Dampak Letusan Tonga, NASA Sebut Pulau Vulkanik di Nukualofa Lenyap
loading...
A
A
A
JAKARTA - NASA mengungkapkan dampak mengerikan dari letusan gunung berapi Tonga telah membuat pulau vulkanik yang baru terbentuk pada 2015 lalu lenyap. Pulau itu berada di utara ibu kota Tonga, Nuku'alofa dan kini sudah hilang sama sekali.
Dilansir BBC, Selasa (25/1/2022), NASA mengungkapkan kalau letusan gunung berapi di Tonga ratusan kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima selama Perang Dunia Kedua.
"Letusan itu melenyapkan sebuah pulau vulkanik di utara ibu kota Tonga, Nuku'alofa," kata badan tersebut.
Tonga mengatakan lebih dari empat perlima penduduk terkena dampak tsunami dan abu yang jatuh. Tiga orang dipastikan tewas dalam tsunami pekan lalu.
Sebelum letusan, pulau vulkanik Hunga Tonga-Hunga Ha'apai adalah dua pulau terpisah yang bergabung dengan daratan baru yang terbentuk pada tahun 2015.
NASA mengatakan letusan itu begitu kuat sehingga semua daratan baru hilang, bersama dengan bongkahan besar dari dua pulau yang lebih tua.
Meluasnya emisi abu vulkanik, gas dan partikel dari letusan telah terbukti menjadi tantangan besar bagi pejabat Tonga.
Segera setelah letusan dan tsunami, ada kekhawatiran bahwa sumber air telah tercemar oleh abu vulkanik, meningkatkan risiko penyakit seperti kolera dan diare.
Namun, para pejabat mencatat bahwa, dalam pengujian yang dilakukan beberapa hari terakhir memastikan kalau air tanah dan air hujan sebagai air yang ada di Tonga aman untuk diminum.
Dalam sebuah pembaruan, pemerintah mengatakan 62 orang di Mango, salah satu pulau yang paling parah terkena dampak, harus dipindahkan ke pulau terluar Nomuka.
Mereka paling terdampak karena telah kehilangan rumah dan semua harta benda mereka. Saat ini tim penyelamat telah mendirikan rumah sakit lapangan di sana setelah klinik yang ada tersapu tsunami.
Tak hanya itu, kapal dan pesawat yang membawa bantuan asing juga telah tiba di Tonga sejak pekan lalu. Bantuan ini mendarat setelah penduduk setempat membersihkan satu-satunya landasan pacu bandara di pulau itu dari material abu vulkanik.
Dilansir BBC, Selasa (25/1/2022), NASA mengungkapkan kalau letusan gunung berapi di Tonga ratusan kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima selama Perang Dunia Kedua.
"Letusan itu melenyapkan sebuah pulau vulkanik di utara ibu kota Tonga, Nuku'alofa," kata badan tersebut.
Tonga mengatakan lebih dari empat perlima penduduk terkena dampak tsunami dan abu yang jatuh. Tiga orang dipastikan tewas dalam tsunami pekan lalu.
Sebelum letusan, pulau vulkanik Hunga Tonga-Hunga Ha'apai adalah dua pulau terpisah yang bergabung dengan daratan baru yang terbentuk pada tahun 2015.
NASA mengatakan letusan itu begitu kuat sehingga semua daratan baru hilang, bersama dengan bongkahan besar dari dua pulau yang lebih tua.
Meluasnya emisi abu vulkanik, gas dan partikel dari letusan telah terbukti menjadi tantangan besar bagi pejabat Tonga.
Segera setelah letusan dan tsunami, ada kekhawatiran bahwa sumber air telah tercemar oleh abu vulkanik, meningkatkan risiko penyakit seperti kolera dan diare.
Namun, para pejabat mencatat bahwa, dalam pengujian yang dilakukan beberapa hari terakhir memastikan kalau air tanah dan air hujan sebagai air yang ada di Tonga aman untuk diminum.
Dalam sebuah pembaruan, pemerintah mengatakan 62 orang di Mango, salah satu pulau yang paling parah terkena dampak, harus dipindahkan ke pulau terluar Nomuka.
Mereka paling terdampak karena telah kehilangan rumah dan semua harta benda mereka. Saat ini tim penyelamat telah mendirikan rumah sakit lapangan di sana setelah klinik yang ada tersapu tsunami.
Tak hanya itu, kapal dan pesawat yang membawa bantuan asing juga telah tiba di Tonga sejak pekan lalu. Bantuan ini mendarat setelah penduduk setempat membersihkan satu-satunya landasan pacu bandara di pulau itu dari material abu vulkanik.
(ysw)