Ilmuwan Sukses Gunakan Virus untuk Sembuhkan Luka Akibat Bakteri

Jum'at, 21 Januari 2022 - 17:49 WIB
loading...
Ilmuwan Sukses Gunakan Virus untuk Sembuhkan Luka Akibat Bakteri
Baru-baru ini dokter Rumah Sakit CUB-Erasme, Brussels, Belgia berhasil melakukan eksperimen dengan menularkan virus untuk menyembuhkan luka infeksi yang sudah berlangsung selama dua tahun. Foto/dok
A A A
BRUSSELS - Baru-baru ini dokter Rumah Sakit CUB-Erasme, Brussels, Belgia berhasil melakukan eksperimen dengan menularkan virus untuk menyembuhkan luka infeksi yang sudah berlangsung selama dua tahun.

Terapi khusus dengan menyebarkan virus yang menginfeksi bakteri, yang dikenal sebagai bakteriofag, sukses menyembuhkan luka pasien. Eksperimen ini sudah diterbitkan di jurnal Nature Communications.

"Beberapa hari setelah perawatan, luka pasien sudah kering. Nanah tidak lagi merembes dari luka dan kulit berubah warna dari keabu-abuan menjadi merah muda," kata Dr. Anais Eskenazi, dokter spesialis penyakit dalam dan penyakit menular di Rumah Sakit CUB-Erasme di Brussels, Belgia, kepada Live Science, Jumat (21/1/2022).



Tiga bulan setelah terapi fag, dokter tidak lagi menemukan tanda-tanda superbug yang tersisa pada luka pasien. Setelah tiga tahun pengobatan, infeksi bakteri itu tidakpernah kembali.

Pasien yang terlibat dalam kasus ini mengalami infeksi superbug setelah operasi besar di paha kirinya. Tulang pahanya patah akibat bom di Bandara Brussel pada Maret 2016.

Dokter kemudian menggunakan pin, sekrup, dan rangka penstabil untuk memperbaiki tulang di tempatnya. Sayangnya, luka operasi wanita itu kemudian terinfeksi Klebsiella pneumoniae.



Ini adalah bakteri yang menyebabkan berbagai infeksi terkait perawatan kesehatan. Kemungkinan pasien terpapar kuman saat menggunakan ventilator, menerima obat melalui infus, atau menjalani operasi, seperti dalam kasus pasien ini.

"Tiga tahun setelah pengobatan kombinasi fag-antibiotik, pasien telah mulai bisa beraktivitas ringan dengan bantuan kruk. Setelahnya juga tidak ada tanda-tanda infeksi K. pneumoniae berulang," ujarnya.

Untuk mengetahui bagaimana terapi fag dapat diterapkan dengan baik, dokter akan mengumpulkan lebih banyak data melalui uji klinis skala besar, bukan sekadar laporan kasus yang terisolasi.



Konsep menggunakan virus untuk membunuh bakteri pertama kali muncul lebih dari satu abad lalu, hampir satu dekade sebelum ditemukannya penisilin pada tahun 1928.

Namun, pemahaman para ilmuwan tentang fag terbatas pada saat itu. Setelah penemuan dan produksi farmasi antibiotik, bidang tersebut sebagian besar ditinggalkan.

Kini berbagai kelompok penelitian di bekas Uni Soviet dan Eropa Timur terus mempelajari terapi fag dan menjalankan uji coba pengobatan pada manusia dengan keberhasilan yang bervariasi.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3941 seconds (0.1#10.140)