Katak Kaca Punya Perut Tembus Pandang, Ternyata Ini Gunanya!

JAKARTA - Namanya katak kaca atau Glass Frog. Bukan berarti katak tersebut rapuh seperti kaca. Namun, karena bagian abdomen atau perutnya transparan seperti kaca.

Katak kaca seolah tidak memiliki kulit karena tulang, usus, dan jantung mereka yang berdetak dapat dilihat melalui kulit yang menutupi tubuh dan anggota badan mereka.

Alasan struktur tubuh yang transparan ini ternyata baru diketahui oleh ilmuwan. Tujuannya, ternyata untuk membantu katak kaca berbaur dan terhindar dari pemangsa.

Kamuflase

Ilmuwan menilai bahwa menjadi tembus pandang merupakan bentuk kamuflase yang sangat efektif. Terutama, di bawah air, di mana latar belakang berair membuat bagian dalam makhluk yang berisi cairan tidak menonjol. Demikian diungkap James Barnett, peneliti katak di Universitas McMaster dalam makalahnya.

Katak kaca ini termasuk dalam 10 hewan tembus pandang versi BBC Earth pada 2015, dan bahkan bagian organ tubuh tembus pandangnya terbesar dibanding hewan lainnya.


Memang, tidak seluruh bagian tubuh katak kaca transparan. Kulit atas atau punggungnya tetap berwarna hijau. Karena itu, ilmuwan melakukan pengujian seberapa efektif kamuflase katak kaca. Mereka memotret 55 katak kaca pada daun hijau dan latar belakang putih dan beberapa percobaan.

Salah satunya, menggunakan analisis komputer untuk menilai warna dan garis besar katak di setiap foto. Para peneliti menemukan bahwa katak kaca selalu tampak hijau. Tetapi, mereka menjadi cerah atau gelap tergantung pada latar belakangnya. Dengan cara ini, katak melebur dengan warna hijau daun yang mereka duduki.

Para peneliti juga melaporkan bahwa kaki katak lebih transparan daripada tubuh mereka, yang membuat tidak dikenali oleh pemangsa.
”Kaki tembus pandang yang bertemu daun menjadi gradien lembut dan minim kontras, sehingga katak terlihat menyatu dengan daun,” kata Barnett. Para peneliti menyebut teknik kamuflase baru ini sebagai “difusi tepi”.


Pengujian lainnya melibatkanmanusia. Ada 125 gambar katak dengan tingkat tembus pandang yang berbeda. Lalu, 25 orang diminta melihat katak secepat mungkin. Hasilnya, katak yang paling sulit dilihat manusia memiliki pola tembus pandang yang biasanya terlihat pada katak kaca.



Pengujian terakhir, tim Barnett menciptakan 360 katak palsu dari gelatin dan melepaskannya di hutan hujan Ekuador selama tiga hari. Setengah dari katak palsu itu buram. Tapi, setengahnya lagi tembus pandang. Hasilnya, para peneliti menemukan katak buram diserang oleh burung dua kali lebih banyak.