Bikin Keributan di Kota Yamaguchi, Gerombolan Monyet Jepang Dieksekusi

Selasa, 09 Agustus 2022 - 20:49 WIB
loading...
Bikin Keributan di Kota Yamaguchi, Gerombolan Monyet Jepang Dieksekusi
Gerombolan kera Jepang (Macaca fuscata) selama hampir satu bulan telah meneror, menggigit, dan mencakar penduduk di Kota Yamaguchi. Foto/Live Science
A A A
TOKYO - Gerombolan kera Jepang (Macaca fuscata) selama hampir satu bulan telah meneror, menggigit, dan mencakar penduduk di Kota Yamaguchi. Satu ekor monyet anggota gerombolan Macaca fuscata terpaksa dieksekusi karena terlibat lebih dari 50 serangan di kota Yamaguchi.

Dikutip dari Live Science, Selasa (9/8/2022), monyet yang baru-baru ini di-eutanasia adalah laki-laki berusia 4 tahun yang terlibat dalam setidaknya satu serangan di kota, meskipun tidak jelas apakah dia pelaku utama atau bukan. Monyet perampok ini dilacak dan dieksekusi oleh tim pemburu yang ditugaskan secara khusus.

Monyet-monyet itu tidak hanya menyerang orang-orang di jalanan, mereka juga belajar cara membuka pintu geser dan naik ke jendela. Dalam satu insiden, seekor monyet masuk ke ruang kelas taman kanak-kanak dan melompat ke atas seorang gadis berusia 4 tahun.



Dalam insiden lain, seekor monyet memanjat melalui jendela dan diduga mencoba merebut bayi. “Saya mendengar tangisan datang dari lantai dasar, jadi saya bergegas turun. Lalu saya melihat seekor monyet membungkuk di atas anak saya,” kata ayah bayi itu kepada Mainichi Shimbun Daily, seperti dilansir Guardian.

Beberapa warga mulai mempersenjatai diri dengan payung dan gunting tanaman untuk melindungi diri dari serangan gerombolan kera. Sejumlah sekolah taman kanak-kanak menjauhkan anak-anak dari taman bermain karena banyak kera berkeliaran.

Populasi kera Jepang terus meningkat, dan spesies ini diklasifikasikan sebagai salah satu yang paling tidak diperhatikan oleh Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Namun, monyet-monyet ini pernah dalam bahaya kepunahan.



Pada akhir abad ke-19, kira-kira setengah dari hutan Jepang, tempat tinggal kera, hilang karena deforestasi. Selain hilangnya habitat, perburuan yang meluas memberikan pukulan bagi populasi primata ini, sehingga pada Perang Dunia II, kera terancam di seluruh Jepang dan punah secara lokal di banyak daerah.

Setelah Perang Dunia II, Jepang melarang perburuan kera dan gerakan melestarikan monyet ini terbukti berhasil. Sedangkan dua predator alami kera, elang gunung (Nisaetus nipalensis) dan serigala Jepang (Canis lupus hodophilax), masing-masing terancam punah dan punah.

Tanpa predator ini untuk mengontrol jumlah monyet Jepang, populasinya pun meledak. Keadaan ni meningkatkan interaksi dengan manusia dan berkontribusi pada konflik seperti yang terjadi di Kota Yamaguchi.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3441 seconds (0.1#10.140)