Batu dari Bulan Patahkan Teori Air di Bumi Berasal dari Asteroid

Kamis, 17 Februari 2022 - 23:01 WIB
loading...
Batu dari Bulan Patahkan...
Penelitian terbaru dari batu bulan yang dibawa Apollo beberapa dekade lalu mematahkan seluruh teori kalau air di bumi dibawa oleh asteroid. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Sebelumnya ilmuwan begitu yakin air yang ada di bumi berasal dari tabrakan asteroid ketika planet ini baru terbentuk. Namun penelitian terbaru dari batu bulan yang dibawa Apollo beberapa dekade lalu mematahkan seluruh teori tersebut.

Dikutip dari Science Alert, Kamis (17/2/2022), penelitian bertahun-tahun untuk mencari tahu di mana dan bagaimana bumi mendapatkan airnya mungkin menjadi kunci untuk menemukan kehidupan di dunia lain. Tetapi kenyataannya, ternyata ilmuwan tidak tahu pasti dari mana air di bumi berasal.

Salah satu teori potensial keberadaan air adalah berasal dari tabrakan asteroid dan komet ketika bumi baru saja terbentuk. Namun analisis baru dari batuan yang dikumpulkan dari bulan yang dibawa ke bumi oleh Apollo mematahkan teori tersebut.



Menurut tim peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL), penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa bumi terbentuk bersama dengan keberadaan airnya.

" Bumi tercipta bersama dengan airnya atau bumi dihantam oleh sesuatu yang pada dasarnya adalah H2O murni," jelas kosmokimia Greg Brennecka dari LLNL.

Brennecka mengatakan, penjelasan tersebut akan mematahkan teori kalau sumber air di bumi berasal dari tabrakan meteorit atau asteroid.

Peneliti memahami kalau bulan menjadi tempat yang bagus untuk mempelajari sejarah bumi. Bulan terbentuk ketika dua objek besar bertabrakan dan terbentuk kembali menjadi gumpalan yang akan menjadi bumi dan bulan.

Menurut hipotesis, dampak tabrakan raksasa 4,5 miliar tahun yang lalu itu benar-benar menghabiskan bumi dan bulan dari volatilitasnya. "Ini menjelaskan dengan rapi asal-usul volatil dalam sistem bumi-bulan," kata para peneliti.



Ini juga menjelaskan perbedaan proporsi volatil dan menjelaskan kesamaan dalam rasio isotop. "Hanya ada beberapa jenis bahan yang bisa digabungkan untuk membuat bumi dan bulan," jelas kosmokimiawan Lars Borg dari LLNL.

Borg menegaskan, kemungkinan bumi dan bulan hanyalah benda besar yang terbentuk di area yang kira-kira sama.

"Bumi dan bulan kebetulan ada lebih dari 100 juta tahun setelah Tata Surya terbentuk. Ini yang menjadi keuntungan bagi bumi," ujarnya.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1664 seconds (0.1#10.140)