Incar Teknologi Roket Ariane 6, Rusia Tempatkan Ilmuwan di Jerman Sebagai Spionase
loading...
A
A
A
BERLIN - Jerman menuduh seorang peneliti Rusia , Ilnur Nagaev, memata-matai teknologi roket yang sedang dikembangkan untuk Badan Antariksa Eropa di sebuah universitas Bavaria. Ilnur Nagaev dituduh menyebarkan rahasia tentang Ariane 6, sistem peluncuran satelit unggulan Eropa, kepada SVR, badan intelijen asing Rusia.
Dikutip SINDOnews dari laman thetimes, Senin (1/2/2022), Nagaev (29), kandidat doktor ilmu material dan asisten peneliti di Universitas Augsburg itu ditangkap musim panas lalu, tetapi tuduhan terhadapnya baru diumumkan hari ini. Nagaev diduga telah direkrut oleh SVR sekitar dua setengah tahun yang lalu.
Jaksa federal Jerman mengatakan, Nagaev telah bertemu "berkali-kali" dengan pawangnya, seorang perwira intelijen senior yang ditempatkan di Jerman. Dia diduga menyerahkan "informasi tentang proyek penelitian kedirgantaraan dan luar angkasa."
Laman autoevolution mengutip laporan Euronews, bahwa ilmuwan Rusia itu ditangkap pada musim panas 2021 dan didakwa melakukan spionase oleh jaksa Jerman. Nagaev telah bekerja sebagai asisten peneliti untuk seorang profesor sains dan teknologi di Universitas Bavaria sambil juga bertindak sebagai mata-mata, setidaknya sejak 2019.
Titik fokus dari kegiatan ini adalah roket Ariane, yang merupakan kendaraan utama Eropa untuk peluncuran luar angkasa. Menurut European Space Agency (ESA), roket Ariane 5 dapat digambarkan sebagai "pekerja keras akses independen Eropa ke luar angkasa". Program Ariane telah berhasil selama lebih dari tiga dekade, dan versi terbaru dari roket tersebut dipandang sebagai salah satu peluncur paling andal di dunia.
Dianggap sebagai evolusi teknologi utama untuk program roket Eropa, Ariane 5 terdiri dari tahap inti, dengan dua booster samping, tahap atas, dan fairing muatan. Tahap atas kriogenik ditenagai oleh mesin propelan cair untuk daya dorong 6,6 ton, sedangkan mesin Vulcain 2 tahap inti menghasilkan daya dorong 140 ton.
Roket kuat Eropa yang rahasianya tampaknya didambakan oleh mata-mata Rusia baru-baru ini digunakan untuk meluncurkan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang terkenal pada akhir tahun lalu.
Dikutip SINDOnews dari laman thetimes, Senin (1/2/2022), Nagaev (29), kandidat doktor ilmu material dan asisten peneliti di Universitas Augsburg itu ditangkap musim panas lalu, tetapi tuduhan terhadapnya baru diumumkan hari ini. Nagaev diduga telah direkrut oleh SVR sekitar dua setengah tahun yang lalu.
Jaksa federal Jerman mengatakan, Nagaev telah bertemu "berkali-kali" dengan pawangnya, seorang perwira intelijen senior yang ditempatkan di Jerman. Dia diduga menyerahkan "informasi tentang proyek penelitian kedirgantaraan dan luar angkasa."
Laman autoevolution mengutip laporan Euronews, bahwa ilmuwan Rusia itu ditangkap pada musim panas 2021 dan didakwa melakukan spionase oleh jaksa Jerman. Nagaev telah bekerja sebagai asisten peneliti untuk seorang profesor sains dan teknologi di Universitas Bavaria sambil juga bertindak sebagai mata-mata, setidaknya sejak 2019.
Titik fokus dari kegiatan ini adalah roket Ariane, yang merupakan kendaraan utama Eropa untuk peluncuran luar angkasa. Menurut European Space Agency (ESA), roket Ariane 5 dapat digambarkan sebagai "pekerja keras akses independen Eropa ke luar angkasa". Program Ariane telah berhasil selama lebih dari tiga dekade, dan versi terbaru dari roket tersebut dipandang sebagai salah satu peluncur paling andal di dunia.
Dianggap sebagai evolusi teknologi utama untuk program roket Eropa, Ariane 5 terdiri dari tahap inti, dengan dua booster samping, tahap atas, dan fairing muatan. Tahap atas kriogenik ditenagai oleh mesin propelan cair untuk daya dorong 6,6 ton, sedangkan mesin Vulcain 2 tahap inti menghasilkan daya dorong 140 ton.
Roket kuat Eropa yang rahasianya tampaknya didambakan oleh mata-mata Rusia baru-baru ini digunakan untuk meluncurkan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang terkenal pada akhir tahun lalu.
(wib)