Rusia Ingin Lanjutkan Operasi Teleskop Pencarian Lubang Hitam Tanpa Izin Jerman
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia ingin memulai kembali program teleskop pencari lubang hitam yang diluncurkan pada 2019 bekerja sama dengan Jerman. Padahal sudah Jerman memerintahkan teleskop tersebut dihentikan pada awal Maret sebagai tanggapan atas serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Teleskop yang disebut eROSITA dan dipasang pada pesawat ruang angkasa Spektr-RG Rusia, memindai langit untuk mencari sumber radiasi sinar-X (lubang hitam dan bintang neutron). Perangkat itu bekerja bersama dengan instrumen ART-X Rusia yang mencari lubang hitam supermasif.
Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, berencana untuk mengaktifkan kembali eROSITA tanpa izin dari Jerman. “Saya memberikan instruksi untuk mulai bekerja memulihkan pengoperasian teleskop Jerman di sistem Spektr-RG sehingga bekerja sama dengan teleskop Rusia,” kata Rogozin, menurut Deutsche Welle dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (9/6/2022).
Space.com menghubungi Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, yang mengoperasikan eROSITA, tetapi lembaga tersebut menolak mengomentari situasi tersebut. Namun, ilmuwan Rusia yang terlibat dalam kerja sama dilaporkan mengkritik gagasan tersebut, dengan menyebutkan bahwa memulai kembali eROSITA tanpa partisipasi Jerman dapat merusak teleskop.
“Manajemen eROSITA kami tidak mudah dan dalam beberapa hal bahkan berisiko, karena kami tidak membuat perangkat ini dan kami tidak mengoperasikannya,” kata Alexander Sergeev, presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, kepada kantor berita Rusia Interfax.
Tetapi Rogozin tampaknya tidak terpengaruh dengan alasan itu. Dalam sebuah pernyataan melalui Telegram sebagai tanggapan atas pernyataan Sergeev, dia mengatakan tenaga spesialis Roscosmos akan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka tanpa merusak loop kontrol teleskop Jerman.
“Teleskop dimatikan bukan oleh Jerman, tetapi oleh spesialis Rusia atas permintaan Jerman," tulis Rogozin di pos yang belum diverifikasi tertanggal 6 Juni 2022.
Ars Technica melaporkan pada hari Senin (6 Juni), menurut pejabat Jerman yang tidak disebutkan namanya, keinginan memulai kembali instrumen ilmiah tanpa partisipasi Jerman dapat menyebabkan kerusakan pada teleskop.
Secara hukum, situasinya tampaknya agak rumit. Menurut Christopher Johnson, penasihat hukum ruang angkasa di Secure World Foundation, mengatakan bahwa Rusia yang meluncurkan pesawat ruang angkasa Spektr-RG, juga terdaftar sebagai satu-satunya pemilik dalam daftar benda-benda antariksa PBB.
“Dengan menjadi negara yang mendaftar dan negara peluncuran, kontrol Rusia atas objek tersebut cukup kuat,” kata Johnson kepada Space.com, merujuk pada Perjanjian Luar Angkasa, sebuah dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menetapkan aturan untuk kerja sama internasional dalam luar angkasa.
“Jerman masih memiliki eROSITA, meskipun berada di pesawat ruang angkasa Rusia, dan kedua belah pihak berkewajiban untuk bekerja sama dan menunjukkan rasa hormat kepada pihak lain, serta tidak mengganggu hak pihak lain untuk menjelajahi ruang angkasa dan melakukan ilmu ruang angkasa,” lanjut Johnson.
Segalanya berjalan baik untuk eROSITA sebelum invasi ke Ukraina. Teleskop, yang mengamati alam semesta dalam sinar-X, merilis kumpulan data pertamanya kepada komunitas ilmiah pada Juli 2021, mengungkapkan lebih dari 3 juta lubang hitam dan bintang neutron yang baru ditemukan.
Teleskop yang disebut eROSITA dan dipasang pada pesawat ruang angkasa Spektr-RG Rusia, memindai langit untuk mencari sumber radiasi sinar-X (lubang hitam dan bintang neutron). Perangkat itu bekerja bersama dengan instrumen ART-X Rusia yang mencari lubang hitam supermasif.
Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, berencana untuk mengaktifkan kembali eROSITA tanpa izin dari Jerman. “Saya memberikan instruksi untuk mulai bekerja memulihkan pengoperasian teleskop Jerman di sistem Spektr-RG sehingga bekerja sama dengan teleskop Rusia,” kata Rogozin, menurut Deutsche Welle dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (9/6/2022).
Baca Juga
Space.com menghubungi Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, yang mengoperasikan eROSITA, tetapi lembaga tersebut menolak mengomentari situasi tersebut. Namun, ilmuwan Rusia yang terlibat dalam kerja sama dilaporkan mengkritik gagasan tersebut, dengan menyebutkan bahwa memulai kembali eROSITA tanpa partisipasi Jerman dapat merusak teleskop.
“Manajemen eROSITA kami tidak mudah dan dalam beberapa hal bahkan berisiko, karena kami tidak membuat perangkat ini dan kami tidak mengoperasikannya,” kata Alexander Sergeev, presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, kepada kantor berita Rusia Interfax.
Tetapi Rogozin tampaknya tidak terpengaruh dengan alasan itu. Dalam sebuah pernyataan melalui Telegram sebagai tanggapan atas pernyataan Sergeev, dia mengatakan tenaga spesialis Roscosmos akan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka tanpa merusak loop kontrol teleskop Jerman.
“Teleskop dimatikan bukan oleh Jerman, tetapi oleh spesialis Rusia atas permintaan Jerman," tulis Rogozin di pos yang belum diverifikasi tertanggal 6 Juni 2022.
Ars Technica melaporkan pada hari Senin (6 Juni), menurut pejabat Jerman yang tidak disebutkan namanya, keinginan memulai kembali instrumen ilmiah tanpa partisipasi Jerman dapat menyebabkan kerusakan pada teleskop.
Secara hukum, situasinya tampaknya agak rumit. Menurut Christopher Johnson, penasihat hukum ruang angkasa di Secure World Foundation, mengatakan bahwa Rusia yang meluncurkan pesawat ruang angkasa Spektr-RG, juga terdaftar sebagai satu-satunya pemilik dalam daftar benda-benda antariksa PBB.
“Dengan menjadi negara yang mendaftar dan negara peluncuran, kontrol Rusia atas objek tersebut cukup kuat,” kata Johnson kepada Space.com, merujuk pada Perjanjian Luar Angkasa, sebuah dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menetapkan aturan untuk kerja sama internasional dalam luar angkasa.
“Jerman masih memiliki eROSITA, meskipun berada di pesawat ruang angkasa Rusia, dan kedua belah pihak berkewajiban untuk bekerja sama dan menunjukkan rasa hormat kepada pihak lain, serta tidak mengganggu hak pihak lain untuk menjelajahi ruang angkasa dan melakukan ilmu ruang angkasa,” lanjut Johnson.
Segalanya berjalan baik untuk eROSITA sebelum invasi ke Ukraina. Teleskop, yang mengamati alam semesta dalam sinar-X, merilis kumpulan data pertamanya kepada komunitas ilmiah pada Juli 2021, mengungkapkan lebih dari 3 juta lubang hitam dan bintang neutron yang baru ditemukan.
(wib)