Teratai Raksasa Terbesar di Dunia Ditemukan, Panjangnya 3 Meter
loading...
A
A
A
LONDON - Gara-gara kesalahan identifikasi, teratai raksasa terbesar di dunia tersembunyi dari dunia selama 177 tahun. Tapi, sekarang para ilmuwan memastikan bahwa memang ada spesies teratai raksasa yang asalnya dari Bolivia.
Hal tersebut diungkap oleh tim ilmuwan dari Royal Botanic Gardens di Kew, London, dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Plant Science, Senin (4/7) silam.
Teratai raksasa tersebut memiliki lebar hingga tiga meter. Begitu lebarnya, bahkan orang dewasa bisa berbaring diatasnya tanpa tenggelam.
Tapi, teratai itu sebelumnya tidak diidentifikasi sebagai tanaman teratai karena kurangnya penelitian. Tim peneliti butuh waktu bertahun-tahun untuk menetapkan bahwa spesies yang sebelumnya tidak dikenal dan hidup di herbarium Kew selama ini termasuk ke dalam tanaman teratai.
Kesalahan Identitas
Spesimen teratai raksasa pertama kali dibawa ke Inggris dari Bolivia. Lalu, dikategorikan dalam genus Victoria. Dinamakan sesuai Ratu Victoria pada 1852. Para ilmuwan awalnya menyimpulkan hanya ada dua subspesies teratai raksasa, Victoria amazonica dan Victoria cruziana. Namun, sebenarnya ada satu spesies lagi. Yakni, spesies ketiga dengan nama Victoria boliviana (dinamakan untuk menghormati tim peneliti dari Bolivia) yang berasal dari Bolivia.
Dengan adanya kasus kesalahan identitas ini, para ahli mengatakan bahwa mereka dapat lebih akurat mendokumentasikan keanekaragaman teratai, melindungi, serta mengambil manfaat di masa depan.
“Mendeskripsikan spesies baru adalah tugas yang sangat penting,” kata Alex Monro, pemimpin penelitian di Amerika.
Ahli hortikultura dan peneliti teratai dunia Carlos Magdalena sejak bertahun-tahun curiga bahwa ada spesies teratai raksasa ketiga. Dia membuktikannya setelah menerima koleksi benih teratai raksasa dari lembaga Bolivia Santa Cruz de La Sierra Botanic Garden dan La Rinconada Gardens pada tahun 2016.
Saat mengembangbiakkan benih itu di Kew, Magdalena melihat bagaimana teratai itu tumbuh berbeda dengan kedua spesies teratai Victoria lainnya. Teratai raksasa dari Bolivia memiliki bunga yang bisa lebih besar dari bola sepak, bisa berubah antara putih dan merah muda, serta hanya terbuka di malam hari.
Teratai (Nymphaea) sendiri merupakan nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris, dikenal sebagai atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman dari genus Nelumbo (lotus).
Pada zaman dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo atau lotus, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.
Teratai terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. Umumnya, teratai yang tumbuh di permukaan air memiliki ukuran bunga sekitar 5-10 cm.
Teratai memiliki peran penting dalam ekosistem air. Tanaman ini banyak ditemukan di perairan dangkal dan tawar seperti kolam, danau, dan tepi sungai yang arusnya tenang. Karena mereka bertumpu di atas permukaan air, bunga dan bantalan daun memberikan keteduhan di atas air, menjaga air tetap sejuk dan mencegah ganggang tumbuh secara berlebihan.
Hal tersebut diungkap oleh tim ilmuwan dari Royal Botanic Gardens di Kew, London, dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Plant Science, Senin (4/7) silam.
Teratai raksasa tersebut memiliki lebar hingga tiga meter. Begitu lebarnya, bahkan orang dewasa bisa berbaring diatasnya tanpa tenggelam.
Tapi, teratai itu sebelumnya tidak diidentifikasi sebagai tanaman teratai karena kurangnya penelitian. Tim peneliti butuh waktu bertahun-tahun untuk menetapkan bahwa spesies yang sebelumnya tidak dikenal dan hidup di herbarium Kew selama ini termasuk ke dalam tanaman teratai.
Kesalahan Identitas
Spesimen teratai raksasa pertama kali dibawa ke Inggris dari Bolivia. Lalu, dikategorikan dalam genus Victoria. Dinamakan sesuai Ratu Victoria pada 1852. Para ilmuwan awalnya menyimpulkan hanya ada dua subspesies teratai raksasa, Victoria amazonica dan Victoria cruziana. Namun, sebenarnya ada satu spesies lagi. Yakni, spesies ketiga dengan nama Victoria boliviana (dinamakan untuk menghormati tim peneliti dari Bolivia) yang berasal dari Bolivia.
Dengan adanya kasus kesalahan identitas ini, para ahli mengatakan bahwa mereka dapat lebih akurat mendokumentasikan keanekaragaman teratai, melindungi, serta mengambil manfaat di masa depan.
“Mendeskripsikan spesies baru adalah tugas yang sangat penting,” kata Alex Monro, pemimpin penelitian di Amerika.
Ahli hortikultura dan peneliti teratai dunia Carlos Magdalena sejak bertahun-tahun curiga bahwa ada spesies teratai raksasa ketiga. Dia membuktikannya setelah menerima koleksi benih teratai raksasa dari lembaga Bolivia Santa Cruz de La Sierra Botanic Garden dan La Rinconada Gardens pada tahun 2016.
Saat mengembangbiakkan benih itu di Kew, Magdalena melihat bagaimana teratai itu tumbuh berbeda dengan kedua spesies teratai Victoria lainnya. Teratai raksasa dari Bolivia memiliki bunga yang bisa lebih besar dari bola sepak, bisa berubah antara putih dan merah muda, serta hanya terbuka di malam hari.
Teratai (Nymphaea) sendiri merupakan nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris, dikenal sebagai atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman dari genus Nelumbo (lotus).
Pada zaman dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo atau lotus, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.
Teratai terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. Umumnya, teratai yang tumbuh di permukaan air memiliki ukuran bunga sekitar 5-10 cm.
Teratai memiliki peran penting dalam ekosistem air. Tanaman ini banyak ditemukan di perairan dangkal dan tawar seperti kolam, danau, dan tepi sungai yang arusnya tenang. Karena mereka bertumpu di atas permukaan air, bunga dan bantalan daun memberikan keteduhan di atas air, menjaga air tetap sejuk dan mencegah ganggang tumbuh secara berlebihan.
(dan)