Fosil Bunga berusia 164 Juta Tahun Ditemukan di China

Jum'at, 21 Januari 2022 - 15:03 WIB
loading...
Fosil Bunga berusia 164 Juta Tahun Ditemukan di China
Para peneliti menemukan contoh paling awal dari kuncup bunga dalam fosil tanaman berusia 164 juta tahun di China. Foto/dok
A A A
BEIJING - Para peneliti menemukan contoh paling awal dari kuncup bunga dalam fosil tanaman berusia 164 juta tahun di China. Penemuan ini mendorong peneliti kembali ke periode Jurassic, antara 145 juta dan 201 juta tahun yang lalu.

Fosil yang ditemukan di wilayah Mongolia itu memiliki panjang 4,2 cm dan lebar 2 cm. Fosil ini berisi batang, cabang berdaun, buah bulat dan kuncup bunga kecil berukuran sekitar 3 milimeter persegi. Para peneliti telah menamai spesies baru Florigerminis jurassica.



Seorang peneliti di Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing, Akademi Ilmu Pengetahuan China (NIGPAS), Xin Wang mengatakan, ada dua jenis utama tanaman purba yang dikenal sebagai angiospermae, dan tanaman tidak berbunga, yang dikenal sebagai gymnospermae.



Kuncup bunga dan buah dalam fosil keduanya merupakan indikator yang jelas bahwa F. jurassica adalah angiosperma dan bukan gymnosperma, yang merupakan jenis tanaman dominan selama periode Jurassic.

"Banyak ahli paleobotani terkejut dengan fosil ini karena sangat berbeda dari apa yang dinyatakan dalam buku," ujar Xin Wang, kepada Live Science, Jumat (21/1/2022).



Fosil yang baru ditemukan ini bukanlah fosil tertua yang pernah ditemukan. Pada tahun 2018, para peneliti menemukan fosil bunga berusia 174 juta tahun dari tanaman dalam genus Nanjinganthus di China.

Namun, beberapa peneliti mempertanyakan apakah Nanjinganthus benar-benar dapat dianggap sebagai angiosperma karena bunganya tidak cukup kompleks untuk membedakannya.

"Sedangkan kuncup bunga dari fosil yang baru ditemukan ini jelas merupakan angiosperma," katanya.

Wang percaya bahwa beberapa genera tanaman lain yang diketahui dari periode Jurassic, termasuk Nanjinganthus, Juraherba, Yuhania, Jurafructus, Xingxueanthus dan Schmeissneria, juga berpotensi menjadi angiospermae.



Sampai sekarang, para ilmuwan hanya berasumsi bahwa genera tersebut adalah gymnospermae karena mereka muncul di zaman Jurassic.

Namun, jika angiospermae hadir selama Jurassic , mereka akan sangat jarang dibandingkan dengan gymnospermae dan terisolasi secara geografis.

"Kemungkinan lain F. jurassica bisa juga merupakan salah satu mata rantai evolusi pertama antara tanaman mirip angiosperma dan angiosperma sejati yang ditemukan pada periode Cretaceous," kata Wang.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2177 seconds (0.1#10.140)