27 Juta Unggas Mati Akibat Flu Burung, Merebak di 30 Negara Bagian AS

Rabu, 20 April 2022 - 10:41 WIB
loading...
27 Juta Unggas Mati Akibat Flu Burung, Merebak di 30 Negara Bagian AS
Epidemi flu burung merebak setidaknya di 30 negara bagian Amerika Serikat (AS) dan mengakibatkan hampir 27 juta unggas, seperti burung, ayam, dan kalkun mati. Foto/cnet
A A A
WASHINGTON - Epidemi flu burung merebak setidaknya di 30 negara bagian Amerika Serikat (AS) dan mengakibatkan hampir 27 juta unggas, seperti burung, ayam, dan kalkun mati. Untuk mencegah penyebaran tidak semakin meluas, unggas yang mati dimusnahkan.

H5N1, strain flu burung yang sangat patogen atau highly pathogenic avian influenza ( HPAI), telah terdeteksi di peternakan komersial dan halaman belakang di seluruh Midwest, South dan East Coast. Kasus H5N1 juga ditemukan di alam liar, setidaknya 36 elang botak mati akibat tertular virus minggu lalu.

Kasus flu burung di AS tidak ada yang berdampak pada manusia, tetapi berdampak pada ekonomi karena memicu lonjakan harga telur dan ayam. Epidemi flu burung di AS pertama terjadi pada tahun 2015, mengakibatkan kerugian industri unggas lebih dari USD1,5 miliar dan menyebabkan harga telur naik hampir dua kali lipat.



Flu burung disebabkan oleh virus avian influenza Tipe A, yang menyebar secara alami di antara unggas air. Virus ini dapat menginfeksi unggas liar, unggas domestik, dan hewan lainnya, meskipun jarang pada manusia.

Ada lebih dari selusin jenis flu burung, yang diklasifikasikan sebagai "patogen rendah" atau "sangat patogen", tergantung pada kemampuannya menyebarkan penyakit dan membunuh unggas. Strain yang membombardir AS saat ini, Eurasia H5N1, dianggap sangat patogen.

HPAI menginfeksi saluran pernapasan dan pencernaan dan dapat dengan cepat merobek seluruh kawanan unggas. Gejalanya antara lain kurang nafsu makan, lesu, produksi telur berkurang, bengkak dan diare.


27 Juta Unggas Mati Akibat Flu Burung, Merebak di 30 Negara Bagian AS


Sumber utama infeksi adalah unggas air yang bermigrasi, seperti bebek dan angsa. “Mereka terinfeksi tetapi tidak sakit. Kemudian mereka menyebarkan virus di kotoran mereka atau di mana pun tanahnya,” kata Denise Derrer, direktur informasi publik untuk Dewan Kesehatan Hewan Negara Bagian Indiana kepada CNET dikutip SINDOnews, Rabu (20/5/2022).

Strain H5N1 pertama kali dilaporkan di Asia dan Eropa. Departemen Pertanian Amerika Serikat atau United States Department of Agriculture (USDA) mengkonfirmasi kasus pertama di AS pada bebek liar di Carolina Selatan pada pertengahan Januari.

Setelah itu dilaporkan kasus flu burung di peternakan komersial di setidaknya 30 negara bagian, termasuk Colorado, Connecticut, Delaware, Illinois, Indiana, Idaho, Iowa , Kansas, Kentucky, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Missouri, Montana, Nebraska, Carolina Utara, Dakota Utara, New Hampshire, New York, Ohio, Pennsylvania, Dakota Selatan, Texas, Utah, Wisconsin, dan Wyoming.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2622 seconds (0.1#10.140)