Kalimantan Jadi Habitatnya, Ilmuwan Ungkap Penyebab Ular Raksasa Jarang Terlihat Manusia

Minggu, 21 Agustus 2022 - 18:32 WIB
loading...
Kalimantan Jadi Habitatnya, Ilmuwan Ungkap Penyebab Ular Raksasa Jarang Terlihat Manusia
Ilmuwan ungkap penyebab ular raksasa jarang dilihat manusia. FOTO Ilustrasi/ IST
A A A
SAMARINDA - Meskipun beberapa orang sempat melihat ular-ular berukuran raksasa di hutan Kalimantan dan Amazon, namun hingga kini para ilmuwan sulit memastikan ukuran pastinya. Namun ilmuwan bisa memastikan habitat ular berukuran tak biasa itu hidup.

Berdasarkan penemuan tim ilmuwan Internasional di Kolombia, kerangka parsial ular raksasa yang mereka sebut sebagai Titanoboa cerrejonensis ini punya panjang mencapai 12–13 meter.



Berdasarkan kerangka yang saat ini disimpan di Museum Sejarah Alam, Florida ini, ilmuwan menyebut ular ini lebih ngeri daripada monster-monster di film Hollywood!

“Ular yang sangat besar. Benar-benar menarik imajinasi orang, tetapi kenyataan telah melampaui fantasi Hollywood,” ujar ahli paleontologi vertebrata Museum Florida, Jonathan Bloch, melansir laman Museum Florida.

Sementara itu menurut Jason Head, seorang ahli paleontologi di University of Toronto, titanoboa punya tubuh yang sangat lebar, melebihi anaconda yang punya panjang 6 meter dan berat mencapai 200 kg.

Sayangnya, melansir Smithsonian, tengkorak ular tersebut hampir nggak pernah ditemukan karena sangat rapuh dan mudah hancur. Alhasil, gambaran jelas dan akurat ular titanoboa belum dapat dipastikan hingga saat ini.

Meski begitu, para ahli sukses mengungkap fragmen dari tiga tengkorak titanoboa yang memudahkan mereka untuk mengetahui penampakan sebenarnya ular raksasa tersebut.

Menurut Bloch, ular yang beratnya mencapai 1,25 ton ini hidup selama Zaman Paleosen, periode 10 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus.

"Jika Anda melihat hewan berdarah dingin dan penyebarannya di planet saat ini, yang besar berada di daerah tropis, tempat terpanas, dan semakin kecil semakin jauh dari khatulistiwa. Berdasarkan ukuran ular, tim mampu menghitung suhu tahunan rata-rata di khatulistiwa Amerika Selatan 60 juta tahun yang lalu sekitar 91 derajat Fahrenheit, sekitar 10 derajat lebih hangat dari hari ini," tulis Bloch dalam penjelasannya seperti dilansir dari The Guardian.

Teori Bloch cukup beralasan, pasalnya foto penampakan ular raksasa berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia. Foto ular raksasa terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut.

Rekor ular terpanjang saat ini memang anaconda (eunectes) dari Amazone. Anaconda merupakan keluarga boa. Panjang anaconda yang baru ditemukan adalah 50 kaki, namun para ilmuwan percaya ada anaconda yang panjangnya 80 kaki, bahkan 100 kaki dari temuan kulit ular tersebut oleh sebuah ekspedisi ilmuwan Inggris tahun 1992.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)