China Bikin Senjata Baru Mirip Rudal Kinzhal Rusia, Diluncurkan dari Pesawat Pengebom H-6K
loading...
A
A
A
CM-401, ketika diluncurkan dari pantai China, bahkan bisa mengenai target di pantai timur Taiwan. Ini adalah senjata yang dikenal oleh barat dikenal dengan sebutan CH-AS-X-13 dan terkait dengan pesawat pengebom H-6N, yang secara khusus disesuaikan mengangkut muatan yang sangat besar.
Rudal CM-401 digunakan untuk menyerang target yang sangat rumit, dengan kecepatan terminal antara Mach 4 dan 6. Bahkan dengan peluncuran dari pesawat di ketinggian, kecepatannya bisa bertambah seperti kebanyakan rudal balistik termasuk Kinzhal.
Klaim menarik lainnya dari CASIC menyangkut opsi platform peluncuran CM-401 yang dapat menembakkan dua rudal pada lintasan yang berbeda terhadap satu atau dua target sekaligus. CM-401 tampaknya dikembangkan untuk mengatasi target di laut yang besar dan bergerak lambat seperti kapal induk, serta kombatan permukaan utama lainnya dan kapal bernilai tinggi.
Berdasarkan potongan mockup CM-401 yang ditunjukkan sebelumnya di Zhuhai, rudal tersebut tampaknya menggunakan radar array bertahap di hidung. Radar ini secara aktif membidik target selama fase terminalnya.
Perlu dicatat bahwa konsep rudal balistik yang diluncurkan dari udara sebenarnya bukanlah hal baru. Angkatan Udara AS berencana untuk mengadopsi ALBM berhulu ledak nuklir, yang dikenal sebagai Skybolt.
Namun, rudal yang dirancang dibawa pesawat pengebom B-52 ini dibatalkan. Baru-baru ini konsep tersebut muncul kembali, tidak hanya di China tetapi juga di Rusia dan Israel.
Rudal CM-401 digunakan untuk menyerang target yang sangat rumit, dengan kecepatan terminal antara Mach 4 dan 6. Bahkan dengan peluncuran dari pesawat di ketinggian, kecepatannya bisa bertambah seperti kebanyakan rudal balistik termasuk Kinzhal.
Klaim menarik lainnya dari CASIC menyangkut opsi platform peluncuran CM-401 yang dapat menembakkan dua rudal pada lintasan yang berbeda terhadap satu atau dua target sekaligus. CM-401 tampaknya dikembangkan untuk mengatasi target di laut yang besar dan bergerak lambat seperti kapal induk, serta kombatan permukaan utama lainnya dan kapal bernilai tinggi.
Baca Juga
Berdasarkan potongan mockup CM-401 yang ditunjukkan sebelumnya di Zhuhai, rudal tersebut tampaknya menggunakan radar array bertahap di hidung. Radar ini secara aktif membidik target selama fase terminalnya.
Perlu dicatat bahwa konsep rudal balistik yang diluncurkan dari udara sebenarnya bukanlah hal baru. Angkatan Udara AS berencana untuk mengadopsi ALBM berhulu ledak nuklir, yang dikenal sebagai Skybolt.
Namun, rudal yang dirancang dibawa pesawat pengebom B-52 ini dibatalkan. Baru-baru ini konsep tersebut muncul kembali, tidak hanya di China tetapi juga di Rusia dan Israel.
(wib)