Rudal Hipersonik ARRW Diklaim Berkecepatan Mach 20, AS Sukses Lakukan Uji Tembak Pertama
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sukses melakukan uji tembak pertama kali rudal hipersonik AGM-183A atau ARRW. Meskipun belum memberi keterangan teknis secara detail, rudal hipersonik AGM-183A disebut memiliki kecepatan maksimum Mach 20 sekitar 24.000 km/jam.
Uji tembak rudal hipersonik ARRW dilakukan pada Jumat 9 Desember 2022 di lokasi latihan di lepas pantai California. āTes ini adalah peluncuran pertama dari prototipe rudal operasional penuh,ā demikian keterangan Angkatan Udara AS (USAF) yang dirilis Senin 12 Desember 2022 dikutip SINDOnews dari laman Space.com.
Kecepatan pasti dari rudal hipersonik AGM-183A tidak diketahui, meskipun beberapa keterangan tidak resmi menyebutkan mungkin mencapai Mach 20 atau 20 kali kecepatan suara. Rudal hipersonik AGM-183A dirancang dirancang oleh Lockheed Martin dan dibuat oleh DARPA dalam program Air-launched Rapid Response Weapon atau ARRW (Panah).
āTim ARRW berhasil merancang dan menguji rudal hipersonik yang diluncurkan dari udara dalam lima tahun. Saya sangat bangga dengan keuletan dan dedikasi yang ditunjukkan tim ini untuk memberikan kemampuan vital bagi prajurit kami,ā kata Brigjen Jenderal Jason Bartolomei, Pejabat Eksekutif Program Direktorat Persenjataan USAF.
Menurut Angkatan Udara AS, rudal hipersonik ARRW dirancang untuk menghancurkan target tetap bernilai tinggi secara cepat di lingkungan berisiko tinggi. Rudal hipersonik ARRW menargetkan situs rudal musuh, stasiun radar, instalasi pertahanan udara, fasilitas atau infrastruktur markas musuh, menghancurkan secara cepat.
āSetelah ditembakan dari pesawat rudal ARRW mencapai kecepatan hipersonik lebih dari lima kali kecepatan suara. Menyelesaikan jalur penerbangannya dan meledak di area terminal. Pengujian ini mengindikasi semua terpenuhi,ā keterangan Angkatan Udara AS.
Rudal hipersonik AGM-183A telah menjalani pengujian penerbangan sejak April 2021, tetapi serangkaian tes mengalami kegagalan sehingga menimbulkan keraguan. Sekarang rudal hipersonik ARRW sukses menjalani uji tembak, sehingga menumbuhkan keyakinan Angkatan Udara AS untuk membelinya.
Departemen Pertahanan AS mengumumkan mengujian rudal hipersonik AGM-183A ditembak dari pesawat pengebom B-52H yang sudah dimodifikasi. Rudal hipersonik AGM-183A dikenal sebagai kendaraan boost-glide, dengan hulu ledak atau proyektil yang meluncur ke arah target setelah dilontarkan oleh roket pendorong.
ARRW dipasang di bawah sayap pesawat, seperti pembom B-52H, sebelum dilepaskan atau ditembakkan ke target. Kemudian didorong roket padat yang mengangkat rudal ke ketinggian dan mencapai kecepatan tertentu.
Setelah mencapai titik tertentu fairing muatannya terbuka dan melepaskan kendaraan pendorong luncur berbentuk baji di dalamnya. Kendaraan boost-glide tidak seperti rudal balistik yang mengikuti lintasan berbentuk busur, sebaliknya meluncur ke target sepanjang lintasan datar dan melakukan manuver mendadak ke arah target.
Kemampuan manuver ini, dilakukan dengan kecepatan yang ekstrem, membuat rudal ARRW sangat sulit untuk dideteksi, dilacak, dan dihancurkan sistem pertahanan udara musuh. Untuk itu, Departemen Pertahanan juga mengembangkan rudal kelas pencegat baru untuk membantu melawan ancaman hipersonik lawan yang juga makin berkembang.
Uji tembak rudal hipersonik ARRW dilakukan pada Jumat 9 Desember 2022 di lokasi latihan di lepas pantai California. āTes ini adalah peluncuran pertama dari prototipe rudal operasional penuh,ā demikian keterangan Angkatan Udara AS (USAF) yang dirilis Senin 12 Desember 2022 dikutip SINDOnews dari laman Space.com.
Kecepatan pasti dari rudal hipersonik AGM-183A tidak diketahui, meskipun beberapa keterangan tidak resmi menyebutkan mungkin mencapai Mach 20 atau 20 kali kecepatan suara. Rudal hipersonik AGM-183A dirancang dirancang oleh Lockheed Martin dan dibuat oleh DARPA dalam program Air-launched Rapid Response Weapon atau ARRW (Panah).
āTim ARRW berhasil merancang dan menguji rudal hipersonik yang diluncurkan dari udara dalam lima tahun. Saya sangat bangga dengan keuletan dan dedikasi yang ditunjukkan tim ini untuk memberikan kemampuan vital bagi prajurit kami,ā kata Brigjen Jenderal Jason Bartolomei, Pejabat Eksekutif Program Direktorat Persenjataan USAF.
Menurut Angkatan Udara AS, rudal hipersonik ARRW dirancang untuk menghancurkan target tetap bernilai tinggi secara cepat di lingkungan berisiko tinggi. Rudal hipersonik ARRW menargetkan situs rudal musuh, stasiun radar, instalasi pertahanan udara, fasilitas atau infrastruktur markas musuh, menghancurkan secara cepat.
āSetelah ditembakan dari pesawat rudal ARRW mencapai kecepatan hipersonik lebih dari lima kali kecepatan suara. Menyelesaikan jalur penerbangannya dan meledak di area terminal. Pengujian ini mengindikasi semua terpenuhi,ā keterangan Angkatan Udara AS.
Rudal hipersonik AGM-183A telah menjalani pengujian penerbangan sejak April 2021, tetapi serangkaian tes mengalami kegagalan sehingga menimbulkan keraguan. Sekarang rudal hipersonik ARRW sukses menjalani uji tembak, sehingga menumbuhkan keyakinan Angkatan Udara AS untuk membelinya.
Departemen Pertahanan AS mengumumkan mengujian rudal hipersonik AGM-183A ditembak dari pesawat pengebom B-52H yang sudah dimodifikasi. Rudal hipersonik AGM-183A dikenal sebagai kendaraan boost-glide, dengan hulu ledak atau proyektil yang meluncur ke arah target setelah dilontarkan oleh roket pendorong.
ARRW dipasang di bawah sayap pesawat, seperti pembom B-52H, sebelum dilepaskan atau ditembakkan ke target. Kemudian didorong roket padat yang mengangkat rudal ke ketinggian dan mencapai kecepatan tertentu.
Setelah mencapai titik tertentu fairing muatannya terbuka dan melepaskan kendaraan pendorong luncur berbentuk baji di dalamnya. Kendaraan boost-glide tidak seperti rudal balistik yang mengikuti lintasan berbentuk busur, sebaliknya meluncur ke target sepanjang lintasan datar dan melakukan manuver mendadak ke arah target.
Kemampuan manuver ini, dilakukan dengan kecepatan yang ekstrem, membuat rudal ARRW sangat sulit untuk dideteksi, dilacak, dan dihancurkan sistem pertahanan udara musuh. Untuk itu, Departemen Pertahanan juga mengembangkan rudal kelas pencegat baru untuk membantu melawan ancaman hipersonik lawan yang juga makin berkembang.
(wib)