Terjawab, UFO Tidak Pantau Perang Rusia dan Ukraina dari Atas Langit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Desas-desus UFO memantau perang Rusia dan Ukraina dari atas langit akhirnya terjawab. Badan Nasional Sains Ukraina menyatakan adanya kesalahan dalam informasi itu.
Diketahui pada September 2022, sekelompok ilmuwan Ukraina dari Main Astronomy Observatory (MAO) menyebutkan terdapat fenonema angkasa yang tidak dikenal atau Unidentified Aerial Phenomena (UAP) terjadi di langit Kyiv pada September 2022 lalu. Saat itu terdapat sejumlah objek besar yang tidak di jelas di langit.
Kecurigaan hadirnya UFO makin tinggi karena objek tersebut terlihat hitam. Istimewanya objek hitam itu mampu menembus atmosfer dengan kecepatan sangat tinggi yakni 53.000 kilometer per jam. Kecepatan itu lebih cepat dua kali dari rudal balistik antarbenua.
Sayangnya, para ilmuwan di MAO sama sekali tidak mendeskripsikan lebih lanjut detail UAP atau yang sebagian lain mengenalnya sebagai Unidentified Flying Object (UFO). Para ilmuwan Ukraina itu tidak mencoba mencari tahu apakah kehadiran fenomena yang tidak biasa di langit Kyiv saat itu tidak bukan adalah satelit, drone, atau artileri yang digunakan Rusia dalam menginvasi Ukraina.
Hanya saja informasi UAP atau UFO yang diberikan MAO justru membuat banyak orang heboh. Banyak warga Ukraina merasa bahwa UAP atau UFO juga mengamati aksi Rusia dalam menginvasi Ukraina. Di sisi lain banyak orang yang merasa bahwa UAP atau UFO itu hanya fenomena alam biasa.
Simpang siur informasi itu akhirnya selesai setelah National Academy of Sciences of Ukraine (NASU) mengeluarkan pernyataan resmi. Setelah investigasi yang mendalam, NASU mengatakan MAO teledor dalam memberikan informasi UAP atau UFO di langit Ukraina itu.
NASU bahkan mengatakan adanya ketidakprofesional dan langkah ilmiah yang kurang teliti saat informasi itu diberikan. "Terdapat pemrosesan dan interpretasi tingkat ilmiah yang tidak sesuai serta kesalahan signifikan dalam menentukan jarak ke objek yang diamati mengenai pemberitaan itu," tulis panel ilmuwan NASU dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga mengatakan laporan MAO tidak memenuhi persyaratan profesional untuk dipublikasi sebagai hasil penelitian ilmiah. Ketidakakuratan langkah ilmiah yang dilakukan MAO salah satunya adalah pengambilan data dari satu teleskop. Harusnya ada perbandingan data dari teleskop lain.
Avi Loeb, astrofisikawan dari Universitas Harvard mengatakan mereka juga tidak akurat dalam memprediksi jarak dan lokasi objek. "Metode yang benar untuk menyimpulkan jarak disebut triangulasi, di mana Anda mengamati objek yang sama dari arah yang berbeda," kata Loeb kepada Live Science. "Tapi mereka tidak memiliki data itu," tambahnya.
Dia mengatakan jika objek tidak dikenal itu memang besar dan sangat cepat, maka setiap objek akan menghasilkan bola api raksasa saat melewati atmosfer yang ada di Ukraina. "Seperti halnya roket atau meteor saat melewati atmosfer," kata Avi Loeb.
Dia mengatakan para peneliti Ukraina di MAO kemungkinan salah menghitung jarak ke objek tidak dikenal itu. Dia menduga pengmatan yang dilakukan MAO 10 kali lebih dekat dengan kamera. "Jika Anda mendekatkannya, itu bisa jadi serangga - seperti lalat yang bergerak dengan kecepatan tinggi di dekat teleskop, dan itu akan tampak gelap," pungkas Avi Loeb.
Diketahui pada September 2022, sekelompok ilmuwan Ukraina dari Main Astronomy Observatory (MAO) menyebutkan terdapat fenonema angkasa yang tidak dikenal atau Unidentified Aerial Phenomena (UAP) terjadi di langit Kyiv pada September 2022 lalu. Saat itu terdapat sejumlah objek besar yang tidak di jelas di langit.
Kecurigaan hadirnya UFO makin tinggi karena objek tersebut terlihat hitam. Istimewanya objek hitam itu mampu menembus atmosfer dengan kecepatan sangat tinggi yakni 53.000 kilometer per jam. Kecepatan itu lebih cepat dua kali dari rudal balistik antarbenua.
Sayangnya, para ilmuwan di MAO sama sekali tidak mendeskripsikan lebih lanjut detail UAP atau yang sebagian lain mengenalnya sebagai Unidentified Flying Object (UFO). Para ilmuwan Ukraina itu tidak mencoba mencari tahu apakah kehadiran fenomena yang tidak biasa di langit Kyiv saat itu tidak bukan adalah satelit, drone, atau artileri yang digunakan Rusia dalam menginvasi Ukraina.
Hanya saja informasi UAP atau UFO yang diberikan MAO justru membuat banyak orang heboh. Banyak warga Ukraina merasa bahwa UAP atau UFO juga mengamati aksi Rusia dalam menginvasi Ukraina. Di sisi lain banyak orang yang merasa bahwa UAP atau UFO itu hanya fenomena alam biasa.
Simpang siur informasi itu akhirnya selesai setelah National Academy of Sciences of Ukraine (NASU) mengeluarkan pernyataan resmi. Setelah investigasi yang mendalam, NASU mengatakan MAO teledor dalam memberikan informasi UAP atau UFO di langit Ukraina itu.
NASU bahkan mengatakan adanya ketidakprofesional dan langkah ilmiah yang kurang teliti saat informasi itu diberikan. "Terdapat pemrosesan dan interpretasi tingkat ilmiah yang tidak sesuai serta kesalahan signifikan dalam menentukan jarak ke objek yang diamati mengenai pemberitaan itu," tulis panel ilmuwan NASU dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga mengatakan laporan MAO tidak memenuhi persyaratan profesional untuk dipublikasi sebagai hasil penelitian ilmiah. Ketidakakuratan langkah ilmiah yang dilakukan MAO salah satunya adalah pengambilan data dari satu teleskop. Harusnya ada perbandingan data dari teleskop lain.
Avi Loeb, astrofisikawan dari Universitas Harvard mengatakan mereka juga tidak akurat dalam memprediksi jarak dan lokasi objek. "Metode yang benar untuk menyimpulkan jarak disebut triangulasi, di mana Anda mengamati objek yang sama dari arah yang berbeda," kata Loeb kepada Live Science. "Tapi mereka tidak memiliki data itu," tambahnya.
Dia mengatakan jika objek tidak dikenal itu memang besar dan sangat cepat, maka setiap objek akan menghasilkan bola api raksasa saat melewati atmosfer yang ada di Ukraina. "Seperti halnya roket atau meteor saat melewati atmosfer," kata Avi Loeb.
Dia mengatakan para peneliti Ukraina di MAO kemungkinan salah menghitung jarak ke objek tidak dikenal itu. Dia menduga pengmatan yang dilakukan MAO 10 kali lebih dekat dengan kamera. "Jika Anda mendekatkannya, itu bisa jadi serangga - seperti lalat yang bergerak dengan kecepatan tinggi di dekat teleskop, dan itu akan tampak gelap," pungkas Avi Loeb.
(wsb)