama ini digunakan untuk menghormati raja Thailand abad ke-18 Taksin the Great.
Chomphuphuang mengatakan, dengan membuat rumah di bambu memiliki banyak keuntungan bagi laba-laba. Bambu mengandung kelembapan yang membantu laba-laba mempertahankan suhunya. Permukaan bambu yang licin juga menghalangi predator.
"Semua pohon yang ada di lokasi penemuan spesies ini kita teliti. Spesies ini unik karena berasosiasi dengan bambu Spesies tarantula ini belum pernah kita temukan di tumbuhan lain," katanya dalam rilis pers.
Taksinus bambus telah beradaptasi dengan kehidupan di batang bambu yang berongga dengan membangun sulur berbentuk tabung dengan sutranya sebagai pintu masuk sarang. Itu juga membangun tabung sutra di dalam bambu di mana ia bisa mundur.
Tarantula tidak membuat lubang di batang bambu itu sendiri. Sebaliknya, mereka bergantung pada bantuan hewan lain. Bambu berlubang hasil dari kerjaan banyak hewan, termasuk kumbang dan cacing atau faktor alam.
Chomphuphuang mengatakan, hanya sedikit orang yang menyadari betapa banyak satwa liar di Thailand yang masih belum terdokumentasikan. “Kami dalam misi untuk mempelajari dan menyelamatkan keanekaragaman hayati dan satwa liar yang ditemukan di hutan ini, khususnya habitat mikro spesies tertentu, dari kepunahan,” katanya.
(ysw)