Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Dorman yang Langka

Selasa, 19 Juli 2022 - 08:31 WIB
loading...
Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Dorman yang Langka
Ilmuwan menemukan lubang hitam yang tidak lahir dari ledakan bintang yang disebut supernova. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Tidak semua lubang hitam berukuran masif dan bisa menelan apapun benda langit di sekitarnya. Sebab, para astronom baru saja menemukan lubang hitam yang unik. Lubang hitam itu tidak hanya diklasifikasikan sebagai dorman atau tidak aktif. Tapi, juga lahir tanpa ledakan bintang yang sekarat.

Begitu langkanya lubang hitam ini, ilmuwan menyebut bahwa mereka menemukan “jarum di tumpukan jerami”. Menariknya, “jarum” tersebut terletak tidak jauh dari Bima Sakti.

Perbedaan lain lubang hitam itu juga tidak memancarkan radiasi sinar-X yang kuat yang mengindikasikan melahap materi di dekatnya dengan tarikan gravitasi yang kuat. Itu juga yang membuat ilmuwan menyimpulkan bahwa lubang hitam tersebut tidak lahir dari ledakan bintang yang disebut supernova.

Normalnya, lubang hitam adalah objek yang luar biasa padat dengan gravitasi yang begitu kuat bahkan cahaya pun tidak bisa lolos.

Walau “kecil”, lubang hitam yang baru ditemukan ini memiliki massa setidaknya sembilan kali lebih besar dari matahari kita. Letaknya ada di wilayah Nebula Tarantula di galaksi Awan Magellan Besar dan terletak sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi.

Sebagai gambaran, satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun, atau sekitar 9,5 triliun kilometer.

Sebuah bintang biru bercahaya terang dan panas, dengan massa sekitar 25 kali matahari juga mengorbit ke lubang hitam tersebut. Sistem biner ini diberi nama VFTS 243. Para peneliti percaya bintang pendamping pada akhirnya juga akan menjadi lubang hitam juga.

Mencari lubang hitam yang tidak aktif seperti ini memang sulit. Sulit dideteksi, karena sedikit sekali berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Banyak kandidat yang diusulkan jadi lubang hitam tidak aktif, tapi telah dibantah dengan studi lebih lanjut. ”Tantangan mencari lubang hitam seperti ini memang tinggi,” ujar Tomer Shenar, peneliti dari Amsterdam University. “Seperti mencari jarum di tumpukan jerami,” tambahnya.

”Lubang hitam ini dicari-cari oleh astronom selama puluhan tahun,” tambah astronomer Kareem El-Badry dari Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics.
Para ilmuwan mengamati lubang hitam tersebut selama enam tahun dari Teleskop Observatorium Eropa Selatan yang berbasis di Chili.

Kareem mengatakan, ada banyak jenis lubang hitam. Yang terkecil, seperti yang baru terdeteksi, disebut lubang hitam bermassa bintang yang dibentuk oleh runtuhnya bintang individu masif di akhir siklus hidupnya.

Ada juga lubang hitam massa menengah serta lubang hitam supermasif besar yang berada di pusat sebagian besar galaksi. ”Lubang hitam pada dasarnya adalah objek gelap. Mereka tidak memancarkan cahaya apa pun. Oleh karena itu, untuk mendeteksi lubang hitam, kami biasanya melihat sistem biner di mana kami melihat satu bintang bercahaya bergerak di sekitar objek kedua yang tidak terdeteksi,” kata Julia Bodensteiner, peneliti pascadoktoral di European Southern Observatory di Munich.

Biasanya diasumsikan bahwa runtuhnya bintang raksasa ke dalam lubang hitam dikaitkan dengan ledakan supernova yang kuat. Dalam hal ini, bintang yang mungkin 20 kali massa matahari meniupkan sebagian materinya ke luar angkasa dalam pergolakan kematiannya, kemudian runtuh dengan sendirinya tanpa ledakan.

Bentuk orbit dengan bintang pendampingnya memberikan bukti bahwa tidak adanya ledakan. “Orbit sistem hampir melingkar sempurna,” kata Tomer. Jika supernova terjadi, kekuatan ledakan akan menendang lubang hitam yang baru terbentuk ke arah acak dan menghasilkan orbit elips daripada orbit lingkaran, tambah Shenar.

Lubang hitam bisa menjadi sangat rakus, menelan material apa pun - gas, debu, dan bintang - dalam tarikan gravitasinya.

”Lubang hitam hanya bisa menjadi rakus jika ada sesuatu yang cukup dekat dengan mereka sehingga mereka dapat melahapnya. Biasanya, kami mendeteksi mereka jika mereka menerima materi dari bintang pendamping, sebuah proses yang kami sebut akresi,” kata Bodensteiner.



Tomer menambahkan, “dalam sistem lubang hitam dorman, pendampingnya cukup jauh sehingga materi tidak menumpuk di sekitar lubang hitam untuk memanas dan memancarkan sinar-X,”.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1801 seconds (0.1#10.140)