Apakah Gletser Mencair Menjadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
LONDON - Proses pencairan gletser Thwaites yang dikenal dijuluki sebagai gletser kiamat sangat mengkhawatirkan. Julukan gletser kiamat tentu bukan tanpa alasan, sebab jika gletser yang seluas wilayah Florida ini mencair, maka permukaan laut di seluruh dunia naik.
Selama 10 tahun terakhir, gletser Thwaites menunjukkan perubahan dramatis pada sistem es dan lautan lainnya di Antartika, akibat perubahan iklim dari aktivitas manusia dan peningkatan pemanasan di atmosfer dan lautan Bumi. Gletser Thwaites telah kehilangan sekitar 1.000 miliar ton es sejak tahun 2000.
Kehilangan es tahunannya telah berlipat ganda dalam 30 tahun terakhir. Sekarang, menurut The International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC), gletser Thaites kehilangan sekitar 50 miliar ton lebih banyak es daripada yang diterimanya dalam hujan salju per tahun.
“Jika Thwaites pecah seluruhnya dan melepaskan semua airnya ke laut, permukaan laut di seluruh dunia akan naik lebih dari 2 kaki atau 65 sentimeter,” kata koordinator utama ITGC Ted Scambos, yang juga ilmuwan senior di Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences (CIRES), dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Sabtu (27/8/2022).
Gletser Thwaites di Antartika barat adalah gletser terluas di Bumi, membentang sekitar 120 kilometer dan memanjang hingga kedalaman sekitar 800 hingga 1.200 meter pada garis dasarnya, menempelkan massa es ke lapisan es terapung di Laut Amundsen. Thwaites kadang-kadang disebut sebagai "Gletser Kiamat," karena keruntuhannya dapat memicu keruntuhan gletser di Antartika
Runtuhnya lapisan es gletser Thwaites secara besar-besaran juga akan memicu bencana. Gunung es raksasa akan mengalir menjauh dari Antartika ke seluruh dunia, menyebabkan air pasang lebih tinggi. Kondisi ini, perlahan-lahan mengubur setiap garis pantai, membanjiri kota-kota pesisir, dan menciptakan ratusan juta pengungsi.
Semua ini bisa terjadi hanya dalam 20 hingga 50 tahun, terlalu cepat bagi umat manusia untuk beradaptasi. “Dan itu bisa menyebabkan kenaikan permukaan laut yang lebih besar, hingga 10 kaki [3 meter], jika itu menarik gletser di sekitarnya,” tambah Scambos.
Kenaikan permukaan laut setinggi 3 kaki (91 sentimeter) akan berdampak buruk, yang menyebabkan lebih seringnya banjir di kota-kota AS seperti New Orleans, Houston, New York, dan Miami. Negara-negara Kepulauan Pasifik, seperti Kepulauan Marshall, akan kehilangan sebagian besar wilayah mereka.
Jika kenaikan mencapai ketinggian 6 kaki (1,8 meter), maka sekitar 12 juta orang di Amerika Serikat akan mengungsi, dan kota-kota besar paling rentan di dunia, seperti Shanghai, Mumbai, dan Kota Ho Chi Minh, dapat lenyap dari peta.
Dengan ketinggian 11 kaki (3,3 meter), maka daratan yang saat ini dihuni oleh ratusan juta orang di seluruh dunia akan tenggelam di bawah air. Florida Selatan sebagian besar tidak dapat dihuni; banjir dalam skala badai akan menyerang dua kali sebulan di New York dan New Jersey.
Selama 10 tahun terakhir, gletser Thwaites menunjukkan perubahan dramatis pada sistem es dan lautan lainnya di Antartika, akibat perubahan iklim dari aktivitas manusia dan peningkatan pemanasan di atmosfer dan lautan Bumi. Gletser Thwaites telah kehilangan sekitar 1.000 miliar ton es sejak tahun 2000.
Kehilangan es tahunannya telah berlipat ganda dalam 30 tahun terakhir. Sekarang, menurut The International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC), gletser Thaites kehilangan sekitar 50 miliar ton lebih banyak es daripada yang diterimanya dalam hujan salju per tahun.
“Jika Thwaites pecah seluruhnya dan melepaskan semua airnya ke laut, permukaan laut di seluruh dunia akan naik lebih dari 2 kaki atau 65 sentimeter,” kata koordinator utama ITGC Ted Scambos, yang juga ilmuwan senior di Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences (CIRES), dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Sabtu (27/8/2022).
Gletser Thwaites di Antartika barat adalah gletser terluas di Bumi, membentang sekitar 120 kilometer dan memanjang hingga kedalaman sekitar 800 hingga 1.200 meter pada garis dasarnya, menempelkan massa es ke lapisan es terapung di Laut Amundsen. Thwaites kadang-kadang disebut sebagai "Gletser Kiamat," karena keruntuhannya dapat memicu keruntuhan gletser di Antartika
Runtuhnya lapisan es gletser Thwaites secara besar-besaran juga akan memicu bencana. Gunung es raksasa akan mengalir menjauh dari Antartika ke seluruh dunia, menyebabkan air pasang lebih tinggi. Kondisi ini, perlahan-lahan mengubur setiap garis pantai, membanjiri kota-kota pesisir, dan menciptakan ratusan juta pengungsi.
Semua ini bisa terjadi hanya dalam 20 hingga 50 tahun, terlalu cepat bagi umat manusia untuk beradaptasi. “Dan itu bisa menyebabkan kenaikan permukaan laut yang lebih besar, hingga 10 kaki [3 meter], jika itu menarik gletser di sekitarnya,” tambah Scambos.
Kenaikan permukaan laut setinggi 3 kaki (91 sentimeter) akan berdampak buruk, yang menyebabkan lebih seringnya banjir di kota-kota AS seperti New Orleans, Houston, New York, dan Miami. Negara-negara Kepulauan Pasifik, seperti Kepulauan Marshall, akan kehilangan sebagian besar wilayah mereka.
Jika kenaikan mencapai ketinggian 6 kaki (1,8 meter), maka sekitar 12 juta orang di Amerika Serikat akan mengungsi, dan kota-kota besar paling rentan di dunia, seperti Shanghai, Mumbai, dan Kota Ho Chi Minh, dapat lenyap dari peta.
Dengan ketinggian 11 kaki (3,3 meter), maka daratan yang saat ini dihuni oleh ratusan juta orang di seluruh dunia akan tenggelam di bawah air. Florida Selatan sebagian besar tidak dapat dihuni; banjir dalam skala badai akan menyerang dua kali sebulan di New York dan New Jersey.
(wib)