Suhu Laut Panas, NASA Sebut Cuaca di Seluruh Dunia Sedang Kacau

Minggu, 06 Februari 2022 - 19:18 WIB
loading...
Suhu Laut Panas, NASA Sebut Cuaca di Seluruh Dunia Sedang Kacau
Suhu Laut panas, cuaca diseluruh dunia sedang kacau. FOTO/ IST
A A A
LONDON - Suhu air laut yang lebih panas tak hanya mencairkan es di Greenland, akan tetapi menimbulkan kekacauan cuaca di seluruh dunia.

Laut semakin hangat tahun lalu daripada tahun sebelumnya, meningkatkan pola cuaca yang sudah ekstrem di seluruh dunia. Hal itu dikemukakan dalam laporan baru-baru ini yang diterbitkan di jurnal Advances in Atmospheric Sciences.


Dua puluh tiga ilmuwan internasional menganalisis ribuan pengukuran suhu laut. Sejak 2018, sewaktu kelompok ini pertama kali menerbitkan temuan mereka, mereka mendapati bahwa suhu laut meningkat setiap tahun.

Seperti Daily Mail, temuan tersebut merupakan hasil analisis data Denmark dari satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) yang dikumpulkan dari April 2002 hingga Agustus 2021.

“Data menunjukkan sebagian besar es hilang di sepanjang tepi lapisan es, Pengamatan independen juga menunjukkan bahwa es semakin tipis dan ada tingkat pencairan yang lebih tinggi daripada permukaan es," kata para peneliti.

Para peneliti dari Badan Antariksa dan Penerbangan Nasional (NASA) mengatakan hilangnya es di sepanjang pantai Greenland Barat parah karena pemanasan air di bawah permukaan, yang mempercepat pencairan gletser.

“Hilangnya lapisan es Greenland dan Antartika merupakan salah satu penyebab utama kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim,” katanya.

Bahkan pada 2021, para peneliti mendapati bahwa karena pola dan arus angin, sebagian wilayah Samudra Atlantik, India dan bagian utara Samudra Pasifik menghangat lebih cepat.

“Pergerakan air di lautan dunia mendistribusikan panas dengan cara yang tidak seragam, sehingga beberapa daerah mendapatkan lebih banyak panas dan yang lainnya lebih sedikit, yang berarti beberapa daerah tertentu di laut menjadi hangat lebih cepat daripada yang lainnya,” kata John Abraham, salah seorang penulis penelitian itu dan ilmuwan iklim di University of St. Thomas di Minnesota.

Meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca dari aktivitas manusia membuat lautan terlalu panas, kata Abraham kepada VOA

" Tahun lalu, laut menyerap panas yang setara dengan tujuh bom Hiroshima yang diledakkan di laut setiap detik setiap hari, 365 hari setiap tahun,” ujarnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1850 seconds (0.1#10.140)