Amasia Memperkuat Riset Samudra Hindia Akan Terbelah Dua
loading...
A
A
A
LONDON - Ilmuwan telah mendeteksi ada pergerakkan besar di perut Bumi di Samudra Hindia, yang bisa menyatukan daratan (Amasia). Para ilmuwan seperti dikutip Livescience yang menyebutkan jika lempeng tektonik di samudera Hindia akan terbelah menjadi dua.
Penulis utama studi Chuan Huang dan tim menggunakan pemodelan geodinamik 4D dari lempeng tektonik Bumi untuk mencari tahu mengapa superbenua sebelumnya, seperti Pangea Ultima dan Novopangea, terbentuk secara berbeda satu sama lain di masa lalu.
"Ini berarti bahwa benua-benua saat ini akan bersatu kembali dalam waktu beberapa ratus juta tahun." jelas Huang seperti dilansir dari Unilad Kamis (6/10/2022).
Huang mengatakan bahwa superbenua baru adalah bentukan dari Australia dengan Asia bersatu alias Amasia.
"Superbenua baru yang dihasilkan telah diberi nama Amasia karena beberapa orang percaya bahwa Samudra Pasifik akan menutup (berlawanan dengan Samudra Atlantik dan Hindia) ketika Amerika bertabrakan dengan Asia,'' jelas Huang
Riset tersebut berdasarkan, lempeng tektonik India-Australia-Capricorn dilaporkan 'membelah' sebesar 1,7 milimeter dalam satu satu tahun. Jika ditempatkan dalam konteks, jarak terpisahnya lempeng akan menjadi 1,7 km dalam waktu 1 juta tahun.
Meski kecil, ilmuwan menyebut bahwa aktivitas itu menyumbang hal yang signifikan.
"Ini bukan struktur yang bergerak cepat, tetapi masih lebih cepat dibandingkan dengan perpisahan lempeng di planet lainnya," ujar Aurélie Coudurier-Curveur, seorang peneliti senior geosains kelautan di Institut Fisika Bumi Paris, dalam penelitiannya yang dipublikasi di Geophysical Research Letters.
Misalnya, Patahan Laut Mati di Timur Tengah bergerak sekitar dua kali lipat dari laju itu, atau 0,2 inci (0,4 sentimeter) per tahun. Sedangkan, Patahan San Andreas di California bergerak sekitar 10 kali lebih cepat, sekitar 0,7 inci (1,8 cm) per tahun.
Namun, lempeng India-Australia-Capricorn berada jauh di dalam laut, para peneliti hampir melewatkan apa yang mereka sebut kelahiran batas lempeng yang baru. Petunjuk dari batas lempeng yang baru ini ditandai dengan gempa bumi yang besar di Samudera Hindia.
Penulis utama studi Chuan Huang dan tim menggunakan pemodelan geodinamik 4D dari lempeng tektonik Bumi untuk mencari tahu mengapa superbenua sebelumnya, seperti Pangea Ultima dan Novopangea, terbentuk secara berbeda satu sama lain di masa lalu.
"Ini berarti bahwa benua-benua saat ini akan bersatu kembali dalam waktu beberapa ratus juta tahun." jelas Huang seperti dilansir dari Unilad Kamis (6/10/2022).
Huang mengatakan bahwa superbenua baru adalah bentukan dari Australia dengan Asia bersatu alias Amasia.
"Superbenua baru yang dihasilkan telah diberi nama Amasia karena beberapa orang percaya bahwa Samudra Pasifik akan menutup (berlawanan dengan Samudra Atlantik dan Hindia) ketika Amerika bertabrakan dengan Asia,'' jelas Huang
Riset tersebut berdasarkan, lempeng tektonik India-Australia-Capricorn dilaporkan 'membelah' sebesar 1,7 milimeter dalam satu satu tahun. Jika ditempatkan dalam konteks, jarak terpisahnya lempeng akan menjadi 1,7 km dalam waktu 1 juta tahun.
Meski kecil, ilmuwan menyebut bahwa aktivitas itu menyumbang hal yang signifikan.
"Ini bukan struktur yang bergerak cepat, tetapi masih lebih cepat dibandingkan dengan perpisahan lempeng di planet lainnya," ujar Aurélie Coudurier-Curveur, seorang peneliti senior geosains kelautan di Institut Fisika Bumi Paris, dalam penelitiannya yang dipublikasi di Geophysical Research Letters.
Misalnya, Patahan Laut Mati di Timur Tengah bergerak sekitar dua kali lipat dari laju itu, atau 0,2 inci (0,4 sentimeter) per tahun. Sedangkan, Patahan San Andreas di California bergerak sekitar 10 kali lebih cepat, sekitar 0,7 inci (1,8 cm) per tahun.
Namun, lempeng India-Australia-Capricorn berada jauh di dalam laut, para peneliti hampir melewatkan apa yang mereka sebut kelahiran batas lempeng yang baru. Petunjuk dari batas lempeng yang baru ini ditandai dengan gempa bumi yang besar di Samudera Hindia.