Drone Otonom China Berhasil Angkut Penumpang Tanpa Pilot
A
A
A
CHINA - Perusahaan pembuat drone asal China, EHang, merilis rekaman spektakuler yang menunjukkan megadrone tanpa pilot berhasil menerbangkan penumpang keliling China untuk pertama kali.
Drone itu terbang dengan kecepatan 130 kilometer per jam. Mereka menjelaskan telah menguji terbang megadrone EHang 184 hingga ribuan kali dengan penumpang selama empat tahun terakhir. Tayangan baru ini pun menjadi bukti pertama tentang aksi drone tersebut. Pengemudi hanya menyentuhkan jarinya di layar sentuh untuk menunjukkan tujuannya, kemudian drone itu terbang ke tujuan secara otomatis. Layar sentuh tersebut terletak di depan kursi penumpang. Quadcopter itu juga telah diuji dalam berbagai kondisi cuaca, termasuk panas, berkabut, saat malam, dan angin berkekuatan topan kategori 7.
“Kami telah melakukan tes penerbangan, baik dengan drone penumpang versi kursi tunggal dan kursi ganda,” kata penyataan EHang dikutip Daily Mail. Perusahaan mengklaim telah menunjukkan layanannya saat World Government Summit di Dubai bulan ini, meski belum ada konfirmasi resmi.
“Drone itu juga telah berhasil terbang vertikal setinggi 300 meter dan dapat membawa bobot hingga lebih dari 230 kg,” tulis laporan The Verge. Drone itu dapat terbang dengan jarak lebih dari 15 km dan memiliki kecepatan puncak 130 km per jam. Perusahaan mengklaim telah menguji drone itu dengan 40 penumpang berbeda, termasuk Wang Dong, Deputi Wali Kota Guangzhou, China, tempat tes dilakukan.
“Penampilan tes penerbangan dengan penumpang manusia membuat kami dapat menunjukkan keamanan dan stabilitas kendaraan. Apa yang kami lakukan ini bukan olahraga ekstrem, jadi keamanan setiap penumpang selalu diprioritaskan,“ kata Pendiri dan CEO EHang Huazhi Hu.
Megadrone EHang 184 disebut sebagai Kendaraan Angkasa Otonom pertama di dunia yang mengangkut manusia mes ki belum diketahui kapan perusahaan akan mengomersialkannya. Kendaraan tenaga listrik itu bisa terbang selama 23 menit.
“Sekarang kami telah sukses menguji EHang 184, saya sangat senang melihat apa yang masa depan berikan pada kami dalam hal mobilitas udara,” ujarnya.
Perusahaan juga telah mengembangkan dan menguji versi drone dengan dua kursi yang dapat mengangkut beban hingga 280 kg. Kendaraan itu terbang ke atas dan mendarat secara otonom. Hal dilakukan penumpang hanya menunjukkan tujuan drone di peta yang ada di layar sentuh.
EHang juga memiliki pusat komando yang memastikan semua berjalan aman. Pusat komando itu mirip kontrol lalu lintas udara di bandara. Pusat komando memantau setiap unit EHang 184 yang mengudara selama 24/7. Perusahaan berencana mengintegrasikan dengan operasional kontrol lalu lintas udara yang telah ada.
Pusat komando itu misalnya dapat menjamin bahwa EHang 184 tidak lepas landas saat kondisi cuaca ekstrem. Jika terjadi kesalahan, satu pilot dapat mengambil alih drone itu dari jarak jauh. Perusahaan itu telah mendapat izin untuk tes EHang 184 di Nevada. (Syarifudin)
Drone itu terbang dengan kecepatan 130 kilometer per jam. Mereka menjelaskan telah menguji terbang megadrone EHang 184 hingga ribuan kali dengan penumpang selama empat tahun terakhir. Tayangan baru ini pun menjadi bukti pertama tentang aksi drone tersebut. Pengemudi hanya menyentuhkan jarinya di layar sentuh untuk menunjukkan tujuannya, kemudian drone itu terbang ke tujuan secara otomatis. Layar sentuh tersebut terletak di depan kursi penumpang. Quadcopter itu juga telah diuji dalam berbagai kondisi cuaca, termasuk panas, berkabut, saat malam, dan angin berkekuatan topan kategori 7.
“Kami telah melakukan tes penerbangan, baik dengan drone penumpang versi kursi tunggal dan kursi ganda,” kata penyataan EHang dikutip Daily Mail. Perusahaan mengklaim telah menunjukkan layanannya saat World Government Summit di Dubai bulan ini, meski belum ada konfirmasi resmi.
“Drone itu juga telah berhasil terbang vertikal setinggi 300 meter dan dapat membawa bobot hingga lebih dari 230 kg,” tulis laporan The Verge. Drone itu dapat terbang dengan jarak lebih dari 15 km dan memiliki kecepatan puncak 130 km per jam. Perusahaan mengklaim telah menguji drone itu dengan 40 penumpang berbeda, termasuk Wang Dong, Deputi Wali Kota Guangzhou, China, tempat tes dilakukan.
“Penampilan tes penerbangan dengan penumpang manusia membuat kami dapat menunjukkan keamanan dan stabilitas kendaraan. Apa yang kami lakukan ini bukan olahraga ekstrem, jadi keamanan setiap penumpang selalu diprioritaskan,“ kata Pendiri dan CEO EHang Huazhi Hu.
Megadrone EHang 184 disebut sebagai Kendaraan Angkasa Otonom pertama di dunia yang mengangkut manusia mes ki belum diketahui kapan perusahaan akan mengomersialkannya. Kendaraan tenaga listrik itu bisa terbang selama 23 menit.
“Sekarang kami telah sukses menguji EHang 184, saya sangat senang melihat apa yang masa depan berikan pada kami dalam hal mobilitas udara,” ujarnya.
Perusahaan juga telah mengembangkan dan menguji versi drone dengan dua kursi yang dapat mengangkut beban hingga 280 kg. Kendaraan itu terbang ke atas dan mendarat secara otonom. Hal dilakukan penumpang hanya menunjukkan tujuan drone di peta yang ada di layar sentuh.
EHang juga memiliki pusat komando yang memastikan semua berjalan aman. Pusat komando itu mirip kontrol lalu lintas udara di bandara. Pusat komando memantau setiap unit EHang 184 yang mengudara selama 24/7. Perusahaan berencana mengintegrasikan dengan operasional kontrol lalu lintas udara yang telah ada.
Pusat komando itu misalnya dapat menjamin bahwa EHang 184 tidak lepas landas saat kondisi cuaca ekstrem. Jika terjadi kesalahan, satu pilot dapat mengambil alih drone itu dari jarak jauh. Perusahaan itu telah mendapat izin untuk tes EHang 184 di Nevada. (Syarifudin)
(nfl)