Meteorit Berusia 4,6 Miliar Tahun Ungkap Asal Usul Air di Bumi

Senin, 21 November 2022 - 23:52 WIB
loading...
Meteorit Berusia 4,6 Miliar Tahun Ungkap Asal Usul Air di Bumi
Meteorit yang jatuh di jalan masuk kota Winchcombe pada Februari 2021 mengandung air yang komposisi kimiawinya mirip dengan air di Bumi. Foto/Trustees of the Natural History Museum/Live Science
A A A
LONDON - Meteorit berusia 4,6 miliar tahun, yang jatuh di depan rumah keluarga di Winchcombe Inggris pada Februari 2021, mengandung air dengan komposisi kimiawi mirip air yang ditemukan di Bumi. Batuan luar angkasa ini memberikan penjelasan tentang bagaimana asal usul air di Bumi.

Para ilmuwan berpikir setelah Bumi mendingin, rentetan asteroid es dari luar tata surya membawa air beku ke Bumi dan mencair. Sekarang, analisis baru meteorit Winchcombe, yang diterbitkan 16 November di jurnal Science Advances, telah mendukung teori ini.

“Analisis pada meteorit Winchcombe ini memberikan wawasan tentang bagaimana Bumi bisa memiliki air, sebagai sumber kehidupan. Para peneliti akan terus mengerjakan spesimen ini selama bertahun-tahun yang akan datang, membuka lebih banyak rahasia tentang asal-usul tata surya kita,” kata Luke Daly, dosen geosains planet di Universitas Glasgow dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (21/11/2022).



Batuan luar angkasa, jenis kaya karbon langka yang disebut chondrite karbon, dikumpulkan hanya beberapa jam setelah dihancurkan ke tanah. Sebagian besar tetap tidak terkontaminasi, menjadikannya salah satu meteorit paling murni yang tersedia untuk analisis.

Untuk menganalisis mineral dan elemen di dalam batu, para peneliti memoles, memanaskan, dan membombardirnya dengan sinar-X dan laser. Cara ini mengungkapkan bahwa itu berasal dari asteroid yang mengorbit di sekitar Jupiter dan 11% massa meteorit itu adalah air.

Hidrogen dalam air asteroid datang dalam dua bentuk, yaitu hidrogen normal dan isotop hidrogen yang dikenal sebagai deuterium, yang membentuk "air berat". Para ilmuwan menemukan bahwa rasio hidrogen terhadap deuterium cocok dengan rasio yang ditemukan dalam air di Bumi, yang secara kuat menyiratkan bahwa air meteorit dan air di Bumi memiliki asal yang sama.



Asam amino, penyusun protein dan kehidupan selanjutnya, juga ditemukan di dalam batu. Untuk memperluas penelitian ini, para ilmuwan dapat menganalisis batuan luar angkasa lain yang mengambang di sekitar tata surya, seperti asteroid Ryugu, yang juga ditemukan mengandung bahan penyusun kehidupan.

Sebuah survei komprehensif terhadap batuan antariksa tata surya dapat memberi para ilmuwan wawasan yang lebih baik tentang batuan mana yang membantu menyemai Bumi purba, dan dari mana asalnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)