Terbongkar Rahasia Rudal Balistik Iskander Rusia Mampu Menembus Jantung Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Rudal balistik jarak pendek Angkatan Darat Rusia Iskander-M menjadi senjata andalan menggempur jantung pertahan Ukraina ketika awal perang pecah pada akhir Februari 2022. Rudal itu telah digunakan Rusia secara ekstensif, bahkan Pentagon menyebutkan sebanyak 100 rudal diluncurkan hanya dalam jam-jam pertama pertempuran pada 24 Februari.
Rudal balistik jarak pendek Iskander-M yang dikenal di Barat sebagai SS-26 Stone, menurut angka resmi, memiliki jangkauan 310 mil sekitar 499 km. Jangkauan rudal balistik Iskander-M ini mampu menembus berbagai wilayah Ukraina.
Menetralkan serangan balistik merupakan tantangan besar, apalagi digempur dalam jumlah besar sekaligus. Kondisi ini tidak didukung kemampuan Ukraina yang hanya memiliki satu sistem rudal permukaan-ke-udara dengan kemampuan pertahanan anti rudal balistik (anti-ballistic missile /ABM).
Ukraina hanya memiliki S-300V atau SA-12A Gladiator peninggalan era Soviet. Jumlah yang masuk layanan sistem S-300V Ukraina jumlahnya pun belum diketahui pasti. Jadi tak heran dari ratusan rudal Iskander-M yang ditembakan Rusia, hanya sedikit yang berhasil ditangkis.
Dari keberhasilan rudal balistik Iskander-M milik Rusia menghujani Ukraina, secara tidak sengaja membongkar rahasia kehebatan yang dimilikinya. Ternyata rudal balistik Iskander-M dilengkapi perangkat pengecoh atau umpan yang berfungsi mengelabui radar dan pertahanan anti-rudal lawan.
Perangkat itu ditemukan secara tidak sengaja oleh Collective Awareness to Unexploded Ordnance atau CAT-UXO, sebuah organisasi komunitas pembuangan persenjataan peledak (EOD). Dari sejumlah foto, perangkat pengecoh atau umpan itu terkesan, sehingga dikira sejenis submunisi.
Panjangnya kira-kira 16 inci, berbentuk panah, dan dengan tubuh putih dan ekor oranye.Setelah diidentifikasi, kompenen itu dikenal dengan alat bantu penetrasi (Penetration aids atau PENAID) yang biasa digunakan pada rudal strategis jarak jauh, seperti rudal balistik antarbenua (ICBM).
Nah, penggunaan komponen pengecoh pada rudal balistik jarak pendek Rusia ini cukup mengejutkan. Terkesan sangat berlebihan, namun Rusia diperkirakan tidak ingin rudal yang ditembakan tidak sia-sia dan benar-benar mencapai target yang dibidik.
Padahal rudal Iskander-M dapat meluncurkan menggunakan lintasan kuasi-balistik sehingga mampu bermanuver secara signifikan dalam penerbangan untuk menghindari pertahanan rudal yang lebih kuat.
Rudal balistik Iskander-M atau 9M723 yang berbahan bakar padat 9K720 membawa 6 perangkat pengecoh yang diletakkan di dasar badan rudal. Perangkat pengecoh ini berfungsi sebagai jammer untuk mengganggu pemancar frekuensi radar dan pengumpan sumber panas (flare) untuk membingungkan rudal ABM yang dipandu inframerah.
Pejabat intelijen AS kepada New York Times menjelaskan bahwa umpan itu diaktifkan setelah rudal Iskander-M ditargetkan oleh sistem pertahanan udara atau anti-rudal balistik. Ini menunjukkan bahwa pengecoh dapat berfungsi setelah rudal Iskander-M berada di bawah ancaman.
“Penggunaan umpan (pengecoh) dapat membantu menjelaskan mengapa senjata pertahanan udara Ukraina mengalami kesulitan mencegat rudal Iskander Rusia,” tulis New York Times, dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Rabu (16/3/2022).
Penemuan perangkat pengecoh rudal Iskander-M tentu menjadi rezeki nomplok bagi intelijen NATO dan sekutunya dari perang Rusia Ukraina. Terlepas dari itu, Rusia seperti mengekspos kemampuan baru ini, sekaligus menyediakan sampel perangkat keras untuk dieksplorasi lebih jauh.
Rudal balistik jarak pendek Iskander-M yang dikenal di Barat sebagai SS-26 Stone, menurut angka resmi, memiliki jangkauan 310 mil sekitar 499 km. Jangkauan rudal balistik Iskander-M ini mampu menembus berbagai wilayah Ukraina.
Menetralkan serangan balistik merupakan tantangan besar, apalagi digempur dalam jumlah besar sekaligus. Kondisi ini tidak didukung kemampuan Ukraina yang hanya memiliki satu sistem rudal permukaan-ke-udara dengan kemampuan pertahanan anti rudal balistik (anti-ballistic missile /ABM).
Ukraina hanya memiliki S-300V atau SA-12A Gladiator peninggalan era Soviet. Jumlah yang masuk layanan sistem S-300V Ukraina jumlahnya pun belum diketahui pasti. Jadi tak heran dari ratusan rudal Iskander-M yang ditembakan Rusia, hanya sedikit yang berhasil ditangkis.
Dari keberhasilan rudal balistik Iskander-M milik Rusia menghujani Ukraina, secara tidak sengaja membongkar rahasia kehebatan yang dimilikinya. Ternyata rudal balistik Iskander-M dilengkapi perangkat pengecoh atau umpan yang berfungsi mengelabui radar dan pertahanan anti-rudal lawan.
Perangkat itu ditemukan secara tidak sengaja oleh Collective Awareness to Unexploded Ordnance atau CAT-UXO, sebuah organisasi komunitas pembuangan persenjataan peledak (EOD). Dari sejumlah foto, perangkat pengecoh atau umpan itu terkesan, sehingga dikira sejenis submunisi.
Panjangnya kira-kira 16 inci, berbentuk panah, dan dengan tubuh putih dan ekor oranye.Setelah diidentifikasi, kompenen itu dikenal dengan alat bantu penetrasi (Penetration aids atau PENAID) yang biasa digunakan pada rudal strategis jarak jauh, seperti rudal balistik antarbenua (ICBM).
Nah, penggunaan komponen pengecoh pada rudal balistik jarak pendek Rusia ini cukup mengejutkan. Terkesan sangat berlebihan, namun Rusia diperkirakan tidak ingin rudal yang ditembakan tidak sia-sia dan benar-benar mencapai target yang dibidik.
Padahal rudal Iskander-M dapat meluncurkan menggunakan lintasan kuasi-balistik sehingga mampu bermanuver secara signifikan dalam penerbangan untuk menghindari pertahanan rudal yang lebih kuat.
Rudal balistik Iskander-M atau 9M723 yang berbahan bakar padat 9K720 membawa 6 perangkat pengecoh yang diletakkan di dasar badan rudal. Perangkat pengecoh ini berfungsi sebagai jammer untuk mengganggu pemancar frekuensi radar dan pengumpan sumber panas (flare) untuk membingungkan rudal ABM yang dipandu inframerah.
Pejabat intelijen AS kepada New York Times menjelaskan bahwa umpan itu diaktifkan setelah rudal Iskander-M ditargetkan oleh sistem pertahanan udara atau anti-rudal balistik. Ini menunjukkan bahwa pengecoh dapat berfungsi setelah rudal Iskander-M berada di bawah ancaman.
“Penggunaan umpan (pengecoh) dapat membantu menjelaskan mengapa senjata pertahanan udara Ukraina mengalami kesulitan mencegat rudal Iskander Rusia,” tulis New York Times, dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Rabu (16/3/2022).
Penemuan perangkat pengecoh rudal Iskander-M tentu menjadi rezeki nomplok bagi intelijen NATO dan sekutunya dari perang Rusia Ukraina. Terlepas dari itu, Rusia seperti mengekspos kemampuan baru ini, sekaligus menyediakan sampel perangkat keras untuk dieksplorasi lebih jauh.
(wib)