Bukan hanya Nuklir, Rusia - China Dicurigai Siap Terjunkan Yajuj dan Majuj

Kamis, 24 Maret 2022 - 20:06 WIB
loading...
Bukan hanya Nuklir,...
Rusia dan China dituding mempunyai tentara hybrid. FOTO/ IST
A A A
KIEV - Tak hanya nuklir, senjata biologis, dan robot, negara-negara Komunis seperti Rusia dan China dituding siap menghidupkan tentara biologis untuk berperang yang dianggap Yajuj dan Majuj oleh Amerika Serikat dan Israel.


Pemerintah China yang dicurigai memiliki tentara bioteknologi super dengan teknologi biologis. Para peneliti dari Jamestown Foundation telah mengklaim bahwa teknologi secara "kemampuan telah ditingkatkan secara biologis".

Mereka mengatakan para ilmuwan China sedang melihat "potensi bioteknologi di medan perang masa depan".

Ini adalah inovasi baru untuk pengeditan gen yang dapat mencakup teknik seperti menumbuhkan organ mirip manusia, menurut Israel 365 News.

Ide tentara tambahan dapat dianggap sebagai Yehezkiel sperti tertuang dalam Alkitab tulis situs web israel itu.

Dalam Perang Yajuj dan Majuj pra-Mesias, ada referensi tentang apa yang dapat dipahami sebagai perang termo-nuklir global, klaimnya.

Bagian itu menyebutkan seorang raja yang tingginya mencapai 13 kaki, dengan perang yang dilakukan oleh tentara raksasa yang bahkan mungkin telah ditingkatkan secara genetik.

Para peneliti di Jamestown Foundation menulis: "Pada akhirnya, kemajuan bioteknologi saat ini mungkin terbukti revolusioner, dan implikasi strategisnya, baik untuk kedokteran atau militer atau daya saing nasional agregat, baru saja mulai dihargai."

Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe membuat klaim tersebut dalam sebuah editorial surat kabar. Dia menyebut China merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini.

Dalam editorial WSJ, Ratcliffe menyebut sebelumnya upaya intelijen AS berfokus pada anti-terorisme dan Rusia. Namun belakangan ini AS mengalihkan sumber daya mereka untuk berfokus pada China.

"Kecerdasannya jelas. Beijing bermaksud mendominasi AS dan seluruh dunia secara ekonomi, militer dan teknologi. Banyak inisiatif publik China dan perusahaan terkemuka hanya kamuflase dari aktivitas Partai Komunis China," tulis Ratcliffe, seperti diberitakan The Sun.

Dia menyebut intelijen AS menemukan China melakukan pengujian manusia pada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Hal itu dilakukan dengan harapan negara itu mengembangkan tentara dengan kemampuan yang bisa ditingkatkan secara biologis. Namun ia tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai informasi tersebut.

Beberapa waktu lalu akademisi pernah mengangkat mengenai ambisi China menggunakan modifikasi genetik , untuk meningkatkan kinerja tentara mereka di medan perang. Tahun lalu sebuah makalah penelitian menguraikan rencana China menerapkan bioteknologi untuk meningkatkan kapasitas militernya.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1732 seconds (0.1#10.140)