PBB Desak Status Quo Masjid Al-Aqsa Harus Dipertahankan
loading...
A
A
A
JERUSALEM - Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( DK PBB ) menyatakan keprihatinan dan menekankan perlunya mempertahankan status quo di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Usai Anggota PBB beberapa hari setelah Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir mengunjungi daerah tersebut.
Status quo yang berlangsung selama beberapa dekade hanya memungkinkan umat Islam untuk beribadah di kompleks masjid yang juga dikenal sebagai 'Temple Mount' oleh orang Yahudi.
MASJI
Seorang pejabat Israel mengatakan Ben-Gvir mematuhi aturan yang mengizinkan non-Muslim untuk berkunjung tetapi tidak berdoa di daerah tersebut.
Perwakilan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mendesak DK PBB untuk mengambil tindakan namun langkah itu tidak mungkin terjadi karena Amerika Serikat (AS) secara tradisional melindungi Israel.
AS, Rusia, China, Prancis, dan Inggris memiliki hak veto di dewan tersebut.
"Apa garis merah yang harus dilewati Israel untuk membuat DK PBB mengambil tindakan," tegas Riyad kepada 15 anggota DK PBB sambil menuduh Israel menunjukkan penghinaan mutlak seperti dilansir dari Reuters, Minggu (8/1/2023).
Pejabat Senior Urusan Politik PBB, Khaled Khiari mengatakan pada upacara tersebut bahwa kunjungan tersebut adalah yang pertama oleh seorang menteri Kabinet Israel sejak 2017.
“Meski kunjungan itu tidak disertai atau diikuti dengan kekerasan, namun dinilai sangat menghasut mengingat Ben-Gvir sering mengadvokasi perubahan status quo,” ujarnya.
Ben-Gvir pernah berkampanye agar kawasan tersebut termasuk Masjid Al-Aqsa dan 'Gunung Kuil' dibuka untuk umum tanpa ada larangan beribadah.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak semua pihak untuk tidak mengambil tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di dalam dan sekitar situs suci tersebut.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengumumkan sebelum pertemuan bahwa orang Yahudi akan diizinkan mengunjungi situs tersuci dalam Yudaisme.
"Itu adalah hak setiap orang Yahudi dan Israel tidak mempengaruhi status quo dan tidak berencana melakukannya," katanya.
Wakil Duta Besar AS, Robert Wood, mengatakan AS tetap berkomitmen pada solusi dua negara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina.
"Namun, AS khawatir tindakan sepihak akan memperburuk ketegangan atau memengaruhi kemajuan penyelesaian kedua negara," katanya.
Usai Anggota PBB beberapa hari setelah Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir mengunjungi daerah tersebut.
Status quo yang berlangsung selama beberapa dekade hanya memungkinkan umat Islam untuk beribadah di kompleks masjid yang juga dikenal sebagai 'Temple Mount' oleh orang Yahudi.
MASJI
Seorang pejabat Israel mengatakan Ben-Gvir mematuhi aturan yang mengizinkan non-Muslim untuk berkunjung tetapi tidak berdoa di daerah tersebut.
Perwakilan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mendesak DK PBB untuk mengambil tindakan namun langkah itu tidak mungkin terjadi karena Amerika Serikat (AS) secara tradisional melindungi Israel.
AS, Rusia, China, Prancis, dan Inggris memiliki hak veto di dewan tersebut.
"Apa garis merah yang harus dilewati Israel untuk membuat DK PBB mengambil tindakan," tegas Riyad kepada 15 anggota DK PBB sambil menuduh Israel menunjukkan penghinaan mutlak seperti dilansir dari Reuters, Minggu (8/1/2023).
Pejabat Senior Urusan Politik PBB, Khaled Khiari mengatakan pada upacara tersebut bahwa kunjungan tersebut adalah yang pertama oleh seorang menteri Kabinet Israel sejak 2017.
“Meski kunjungan itu tidak disertai atau diikuti dengan kekerasan, namun dinilai sangat menghasut mengingat Ben-Gvir sering mengadvokasi perubahan status quo,” ujarnya.
Ben-Gvir pernah berkampanye agar kawasan tersebut termasuk Masjid Al-Aqsa dan 'Gunung Kuil' dibuka untuk umum tanpa ada larangan beribadah.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak semua pihak untuk tidak mengambil tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di dalam dan sekitar situs suci tersebut.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengumumkan sebelum pertemuan bahwa orang Yahudi akan diizinkan mengunjungi situs tersuci dalam Yudaisme.
"Itu adalah hak setiap orang Yahudi dan Israel tidak mempengaruhi status quo dan tidak berencana melakukannya," katanya.
Wakil Duta Besar AS, Robert Wood, mengatakan AS tetap berkomitmen pada solusi dua negara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina.
"Namun, AS khawatir tindakan sepihak akan memperburuk ketegangan atau memengaruhi kemajuan penyelesaian kedua negara," katanya.
(wbs)