Biro Wisata Adakan Plesiran di Segitiga Bermuda, Garansi Uang Kembali Jika Menghilang

Rabu, 01 Juni 2022 - 06:00 WIB
loading...
Biro Wisata Adakan Plesiran di Segitiga Bermuda, Garansi Uang Kembali Jika Menghilang
Ancient Mysteries Cruise akan membawa orang-orang yang penasaran lebih
A A A
JAKARTA - Tawaran unik datang dari biro wisata Ancient Mysteries Cruise baru-baru ini. Mereka mengajak banyak orang untuk berwisata di Segitiga Bermuda menggunakan kapal laut wisata.

Tidak main-main mereka menjamin seratus persen biaya akan kembali jika kapal menghilang saat berada di Segitiga Bermuda. Perjalanan sendiri akan dilakukan pada 28 Maret 2023 hingga 2 April 2023.

Untuk perjalanan unik itu Ancient Mysteries Cruise menyediakan tiga kategori tiket. Ketiganya adalah Inside dengan harga USD1.479 atau setara Rp21,4 juta, Balcony di harga USD1.779 atau mencapai Rp25,8 juta, Balcony 2 di harga USD1.829 atau sama dengan Rp26,5 juta.



Biro Wisata Adakan Plesiran di Segitiga Bermuda, Garansi Uang Kembali Jika Menghilang


Selama perjalanan misterius itu, wisatawan tidak hanya sekadar menikmati pemandangan yang ada di Segitiga Bermuda. Ancient Mysteries Cruise juga menghadirkan lima orang peneliti, pejabat pemerintah dan pengarang buku yang fokus pada misteri Segitiga Bermuda.

Di antaranya adalah Nick Pope dari Kementerian Pertahanan Inggris, Nick Redfern penulis buku The World's Weirdest Places, serta Peter Robbins pengamat alien dan UFO. Dua lainnya adalah Micah Hanks dan Jim Harrold.



Keberadaan Segitiga Bermuda memang masih jadi fenomena yang menarik hingga kini. Padahal banyak ilmuwan yang menyebutkan bahwa hilangnya kapal laut dan pesawat terbang di wilayah itu tidak terkait dengan fenomena khusus seperti alien dan unsur mistis.

Seperti dilansir dari Daily Star, Minggu (8/5/2022), Karl Kruszelnicki menegaskan hilangnya begitu banyak pesawat dan kapal yang hilang tanpa jejak di daerah itu tidak ada hubungannya dengan alien atau kota Atlantis yang hilang.

Dia percaya bahwa insiden itu dapat dijelaskan oleh penyebab yang lebih logis seperti kesalahan manusia dan cuaca buruk. “Itu karena area tersebut dekat dengan Khatulistiwa, atau lintasan yang sangat padat, ada banyak pergerakan lalu lintas di daerah itu," jelasnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2374 seconds (0.1#10.140)