Ilmuwan Temukan Planet Seempuk Marshmallow di Dekat Bintang Katai
loading...
A
A
A
LONDON - Sekelompok astronom menemukan planet yang memiliki kepadatan setingkat marshmallow. Planet unik ini diketahui mengorbit sebuah bintang katai merah.
Para ilmuwan telah mengatakan bahwa itu memang planet ekstrasurya paling halus yang pernah ditemukan yang mengorbit bintang katai merah.
Dikarenakan atmosfer dianggap sebagai salah satu karakteristik utama planet yang memungkinkan kehidupan terbentuk dan berkembang, maka temuan ini akan berimplikasi pada pemahaman manusia tentang kelayakhunian planet yang mengorbit bintang katai merah.
"Planet raksasa di sekitar bintang katai merah secara tradisional dianggap sulit dibentuk," kata Shubham Kanodia, astronom planet dari Carnegie Institution for Science's Earth and Planets Laboratory, seperti dilansir dari Daily Star Senin (24/10/2022).
"Sejauh ini hanya dilihat dengan sampel kecil dari survei Doppler, yang biasanya telah menemukan planet raksasa lebih jauh dari bintang katai merah ini. Sampai sekarang kami belum memiliki sampel planet yang cukup besar dengan cara yang pasti," tambahnya.
Bintang katai merah merupakan bintang paling umum ditemukan. Dari seluruh populasi bintang di Bimasakti, 75% merupakan bintang katai merah. Bintang seperti ini lebih kecil, lebih dingin, lebih redup, dibanding Matahari. Tapi, umur bintang katai merah jauh lebih panjang dibanding Matahari.
Jadi, bintang katai merah merupakan target ideal untuk mencari planet yang mungkin bisa menopang kehidupan seperti di Bumi.
Masalahnya, bintang katai merah itu bintang dingin dengan temperatur permukaan kurang dari 4000 K. Bintang seperti ini tidak banyak memancarkan cahaya tampak dibanding bintang tipe lain. Itu artinya, bintang katai merah merupakan bintang yang sangat redup. Tidak akan mudah menemukan planet pada bintang katai merah dalam panjang gelombang visual atau tampak.
Tidak demikian jika kita mengamatinya dengan instrumen yang bekerja pada panjang gelombang inframerah.
.
Supaya para astronom bisa mengamati bintang-bintang katai merah yang ada di Alam Semesta, maka dikembangkan instrumen khusus yang bekerja pada panjang gelombang inframerah.
Untuk itu, para astronom mengembangkan spektograf Doppler Inframerah (Infrared Doppler/IRD) yang dipasang pada Teleskop Subaru di Hawaii.
Para ilmuwan telah mengatakan bahwa itu memang planet ekstrasurya paling halus yang pernah ditemukan yang mengorbit bintang katai merah.
Dikarenakan atmosfer dianggap sebagai salah satu karakteristik utama planet yang memungkinkan kehidupan terbentuk dan berkembang, maka temuan ini akan berimplikasi pada pemahaman manusia tentang kelayakhunian planet yang mengorbit bintang katai merah.
"Planet raksasa di sekitar bintang katai merah secara tradisional dianggap sulit dibentuk," kata Shubham Kanodia, astronom planet dari Carnegie Institution for Science's Earth and Planets Laboratory, seperti dilansir dari Daily Star Senin (24/10/2022).
"Sejauh ini hanya dilihat dengan sampel kecil dari survei Doppler, yang biasanya telah menemukan planet raksasa lebih jauh dari bintang katai merah ini. Sampai sekarang kami belum memiliki sampel planet yang cukup besar dengan cara yang pasti," tambahnya.
Bintang katai merah merupakan bintang paling umum ditemukan. Dari seluruh populasi bintang di Bimasakti, 75% merupakan bintang katai merah. Bintang seperti ini lebih kecil, lebih dingin, lebih redup, dibanding Matahari. Tapi, umur bintang katai merah jauh lebih panjang dibanding Matahari.
Jadi, bintang katai merah merupakan target ideal untuk mencari planet yang mungkin bisa menopang kehidupan seperti di Bumi.
Masalahnya, bintang katai merah itu bintang dingin dengan temperatur permukaan kurang dari 4000 K. Bintang seperti ini tidak banyak memancarkan cahaya tampak dibanding bintang tipe lain. Itu artinya, bintang katai merah merupakan bintang yang sangat redup. Tidak akan mudah menemukan planet pada bintang katai merah dalam panjang gelombang visual atau tampak.
Tidak demikian jika kita mengamatinya dengan instrumen yang bekerja pada panjang gelombang inframerah.
.
Supaya para astronom bisa mengamati bintang-bintang katai merah yang ada di Alam Semesta, maka dikembangkan instrumen khusus yang bekerja pada panjang gelombang inframerah.
Untuk itu, para astronom mengembangkan spektograf Doppler Inframerah (Infrared Doppler/IRD) yang dipasang pada Teleskop Subaru di Hawaii.
(wbs)