Ini Alasan Tembakau Bikin Kecanduan dan Sulit Berhenti Mengonsumsinya

Senin, 18 Juli 2022 - 12:14 WIB
loading...
Ini Alasan Tembakau Bikin Kecanduan dan Sulit Berhenti Mengonsumsinya
Diketahui tembakau adalah zat yang sangat adiktif dan membuat siapa pun menjadi kecanduan. Foto/Filtermag
A A A
WASHINGTON - Banyak orang yang sadar bahaya merokok tembakau , namun cukup berat berjuang untuk benar-benar bisa berhenti. Diketahui tembakau adalah zat yang sangat adiktif dan membuat siapa pun menjadi kecanduan .

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) penyebabnya, ternyata, ada hubungannya dengan tembakau yang mengubah cara kerja otak. Kondisi ini membuat orang selalu menginginkan untuk mengonsumsi kembali.

Bernard Le Foll, Ketua Psikiatri Kecanduan di Departemen Psikiatri di University of Toronto, mengatakan bahwa kecanduan didefinisikan sebagai hilangnya kendali terhadap penggunaan suatu zat. Bahkan penggunaannya dapat dilakukan secara terus menerus tanpa menghiraukan konsekuensinya.

“Begitu kecanduan suatu zat berkembang, orang akan mengalami ketagihan jika tidak menggunakannya untuk jangka waktu tertentu. Tembakau bersifat adiktif karena mengandung nikotin, zat psikoaktif dengan potensi adiktif yang tinggi," kata Le Foll kepada Live Science yang dikutip SINDOnews, Senin (18/7/2022).



Menurut National Cancer Institute, zat psikoaktif adalah zat yang memengaruhi cara kerja otak dan menyebabkan perubahan suasana hati, kesadaran, pikiran, perasaan, atau perilaku. Contoh lain dari zat psikoaktif termasuk LSD, alkohol dan kafein.

“Nikotin sangat adiktif ketika dihisap atau dibawa ke paru-paru karena permulaan efek seperti stimulan terjadi sangat cepat melalui rute pemberian ini,” jelas David Ledgerwood, seorang psikolog klinis di Substance Abuse Research Division di Wayne State University di Detroit, Michigan.

Setelah "pukulan" awal kenikmatan dari merokok dirasakan, kemudian menghilang dengan cepat, menyebabkan perokok sering mengonsumsi kembali produk tembakau untuk mencapai pengalaman stimulan yang sama. Saat tembakau dikonsumsi, kadar nikotin dalam aliran darah melonjakdan masuk ke otak.



Begitu berada di otak besar, nikotin menempel dan mengaktifkan reseptor yang melepaskan dopamin zat kimia "bahagia", yang membuat orang merasa lebih baik. Akibatnya, otak perokok dengan cepat menganggap nikotin sebagai zat "bahagia ", dan akan mendambakannya ketika merokok.

“Jika seseorang merokok secara teratur selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun, otak mereka akan terbiasa dengan nikotin. Sampai pada titik di mana, pada akhirnya, mereka selalu membutuhkan (kecanduan) nikotin untuk merasakan lebih baik atau bahagia,” kata Ledgerwood.

Orang yang mulai menggunakan produk tembakau, terutama anak-anak atau remaja, akan lebih merasa sangat sulit untuk berhenti. Menurut FDA, ini akibat paparan nikotin dapat mengganggu perkembangan otak yang melepas dopamin, sehingga merasa lebih bahagia.

Apalagi perokok muda mudah terpikat untuk menghisap rokok karena untuk mendapatkan penghargaan dari lingkungannya dan memperoleh rasa bahagia. “Dibandingkan dengan orang dewasa, remaja umumnya lebih mudah terpengaruh untuk termotivasi mendapat penghargaan oleh teman sebaya," menurut laporan Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2341 seconds (0.1#10.140)