Mengenal Mikhail Kalashnikov, Perancang Senapan AK-47 Asal Rusia

Kamis, 28 April 2022 - 21:04 WIB
loading...
Mengenal Mikhail Kalashnikov, Perancang Senapan AK-47 Asal Rusia
Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir pada 10 November 1919, di Kurya, Rusia dan mendunia setelah senapan AK-47 rancangannya menjadi senapan paling populer di dunia. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Mikhail Kalashnikov adalah salah satu perancang senjata paling sukses sepanjang masa. Karena senapan AK-47 rancangannya menjadi senjata paling favorit digunakan di dunia.

Maklum saja rancangan senjatanya benar-benar menjadi yang terbaik di dunia karena pria berkebangsaan Rusia ini memang memiliki pengalaman di bidang militer. Jadi Kalashnikov sudah mengetahui model-model senjata sehingga melakukan berbagai penyempurnaan.

Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir pada 10 November 1919, di Kurya, Rusia, dari pasangan Aleksandra dan Timofey Kalashnikov. Dia adalah anak ke-17 dari 19 bersaudara, sejak kecil dia sudah menemukan kecintaannya pada teknik mesin namun sayangnya ia putus sekolah setelah kelas tujuh.

Di usia 19 tahun, Kalashnikov ikut wajib militer dan bergabung dengan Resimen Tank ke-24, Divisi Tank ke-12 dimana ia menamatkan sekolah mekanik tank dan menjadi montir-pengemudi tank dan menjadi komandan tank. Pada Oktober 1941, dalam peperangan sengit di Bryansk, Kalashnikov terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit.



Selama beberapa tahun Kalashnikov terus bekerja mewujudkan rancangannya dengan memperbaiki dan mengkombinasikan berbagai elemen senjata otomatis dan senapan serbu yang telah ada saat itu. Inovasinya pertama adalah pemakaian peluru pendek 7,62×39 mm.

Pada akhirnya senjata legendaris ini pun lahir, tahun 1949, AK-47 menjadi senapan serbu Angkatan Darat Soviet. Senjata ini kemudian diadopsi negara lain dalam Pakta Warsawa, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan menjadi simbol revolusi di pelosok dunia seperti Vietnam, Afghanistan, Kolombia dan Mozambik - AK-47 bahkan ada di bendera Mozambik.

Senapan ini dianggap revolusioner pada zaman itu, dikarenakan senapan ini relatif mudah untuk diproduksi, pendek dan ringan, mudah digunakan, dan punya sedikit recoil (hentakan yang disebabkan oleh senjata api ketika ditembakan).

Senapan ini juga legendaris karena kehandalannya dalam kondisi berat dari hutan belantara yang basah hingga badai pasir Timur Tengah, dalam dingin dan panas ekstrim, proses perawatan senapan ini juga lebih mudah.



Dengan keunggulan tersebut AK-47 menjadi senjata yang jumlahnya paling besar di dunia dan sempat menjadi senjata para pelaku terorisme. Penyandera yang menyerbu area Olimpiade di Munich, Jerman, pada 1972 menggunakan senapan Kalashnikov, pelaku penembakan massal di AS juga menggunakan versi semi-otomatis senapan ini dalam kejadian di Stockton, California, dan Dallas.

Dari 1949 hinga 1963, Kalashnikov terus mengerjakan varian AK-47 yang dimodernisasi dan ditingkatkan, yang paling terkenal di antaranya adalah AKM, RPK Kalashnikov, dan PK. Kalashnikov mendapat Gelar “Doctor of Technical Sciences' pada 1971, dan menjadi anggota dari 16 institusi pendidikan.

Untuk harga secara global bisa mencapai ratusan dolar AS, tapi beberapa AK-47 bisa dibeli dengan harga hingga USD50 atau sekitar Rp700 ribu. Produksi besar di seluruh dunia, terutama di negara dengan biaya buruh rendah, telah menekan harga senapan AK ini.

Sayangnya pabrikan resmi AK-47, IzhMASh, belum mematenkan senjata tersebut sampai 1997. Karena hal itu, salinan palsu AK-47 dibuat dan dijual dengan bebas di seluruh dunia dengan harga hanya USD15 atau sekitar Rp215.865.



AK-47 buatan IzhMASh sendiri dilaporkan hanya menghasilkan 10 persen dari hampir 100 juta yang terjual setiap tahun di dunia. Mikhail mengklaim bahwa dia tidak mendapat untung dari produksi senjata, dan telah menciptakan AK-47 untuk melayani negaranya.

Dia dilaporkan mengantongi 30 persen dari keuntungan perusahaan Jerman milik cucunya 'Marken Marketing International'. Perusahaan itu merancang barang dagangan bermerek Kalashnikov seperti pisau, vodka hingga payung.

Atas karya dan jerih payahnya, Uni Soviet menganugerahi Kalashnikov Hadiah Stalin, Bintang Merah, dan Ordo Lenin. Dalam sebagian besar hidupnya, Kalashnikov meninggal sebagai pahlawan nasional pada 2013 dalam usia 94 tahun.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1771 seconds (0.1#10.140)