Gletser Es Patagonia Mencair Lebih Cepat, Lapisan Bumi Ikut Terangkat
loading...
A
A
A
SANTIAGO - Ladang es Patagonia adalah salah satu dari beberapa gletser yang paling cepat mencair di planet ini. Saat gletser-gletser ini menghilang, lapisan bumi di bawahnya juga melambung ke atas dengan cepat.
Para ilmuwan telah menemukan celah di lempeng tektonik yang mulai terbentuk sekitar 18 juta tahun yang lalu di bawah bidang es sudah menyusut. Penyusutan lapisan es yang luas diperkirakan mendorong pengangkatan lapisan batu secara cepat di Patagonia.
"Variasi ukuran gletser, saat mereka tumbuh dan menyusut, dikombinasikan dengan struktur mantel yang kami gambarkan dalam penelitian ini, mendorong peningkatan cepat dan variabel spasial di wilayah ini," kata ahli geofisika Hannah Mark dari Woods Hole Oceanographic Institution, dikutip SINDOnews dari laman sciencealert, Selasa (1/3/2022).
Hannah Mark yang memimpin penelitian ini menjelaskan, ketika gletser mencair, lapisan bumi yang berada di bawahnya memantul dan naik, karena tidak lagi terbebani oleh lapisan es setebal yang luasnya bermil-mil. Peningkatan ini, yang disebut penyesuaian isostatik glasial, biasanya terjadi selama ribuan tahun.
Namun, fenomena yang terjadi di Patagonia kenaikan ini terjadi dalam beberapa dekade, jadi lebih cepat dari kecepatan yang seharusnya. Pengangkatan lapisan yang cepat mengakibatkan kenaikan lebih dari 4 sentimeter per tahun.
Dalam studi ini, Mark dan rekannya mencatat data seismik di sekitar ladang es Patagonia yang mengangkangi Pegunungan Andes di Chili selatan dan Argentina. Tujuannya untuk memetakan apa yang terjadi di bawah permukaan.
Pengukuran selama 10 bulan tersebut, dikombinasikan dengan data seismik lainnya dari stasiun pemantauan lokal. Hasilnya, mengungkapkan bagaimana celah di lempeng tektonik yang berada hampir 100 kilometer di bawah Patagonia telah memungkinkan mengalirkan material mantel yang lebih panas di bawah benua.
Viskositas yang lebih rendah dari biasanya di mantel di bawah bidang es Patagonian ini dapat mempercepat pengangkatan benua, terkait dengan pencairan es. "Ini menjelaskan mengapa GPS mengukur pengangkatan besar karena hilangnya massa es [di Patagonia]," kata seismolog Douglas Wiens dari Washington University di St Louis.
Para ilmuwan telah menemukan celah di lempeng tektonik yang mulai terbentuk sekitar 18 juta tahun yang lalu di bawah bidang es sudah menyusut. Penyusutan lapisan es yang luas diperkirakan mendorong pengangkatan lapisan batu secara cepat di Patagonia.
"Variasi ukuran gletser, saat mereka tumbuh dan menyusut, dikombinasikan dengan struktur mantel yang kami gambarkan dalam penelitian ini, mendorong peningkatan cepat dan variabel spasial di wilayah ini," kata ahli geofisika Hannah Mark dari Woods Hole Oceanographic Institution, dikutip SINDOnews dari laman sciencealert, Selasa (1/3/2022).
Hannah Mark yang memimpin penelitian ini menjelaskan, ketika gletser mencair, lapisan bumi yang berada di bawahnya memantul dan naik, karena tidak lagi terbebani oleh lapisan es setebal yang luasnya bermil-mil. Peningkatan ini, yang disebut penyesuaian isostatik glasial, biasanya terjadi selama ribuan tahun.
Namun, fenomena yang terjadi di Patagonia kenaikan ini terjadi dalam beberapa dekade, jadi lebih cepat dari kecepatan yang seharusnya. Pengangkatan lapisan yang cepat mengakibatkan kenaikan lebih dari 4 sentimeter per tahun.
Dalam studi ini, Mark dan rekannya mencatat data seismik di sekitar ladang es Patagonia yang mengangkangi Pegunungan Andes di Chili selatan dan Argentina. Tujuannya untuk memetakan apa yang terjadi di bawah permukaan.
Pengukuran selama 10 bulan tersebut, dikombinasikan dengan data seismik lainnya dari stasiun pemantauan lokal. Hasilnya, mengungkapkan bagaimana celah di lempeng tektonik yang berada hampir 100 kilometer di bawah Patagonia telah memungkinkan mengalirkan material mantel yang lebih panas di bawah benua.
Viskositas yang lebih rendah dari biasanya di mantel di bawah bidang es Patagonian ini dapat mempercepat pengangkatan benua, terkait dengan pencairan es. "Ini menjelaskan mengapa GPS mengukur pengangkatan besar karena hilangnya massa es [di Patagonia]," kata seismolog Douglas Wiens dari Washington University di St Louis.
(wib)